Busyro Muqoddas: Parameter Beragama Itu Ada di Dada dan Otak

Busyro Muqoddas: Parameter Beragama Itu Ada di Dada dan Otak

Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo menggelar kegiatan silaturahim dan halal bihalal di Auditorium SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, yang dihadiri ratusan peserta dari berbagai unsur pimpinan Muhammadiyah se-Sidoarjo.

Dalam kegiatan tersebut, Ketua PDM Sidoarjo, Prof. Dr. Dzoul Milal, M.A menyampaikan harapan agar kegiatan ini menjadi momentum mendapatkan pencerahan dari tokoh nasional Muhammadiyah, Dr. M. Busyro Muqoddas, M.Hum, yang hadir sebagai narasumber utama.

Dalam ceramahnya, Busyro Muqoddas, mantan Ketua Komisi Yudisial dan mantan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI, menekankan bahwa parameter keberagamaan seseorang tidak hanya tampak secara lahiriah, tetapi dapat dirasakan melalui hati (dada) dan dinalar melalui otak.

“Agama itu bisa dirasa dalam hati dan dinalar oleh akal,” ujar Busyro yang juga Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

Busyro Muqoddas: Parameter Beragama Itu Ada di Dada dan Otak
PDM Sidoarjo menggelar kegiatan silaturahim dan halal bihalal di Auditorium SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo.

Ia lalu mengisahkan cerita menarik yang pernah disampaikan KH. Azhar Basyir, M.A., Ketua PP Muhammadiyah periode 1990–1995, mengenai seorang pendeta yang sakit dan sulit tidur. Anehnya, sang pendeta mengaku bisa tidur nyenyak setelah membaca Ayat Kursi, meskipun tetap tidak memeluk Islam.

“Dari kisah ini, kita bisa memahami bahwa agama itu pastilah bisa menyentuh dan dirasakan hati, meskipun keimanan belum tentu tumbuh,” ungkap Busyro.

Lebih lanjut, Busyro mengutip Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 190–191 sebagai dasar bahwa keberagamaan juga harus melewati proses berpikir dan perenungan, sebagaimana ciri orang berakal sehat (ulul albab). Ia menegaskan bahwa manusia sebagai makhluk sempurna tidak seharusnya menyakiti sesama.

“Binatang seperti luwak saja bisa menghasilkan kopi bercita rasa tinggi, masa manusia justru saling mengorbankan? Ini harus menjadi bahan renungan bersama,” tegasnya.

Menariknya, dalam ceramah yang penuh makna ini, Busyro tampil lebih santai dan sering melontarkan candaan. Ia mengaku, perubahan gaya bicara ini merupakan hasil konsultasi dengan psikolog yang menyarankannya untuk lebih banyak tersenyum demi menjaga kesehatan fisiknya.

Kegiatan ini diikuti sekitar 200 peserta yang terdiri dari unsur PDM, PDA, PCM, PCA, serta pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) se-Sidoarjo. Acara berlangsung hangat dan penuh semangat kebersamaan. (afifun nidlom)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *