Muhammadiyah Tak Ingin Beri Cek Kosong Bagi Capres-Cawapres di Pemilu 2024
Abdul Mu'ti. foto: ist
UM Surabaya

Komitmen merawat politik kebangsaan dan mencerdaskan kehidupan bangsa ditunjukkan Muhammadiyah lewat Uji Publik bagi tiga pasangan Capres-Cawapres Pemilu 2024 yang digelar sejak hari Rabu (22/11/2023) hingga Jumat (24/11/2023).

Tiga pasangan Capres-Cawapres yang telah diuji oleh Muhammadiyah adalah paslon nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo- Mahfud MD.

Menurut Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Abdul Mu’ti, uji publik bagi tiga pasangan capres-cawapres tersebut telah menjadi strategi Muhammadiyah untuk menampilkan posisi Persyarikatan yang netral-aktif dalam geliat Pemilu 2024.

“Karena itu kami gelar dialog publik sebagai bagian dari komunikasi politik. Kita memahami aspirasi, visi, misi capres-cawapres, sekaligus menitipkan gagasan Muhammadiyah untuk Indonesia yang berkemajuan,” ungkapnya dalam Tabligh Akbar Milad Muhammadiyah ke-111 dan Pengukuhan PCM-PCA Benjeng dan PRM-PRA se-Cabang Benjeng, Dermo, Ahad (26/11/2023).

Mu’ti lalu menjelaskan makna netral-aktif yang dipegang Muhammadiyah. Netral artinya tidak terlibat untuk mendukung salah satu calon, tapi Muhammadiyah tetap aktif membangun komunikasi yang sebaik-baiknya dengan setiap capres-cawapres.

Kata dia, uhammadiyah “Kita tidak ingin memberikan cek kosong bagi capres-cawapres, tapi kita juga tidak ingin memberikan cek bodong. Muhammadiyah ingin memberikan masukan, gagasan sebagai bagian dari partisipasi politik (kebangsaan).

“Sehingga para calon yang hadir kita beri empat buku, Negara Pancasila Darul Ahdi wa Syahadah, Indonesia Berkemajuan dari rumusan Sidang Tanwir Samarinda, Isu-Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan Universal; lalu Tanfidz Keputusan Muktamar ke-48 di Surakarta,” jelasnya.

“Jadi dialog itu bukan untuk kepentingan yang gagah-gagahan saja, apalagi untuk mendapatkan (jatah) menteri. Itu tsamanan qalila (hal sepele)-lah menurut saya, tapi yang penting adalah bagaimana Muhammadiyah ikut menentukan arah perjalanan bangsa, menitipkan gagasannya melalui capres dan cawapres,” tegas Mu’ti. (afn/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini