Belajar Menjalani Hidup dari Pesan Rasulullah kepada Abu Dzar Al-Ghifari

Belajar Menjalani Hidup dari Pesan Rasulullah kepada Abu Dzar Al-Ghifari

*)Oleh: Bahrus Surur-Iyunk
Penulis buku Cendekiawan Melintas Batas: 70 Tahun Perjalanan Syafiq A. Mughni (Penerbit SM, 2024)

Rasulullah SAW memberikan nasihat yang mendalam kepada salah satu sahabatnya, Abu Dzar Al-Ghifari, dengan empat pesan yang penuh hikmah. Pesan-pesan ini tentu saja bisa menjadi pedoman bagi setiap Muslim dalam menjalani kehidupan dunia yang penuh ujian.

Pesan pertama, “Jagalah perahumu karena laut itu sangat dalam.” Pesan ini menggambarkan kehidupan dunia sebagai lautan yang luas dan dalam. Perahu melambangkan keimanan dan amal shaleh yang harus dijaga agar tetap kuat menghadapi gelombang ujian. Jika seseorang tidak merawat perahunya, ia bisa tenggelam dalam fitnah dunia, nafsu, dan godaan yang menyesatkan.

Dalam kehidupan, iman dan amal semestinya memang selalu diperkuat. Layaknya seorang pelaut yang selalu memastikan perahunya kokoh sebelum berlayar, seorang Muslim juga harus selalu menjaga hubungan dengan Allah dengan meningkatkan ketakwaan dan memperbanyak amal kebaikan.

Pesan kedua, “Ringankanlah bebanmu karena perjalanan sangat jauh.” Hidup ini adalah perjalanan menuju akhirat. Makasih, bekal yang paling berharga adalah amal shaleh. Rasulullah ﷺ mengingatkan agar kita tidak terbebani oleh cinta dunia yang berlebihan. Harta, kedudukan, dan ambisi duniawi yang tidak terkendali bisa menjadi beban yang menghambat perjalanan kita menuju Allah.

Ringankan beban dengan hidup sederhana, tidak terlalu terikat pada dunia, dan lebih fokus pada akhirat. Rasulullah ﷺ sendiri hidup dengan penuh kesederhanaan, meskipun beliau memiliki kesempatan untuk hidup mewah.

Pesan Ketiga, “Perbanyaklah bekal karena perjalanan sangat panjang.” Seorang musafir pasti menyiapkan bekal agar tidak kelaparan atau kehabisan tenaga di perjalanan. Begitu pula dalam perjalanan menuju akhirat, kita harus membawa bekal berupa iman, amal shaleh, dan akhlak yang baik.

Bekal yang paling utama adalah ketakwaan. Allah berfirman dalam Al-Qur’an, “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa…” (QS. Al-Baqarah: 197)

Kita tidak tahu kapan ajal menjemput, maka jangan menunda-nunda kebaikan. Setiap hari adalah kesempatan untuk menambah bekal menuju kehidupan abadi.

Pesan keempat, “Ikhlaskan amalmu karena yang menilai hanyalah Dzat Yang Maha Melihat.” Keikhlasan adalah inti dari ibadah. Banyak amal bisa terlihat besar di mata manusia, tetapi jika tidak dilandasi keikhlasan, amal itu akan sia-sia di sisi Allah. Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa hanya Allah yang menilai, bukan manusia.

Dalam kehidupan, sering kali kita tergoda untuk mencari pujian atau pengakuan dari orang lain. Namun, pesan ini mengingatkan kita bahwa semua yang kita lakukan harus karena Allah semata. Amal yang kecil tapi ikhlas lebih berharga daripada amal besar yang disertai riya (pamer).

Hingga hari ini, pesan Rasulullah kepada Abu Dzar Al-Ghifari masihlah sangat relevan. Jagalah iman seperti menjaga perahu di lautan, hiduplah sederhana agar tidak terbebani oleh dunia, kumpulkan bekal amal saleh sebanyak mungkin, dan lakukan semuanya dengan ikhlas. Jika kita mengamalkan pesan ini, insyaAllah perjalanan kita menuju akhirat akan penuh berkah dan keselamatan.

Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dan mengamalkan pesan mulia ini dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin ya Rabbal ‘alamin. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *