“Al-Quran dan sajadah jadi teman setiaku.” Itulah kalimat yang hingga kini dipegang oleh Angelina Sondakh, seorang mualaf yang pernah menjadi aktris dan politisi. Ia pernah dipenjara karena kasus hukum yang membelitnya. Justru di penjara kisah perjalanan spritualnya dimulai.
Di kesunyian penjara, justru ia menemukan kedamaian, keteguhan iman, mendekatkan diri pada Allah SWT melalui zikir, doa, salat, dan menghafalkan Al Quran. Ujian berat setelah ditinggal wafat suaminya, Adjie Massaid, dan menjalani masa tahanan saat anak semata wayangnya masih kecil.
Anggie, sapaan Angelina Sondakh, menjadi mualaf pada tahun 2008, sebelum menikah dengan almarhum suaminya, Adjie Massaid. Namun perjalanan hidupnya penuh rintangan hingga terpuruk. Di tengah keterpurukan tersebut, Anggie menemukan bimbingan dan kekuatan lewat Al-Quran, yang membantunya melalui masa-masa sulit.
Alumnus Putri Indonesia itu sempat merasa kesepian di penjara. Teman-teman yang dulu selalu bersamanya, satu persatu mulai meninggalkannya. Karena itu, ia merasa teman terbaiknya hanyalah Al Quran dan sajadah. Karena itulah yang selalu menemani di saat dirinya bersedih sekalipun.
Memang Allah Maha Baik. Di tengah kesunyian batin inilah, Allah mempertemukan Anggie dengan teman sesama tahanan. Namanya Widya, tetapi ia memanggilnya Umi. Sosok Umi inilah dengan sabar dan telaten mengajarkan Anggie membaca dan memahami Al-Quran. Dari situ Anggie merasa justru di penjara, Allah mengosongkan hatinya dari segala kebanggaan duniawi.
Anggie mengakui bahwa pada awalnya niatnya belajar Al-Quran hanyalah untuk membunuh waktu. Namun lambat laun ia menyadari bahwa imanlah yang membawa pertolongan dan keselamatan. Seperti saat pertama kali melafalkan dan memahami surat Al-Fatihah, ia harus mengulang-ulang. Tapi berkat kesabaran Umi, akhirnya ia mampu melafalkan Al-Fatihah dengan lancar beserta terjemahannya.
Kini, setelah melewati perjalanan panjang dan penuh liku, Anggie merasa bahwa Allah sangat menyayanginya. Janji Allah telah terbukti sangat sayang pada umatnya. Anggie selalu berdoa agar dijauhkan dari sifat sombong dan selalu diberikan kekuatan untuk istiqomah. Ia menyadari bahwa penjara adalah rencana terbaik dari Allah. “Ujian adalah cara Allah membersihkan dan mempersiapkan kita untuk sesuatu yang lebih baik. Tetaplah istiqomah dan dekatkan diri dengan Al-Quran,” pesan Anggie.
Hafal 15 Juz
Setelah menjalani hukuman di penjara selama 10 tahun, Anggie kini hafal 15 juz al-Quran. Ia kembali mengenang, bahwa ia bisa menghafal Al Quran tidak lepas dari peran Umi. Setiap usai salat lima waktu, Umi meminta Anggie untuk melantunkan ayat demi ayat Al Quran tanpa membaca. Itulah yang dilakukan setiap hari.
Angie mengaku Al-Quran menolong dirinya dalam melewati masa-masa sulit selama di penjara. Ia langsung mengambil Al-Quran untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk di hati dan pikirannya.
“Kalau aku sedih, aku buka Al-Quran, di situ aku dapat jawaban, mungkin rencana Allah bukan rencana kamu, Allah lebih tahu yang terbaik, jadi kadang aku ada pertanyaan-pertanyaan terus aku cari jawabannya di Al-Quran,” kata Anggie.
Dalam hati, Anggie merasa belum percaya bahwa dirinya mampu menghafal Al Quran justru saat di penjara. Allah memang sudah membuat jalan bagi Anggie menuju penjara, justru untuk meningkatkan iman dan islamnya.
Kini, setelah bebas dari tahanan, Anggie lebih banyak menghabiskan waktunya di dunia dakwah. Ia juga sering tampil dalam acara-acara untuk memberikan kisah inspiratifnya. Transformasi Anggie dari dunia politik ke dunia dakwah menjadi kisah perjalanan hidup yang menarik. Dari sorotan media yang dulu penuh kontroversi, kini ia beralih menjadi sosok yang membawa pesan inspirasi. (*)
