Bermegah-megahan, Kelak Kalian akan Mengetahui Akibatnya

www.majelistabligh.id -

*)Oleh: Muhammad Nashihudin MSI
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Timur

Bermegah-megahan! Istilah ini merujuk pada perilaku atau sikap seseorang yang terlalu memikirkan kehormatan, kekuasaan atau kekayaan, dan seringkali disertai dengan kesombongan dan keangkuhan.

Dampak Bermegah-megahan
1. Kerusakan Hubungan: Bermegah-megahan dapat merusak hubungan dengan orang lain, karena orang lain mungkin merasa tidak dihargai atau dihormati.
2. Kesombongan: Bermegah-megahan dapat membuat seseorang menjadi sombong dan tidak peduli dengan kebutuhan orang lain.
3. Kehilangan Fokus: Bermegah-megahan dapat membuat seseorang kehilangan fokus pada hal-hal yang lebih penting, seperti kebahagiaan dan kesejahteraan diri sendiri dan orang lain.

Bahaya Bermegah-megahan
1. Menjauhkan dari Allah SWT: Bermegah-megahan dapat menjauhkan seseorang dari Allah SWT, karena kesombongan dan keangkuhan dapat membuat seseorang tidak sadar akan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.
2. Menghancurkan Akhlak: Bermegah-megahan dapat menghancurkan akhlak seseorang, karena kesombongan dan keangkuhan dapat membuat seseorang tidak peduli dengan nilai-nilai moral dan etika.
3. Mengakibatkan Kegagalan: Bermegah-megahan dapat mengakibatkan kegagalan, karena kesombongan dan keangkuhan dapat membuat seseorang tidak mau belajar dari kesalahan dan tidak mau menerima saran dari orang lain.

Cara Menghindari Bermegah-megahan
1. Membangun Kesadaran Diri: Membangun kesadaran diri tentang kebesaran dan kekuasaan Allah SWT dapat membantu seseorang menghindari bermegah-megahan.
2. Mengembangkan Akhlak yang Baik: Mengembangkan akhlak yang baik, seperti rendah hati dan peduli dengan orang lain, dapat membantu seseorang menghindari bermegah-megahan.
3. Menerima Saran dan Kritik: Menerima saran dan kritik dari orang lain dapat membantu seseorang menghindari bermegah-megahan dan meningkatkan kesadaran diri.

Pelajaran yang Dapat Diambil
1. Pentingnya Rendah Hati: Bermegah-megahan menekankan pentingnya rendah hati dan kesadaran diri tentang kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.
2. Bahaya Kesombongan: Bermegah-megahan juga menekankan bahaya kesombongan dan keangkuhan, yang dapat merusak hubungan dengan orang lain dan menjauhkan seseorang dari Allah SWT.

Dengan memahami konsep bermegah-megahan, kita dapat meningkatkan kesadaran kita tentang pentingnya rendah hati dan kesadaran diri, serta bahaya kesombongan dan keangkuhan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَاِ ذَاۤ اَرَدْنَاۤ اَنْ نُّهْلِكَ قَرْيَةً اَمَرْنَا مُتْرَفِيْهَا فَفَسَقُوْا فِيْهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنٰهَا تَدْمِيْرًا

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah), tetapi bila mereka melakukan kedurhakaan di dalam (negeri) itu, maka sepantasnya berlakulah terhadapnya perkataan (hukuman Kami), kemudian Kami binasakan sama sekali (negeri itu).”
(QS. Al-Isra’ 17: Ayat 16)

Rasulullah bersabda:’ Menjelaskan penyakit yang berbahaya yaitu Al Wahn. Yang artinya terlalu cinta dunia dan takut akan kematian”.
Mentadabburi ayat ayat dan alhadis berikut ini, agar dapat terhindar dari bahaya penyakit tersebut.

1. Isi dunia yang jadi rebutan manusia

زُيِّنَ لِلنَّا سِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَآءِ وَا لْبَـنِيْنَ وَا لْقَنَا طِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَا لْفِضَّةِ وَا لْخَـيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَا لْاَ نْعَا مِ وَا لْحَـرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَا عُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚ وَا للّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰ بِ

“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 14).

2. Ketahuilah manusia sering berburu dunia

اِعْلَمُوْۤا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَا خُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَا ثُرٌ فِى الْاَ مْوَا لِ وَا لْاَ وْلَا دِ ۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّا رَ نَبَا تُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰٮهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطٰمًا ۗ وَفِى الْاٰ خِرَةِ عَذَا بٌ شَدِيْدٌ ۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَا نٌ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا مَتَا عُ الْغُرُوْرِ

“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.”
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 20)

3. Bekal yang terbaik untuk hidup di akhirat

اَلْمَا لُ وَ الْبَـنُوْنَ زِيْنَةُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚ وَا لْبٰقِيٰتُ الصّٰلِحٰتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَا بًا وَّخَيْرٌ اَمَلًا

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”
(QS. Al-Kahf 18: Ayat 46)

4. Rasululloh – shollallohu ‘alaihi wa sallam – pernah berpesan kepada Abu Umamah RA,
seorang Sahabat Nabi dari golongan Anshor (Madinah), yang didapati beliau, terlihat sedih, hanya berdiam diri di masjid. Rupanya Abu Umamah RA, sedang gundah-gulana dan terlilit hutang.
Maka Rosululloh – shollallohu ‘alaihi wa sallam – pun bersabda:
Apabila kamu berada di pagi dan di sore hari ucapkanlah (doa):

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

ALLOHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL HAMMI WAL HAZANI.
WA A’UDZU BIKA MINAL ‘AJZI WAL KASALI.
WA A’UDZU BIKA MINAL JUBNI WAL BUKHLI
WA A’UDZU BIKA MIN GHOLABATID DAINI WA QOHRIR RIJAL

Artinya:
Wahai Allaah,
aku berlindung kepada-Mu dari kegundahan dan kesedihan.
Dan aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan.
Dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut dan bakhil.
Dan aku berlindung kepada-Mu dari terlilit utang dan pemaksaan (kedhzholiman-aniaya) dari orang lain.

Setelah mengamalkan doa yang diajarkan Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam di atas, maka Abu Umamah pun berkata, “Aku pun melaksanakannya dan ternyata Allaah ‘Azza Wa Jalla menghilangkan kegundahanku dan melunasi utang-utangku.”
(HR. Abu Dawud no. 1330)

 

Tinggalkan Balasan

Search