*)Oleh: Andi Hariyadi
Ketua Majelis Pustaka Informatika dan Digitalisasi PDM Surabaya
Peringatan Milad ke-93 Pemuda Muhammadiyah pada 2 Mei 2025 menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen kebangsaan. Sejarah telah mencatat bahwa kader-kader Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah telah melahirkan tokoh-tokoh pahlawan bangsa, dan semangat kepeloporan itu terus hidup dalam jiwa Pemuda Muhammadiyah.
Sejak didirikannya Muhammadiyah oleh KH. Ahmad Dahlan pada 1912, kader muda telah menjadi pilar penting gerakan dakwah ini. Sekitar tahun 1918, KH. Ahmad Dahlan mulai membina pemuda melalui organisasi Siswo Proyo Priyo, yang kelak berkembang menjadi Kepanduan Padvinder Muhammadiyah. Pada 1924, lahirlah Hizbul Wathan (HW), yang berarti cinta tanah air. Salah satu alumnusnya yang paling menonjol adalah Panglima Besar Jenderal Sudirman, simbol perjuangan dan dedikasi untuk bangsa.
Pemuda Muhammadiyah resmi menjadi Organisasi Otonom Muhammadiyah pada Kongres ke-21 di Makassar, 26 Dzulhijjah 1350 H (2 Mei 1932). Latar belakang kelahirannya adalah kebutuhan akan proses kaderisasi yang berkelanjutan. Lambang kuncup bunga melati yang harum menjadi simbol semangat fastabiqul khairat—berlomba dalam kebaikan.
Pada milad ke-93 ini, tema “Pemuda Negarawan: Totalitas untuk Indonesia Raya“ diusung. Tema ini tidak hanya relevan secara historis, tetapi juga menjadi panggilan moral agar Pemuda Muhammadiyah tampil sebagai sosok negarawan sejati—bertindak penuh tanggung jawab demi kemajuan bangsa. Sebagaimana Jenderal Sudirman yang tetap memimpin perang gerilya meski dalam kondisi sakit parah, semangat totalitas tersebut menjadi teladan nyata perjuangan tanpa pamrih.
Sebagaimana pernyataan yang disampaikan Ma’ruf Amin Wakil Presiden Republik Indonesia-13, bahwa saat ini kondisi bangsa Indonesia tidak baik baik saja. Statemen ini singkat tetapi membuka wawasan dan kesadaran kita bahwa ada banyak persoalan lokal, nasional hingga global yang perlu disikapi secara bijak dan cerdas untuk tetap menjaga kedaulatan bangsa dan mensejahterakan rakyat Indonesia.
Pemuda Muhammadiyah sebagai Pemuda Negarawan yang sudah tertanam kuat motto perjuangan untuk berfastabuqul khoirot, tentunya terdepan untuk hadir memberi solusi atas kondisi negeri saat ini. Pemuda Negarawan mampu menyelesaikan masalah. Bukan menjadi bagian dari masalah sehingga menambah beratnya masalah yang ada.
Kondisi tidak baik baik saja ini menyangkut berbagai aspek yang komplek. Mulai persoalan mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial, seperti bagaimana penerapan keadilan, siapa yang disejahterakan dan siapa yang ditelantarkan. Bagaimana kinerja dan tata kelola yang diamanatkan, apakah terjerat dalam pusaran korupsi yang berkelanjutan atau mampu menunjukkan prestasi menuju Indonesia Raya maju.
Sang negarawan, pertama memiliki integritas yang tinggi dan unggul, memiliki rekam jejak profesional yang dapat dipertanggungjawabkan. Pemuda Muhammadiyah sebagai pemuda negarawan kader Persyarikatan tidak akan diam diri atau berhenti menyuarakan kebenaran sebagai bentuk amar ma’ruf nahi munkar.
Kedua, sang negarawan bertindak secara benar, bukan dikotori kepentingan yang menyimpang. Sudah ada aturan tetapi gelap pandangan sehingga keputusan kebijakan menabrak aturan, atau sengaja membuat aturan sesuai pesanan yang jauh dari rasa keadilan dan kemanusiaan.
Maraknya kejahatan korupsi yang terus menggurita membuat rakyat dan bangsa ini terus menderita. Indonesia yang sedang tidak baik baik saja, bisa jadi karena runtuhnya teladan para elite pimpinan, yang sibuk memperkaya diri bersama koleganya dengan memanipulasi untuk suksesnya korupsi tanpa ada peduli terhadap penderitaan rakyat selama ini. Korupsi adalah musuh kita bersama, maka Pemuda Muhammadiyah sebagai Pemuda Negarawan terus terdepan membongkar aksi aksi kejahatan kemanusiaan dan kebangsaan berupa korupsi.
Sang negarawan, bertindak konstruktif penuh harmoni menjaga persaudaraan dan persatuan. Keragaman Indonesia mampu didesain menjadi kekuatan, bukan dijadikan alat pemecah persatuan. Totalitas untuk maju butuh kebersamaan dan jauhi permusuhan. Sadar akan keragaman membuat Indonesia Raya semakin jaya dan rakyat sejahtera karena pemimpinnya amanah.
Indonesia akan maju jika pemimpinnya amanah, rakyatnya sejahtera, dan pemudanya siap menjadi teladan. Oleh karena itu, Pemuda Muhammadiyah dituntut untuk terus melahirkan generasi unggul, visioner, dan siap menyongsong Indonesia Emas 2045.
Selamat Milad ke-93 Pemuda Muhammadiyah. Teruslah berfastabiqul khairat, berlomba-lomba dalam kebaikan, demi negeri yang lebih adil, makmur, dan berkeadaban. (*)
