Kehidupan sopir truk sering diidentikkan dengan kehidupan keras. Perjalanan jauh melewati berbagai medan aspal setiap hari dijalani dengan penuh ketabahan demi mendapatkan penghasilan yang layak. Sopir truk sering mengungkapkan rasa hatinya lewat gambar dan tulisan di belakang bak truk yang mereka kemudikan.
Meski demikian, ungkapkan hati di bak truk tidak selalu kasar, tetapi juga banyak juga yang menuliskan kata-kata bijak. Apapun tulisannya, tidak hanya membuat kita sering tergelitik, tetapi juga bisa membuat kita tersenyum, tertawa, gemes, atau memberikan komentar sendiri dalam hati.
Juga ada beberapa tulisan di belakang bak truk terkesan melankolis, seperti halnya kata-kata mutiara dari sang pujangga. Sering kita jumpai truk berbadan besar dan lebar yang memajang tulisan-tulisan sarat nasihat tentang kehidupan yang menggelitik sekaligus bermakna mendalam.
Ustaz Abdul Somat (UAS) menyebut dakwah lewat bak truk adalah media dakwah alternatif yang efektif menggunakan lukisan, tipografi, dan slogan kreatif di truk untuk menyampaikan pesan agama secara visual, tidak menggurui, menghibur, mudah diingat, serta menjangkau banyak orang dan wilayah luas.
Pesan-pesan ini bisa berupa ajakan berdoa, nasihat keselamatan, atau pengingat akan Tuhan. Mengubah truk dari sekadar kendaraan menjadi pembawa kebaikan dan pesan moral di jalanan, memanfaatkan prinsip “visual can speak louder” yang mengena di hati. Pesan-pesan dakwah yang ada di bak truk adalah rangkaian kata-kata yang membuat kita tersenyum. Ada juga tulisan yang sangat serius. Juga ada tulisan yang mengutip quote para ulama. Yang jelas, tulisan di bak truk sangat menghibur.
Beberapa pesan yang tertulis di bak truk di antaranya:
- Sambil nyetir kita dzikir.
- Hanya wanita yang tabah, mau jadi istri supir.
- 2 anak cukup, 2 istri bangkrut.
- Gunakan mulutmu untuk berdoa, bukan hanya bicara saja.
- Di dalam kesulitan, ada kemudahan.
- Sholat ya cantik, modal glowing doang gak bisa baperin Malaikat Ridwan
Dengan demikian, tulisan di bak truk benar-benar bisa menjadi alternatif dakwah yang singkat dan jelas. Setidaknya dengan dakwah singkat ini, mampu membuat pengemudi di belakang truk bisa merenung sejenak atas pesan-pesan tersebut. Hal ini lebih baik, daripada menulis di belakang bak truk dengan kalimat, ”Kutunggu Jandamu” atau “Cinta Ditolak, Dukun Bertindak.” (*)
