Zifa, Aktivis IMM Pertama yang Menjabat sebagai Presiden BEM UNAIR

Zifa, Aktivis IMM Pertama yang Menjabat sebagai Presiden BEM UNAIR

Anggun Zifa Anindia, perempuan pertama yang terpilih sebagai Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya.

Mantan Ketua BEM Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unair sekaligus menjadi Aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) perempuan (IMMawati) pertama yang terpilih sebagai Ketua BEM setelah memenangkan Pemilihan Raya (Pemira) UNAIR Surabaya yang baru saja digelar.

Nama Zifa, langsung menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial dan grup WhatsApp setelah terpilih sebagai Presiden BEM. Keaktifannya dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan serta sikapnya yang kritis terhadap isu-isu sosial menjadikannya sosok yang diperhitungkan dalam dinamika organisasi mahasiswa di UNAIR.

Bakat kepemimpinannya itu telah ia buktikan saat mengusung visi menjadikan BEM FST sebagai pusat gerakan berbasis solidaritas, inklusivitas, adaptasi, dan proaktivitas.

“Kami ingin menciptakan lingkungan mahasiswa FST UNAIR yang menjunjung tinggi solidaritas, kritis, dan strategis dalam menyikapi isu-isu regional maupun nasional,”  ujar Zifa seperti dikutip dari laman resmi UNAIR.

Mahasiswa asal Selokuro, Lamongan, Jawa Timur, sebelumnya telah mendeklarasikan lima misi utama dalam kepemimpinan ssebelumnya. Yakni Pro-active Movements, Efficient Service, Potential Empowerment, Smart Organizing, dan Inclusive Collaboration.

Salah satu program unggulan yang sukses direalisasikan saat di BEM Fakultas adalah My Fast, sebuah platform digital inovatif yang menjadi pusat informasi bagi mahasiswa FST UNAIR.

Tak hanya di lingkungan UNAIR, terpilihnya Zifa juga mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk alumni dan tokoh masyarakat. Ketua Forum Keluarga Alumni (FOKAL) IMM Jawa Timur, Choirul Anam, menyampaikan kebanggaannya.

“Alhamdulillah, salut & bangga! Kader IMM semakin hebat,” ujarnya, Senin (17/03/2025)

Senada, Ketua DPD IMM Jawa Timur, Devi Kurniawan turut memberikan komentar singkat namun penuh makna, “Semua akan merah pada waktunya,” tegasnya.

Salah satu tokoh politik di Jawa Timur, Shobihin Amin, juga turut memberikan kesaksian terkait latar belakang keluarga Zifa yang memang keluarga aktifis Muhammadiyah yang penuh dedikasi dan perjuangan.

“Betul, dia memang layak. Bapaknya mantan Ketua Umum IPM Kelompok Ranting Solokuro yang sekarang menjadi TKI. Ibunya bekerja serabutan sambil jualan online di kampung,” ujarnya dalam salah satu grup alumni IMM Jawa Timur.

Dengan semangat perjuangan dan visi yang jelas, Zifa diharapkan mampu membawa perubahan positif bagi mahasiswa UNAIR serta menjadi inspirasi bagi aktivis perempuan di dunia pergerakan mahasiswa. (m. roissudin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *