Khotbah Jumat: Berbeda itu Indah sebagai Rahmat
Ilustrasi: fos.cmb.ac.lk
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Sholihul Huda, M.Fil.I
Wakil Ketua Majelis Tabligh Muhammadiyah Jawa Timur

الْحَمْدُ للهِ الْعَزِيزِ الْغَفَّارِ، الَّذِى نَصَبَ فِى كُلِّ جِيلٍ طَائِفَةً لِيَتَفَقَّهُوا فِى الدِّينِ وَيَسْتَقْرِئُوا سَالِفَ الآثَارِ، وَهَيَّأَهُمْ لإِدْرَاكِ الصَّحِيحِ وَالضَّعِيفِ مِنَ السُّنَنِ وَالأَخْبَارِ، أُولَئِكَ الَّذِينَ تَنْجَلِى بِهِمُ الظُّلَمُ، وَتَنْكَشِفُ بِهِمُ الْغُمَمُ، وَيُهْتَدَى بِهِمْ عَلَى كَرِّ الدُّهُورِ وَالأَعْصَارِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، شَهَادَةً دَلائِلُهَا مُشْرِقَةُ الأَنْوَارِ، وَنَتِيجَةُ اعْتِقَادِهَا مُبَايَنَةُ أَهْلِ الْعِنَادِ مِنَ الْمُشْرِكِينَ وَالْكُفَّارِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الْمُجْتَبَى وَنَبِيُّهُ الْمُخْتَارِ. وَبَعْدُ، فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللَّهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Di era sekarang ini masih banyak dijumpai perilaku yang menyinggung perbedaan masalah SARA, kesukuan, ras, golongan bahkan perbedaan pemahaman agama.

Tidak sedikit yang dengan sengaja merekam perilakunya tersebut kemudian mengunggahnya ke dunia maya atau media sosial dan yang pasti akan menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

Seperti yang terjadi belakangan ini, ramai di media sosial sehingga membuat gaduh masyarakat Indonesia adalah maraknya gejala Muhammadiyahphobia.

Muhammadiyahphobia merupakan gejala sosial yang terjadi masyarakat terkait pandangan dan respons/sikap yang negatif, kerdil, sempit, penuh kebencian terhadap pola pergerakan dakwah Muhammadiyah di tengah masyarakat yang majemuk.

Gejala Muhammadiyahphobia semakin massif akhir-akhir ini dipicu karena perbedaan penetapan 1 Syawal terkait hari raya Idul Fitri 1444 H/2023 M antara Muhammadiyah dengan Pemerintah (Kementerian Agama), Muhammadiyah 1 Syawal jatuh pada 21/4/2023, sementara Pemerintah pada 22/4/2023.

Perbedaan tersebut dikarenakan perbedaan metodologi keilmuan dalam memahami kata “menyaksikan” (syahida) dalam Q.S: Al Baqarah: 185.

فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

“Karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan tersebut.”

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Gejala Muhammadiyahfhobia berdampak sangat berbahaya bagi kehidupan masyarakat yang majemuk seperti konteks Indonesia. Seperti 1) Menimbulkan perpecahan bangsa yang terjadi karena konflik sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

2) Memandang masyarakat dan kebudyaan sendiri lebih baik, sehingga menimbulkan sikap merendahkan kebudayaan lain.

Sikap ini mendorong konflik antar kelompok 3) Terjadinya konflik ras, antar suku, atau agama. 4) Terjadinya kemunduran suatu bangsa dan negara, karena pemerintah sulit membangun kebijakan.

5) Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan, karena adanya perasaan termarginalkan diantara kelompok masyarakat.

Kemajemukan masyarakat Indonesia tercermin dari beragam Bahasa, Suku, Agama, Ras dan Golongan (SARA) yang menyebar dari Sabang sampai Merauke.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini