Dibalik Kurangnya Harapan, Ada Cukupnya Karunia

*) Oleh : Dr. Ajang Kusmana
www.majelistabligh.id -

Ketika engkau menginginkan lebih dan ternyata engkau mendapatkan yang sedikit, tetap bersyukurlah, karena engkau masih mendapatkannya.

Ketika engkau telah berusaha keras dan ternyata hasil yang kau dapatkan tidak sesuai seperti yang kau harapkan, tetap bersyukurlah, karena engkau masih mendapatkan hasil dari pada tidak sama sekali.

Ketika engkau berharap mendapatkan yang terbaik dan ternyata engkau mendapatkan yang biasa, tetap bersyukurlah, karena engkau tidak mendapatkan yang terburuk.

Setiap seorang mukmin (orang yang beriman) selalu menikmati setiap rezeki yang telah Allah berikan baik itu sedikit maupun besar. Hal itu semua baik baginya jika ia bersyukur.

Dan manakala ia ditimpa kesusahan, musibah, atau rasa sempit dalam hidupnya. Hal itu juga merupakan kebaikan baginya jika ia bersabar.

Untuk itu pada apa yang kita harapkan jangan bersedih jika mendapatkan kurang,
Dan jangan kecewa jika mendapatkan tak sesuai yang kita inginkan.

Sungguh masih banyak keadaan yang selalu dapat kita nikmati.
Karena kebahagiaan tidak hanya terfokus pada satu titik saja.

Sebab ketika Allah menutup satu pintu kebahagian, Maka Allah masih membukakan pintu-pintu kebahagian yang lain.

Maka tetaplah belajar untuk terus mensyukuri dan bersabar apapun yang kita peroleh,

Dengan demikian kita akan dapat menemukan banyak karunia Allah yang lain dalam hidup ini.

Sehingga kita tidak akan meremehkan nikmat yang Allah berikan.
Karena ada banyak hal yang tak pernah kita minta, Tapi Allah tak pernah alpa memberikannya kepada kita.

Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)

Imam Al-Munawi berkata dalam Faidhul Qadir, “Keadaan seorang mukmin semuanya itu baik. Hanya didapati hal ini pada seorang mukmin. Seperti itu tidak ditemukan pada orang kafir maupun munafik. Keajaibannya adalah ketika ia diberi kesenangan berupa sehat, keselamatan, harta dan kedudukan, maka ia bersyukur pada Allah atas karunia tersebut. Ia akan dicatat termasuk orang yang bersyukur. Ketika ia ditimpa musibah, ia bersabar. Ia akan dicatat termasuk orang yang bersabar.”

Oleh karenanya, selama seseorang itu dibebani syari’at, maka jalan kebaikan selalu terbuka untuknya.

Sehingga seorang hamba yang beriman itu berada di antara mendapatkan nikmat yang ia diperintahkan untuk mensyukurinya dan musibah yang ia diperintahkan untuk bersabar. (*)

Tinggalkan Balasan

Search