”God’s love does not need translation. It is revealed through forgiveness, repeated through sustenance, and proven through tests.”
“(Cinta Allah tidak memerlukan terjemahan. Ia diungkapkan melalui ampunan, diulang melalui rezeki, dan dibuktikan melalui ujian)”
Allah SWT mencintai kita dengan dua bahasa yang mendalam. Cinta-Nya tidak melulu tentang jalan yang mulus, terkadang cinta itu hadir dalam bentuk kemudahan, namun tak jarang pula Ia datang sebagai kemampuan (kekuatan) untuk menghadapi tantangan.
Ketika hidup terasa ringan, Allah sedang menganugerahkan kemudahan untuk membuat langkahmu nyaman. Namun, saat ujian berat datang beruntun, sejatinya Allah sedang memberikan kesempatan emas agar kamu mampu meng-upgrade diri menuju kehidupan yang jauh lebih bermakna dan berbobot.
Jangan fokus pada ringannya beban, tapi fokuslah pada seberapa kuat dan dewasanya dirimu setelah melewati ujian itu. Allah berfirman,
وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“.. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Qs. Al-Baqarah:216)
Ayat ini mengajarkan bahwa penilaian kita terhadap suatu peristiwa (kemudahan/kesulitan) sering kali terbatas. Apa yang kita anggap buruk (ujian) bisa jadi mengandung kebaikan luar biasa yang Allah siapkan untuk meningkatkan kualitas diri kita (kemampuan).
Dalam hadis, Dari Anas bin Malik, beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
“Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah No. 4031)
Hadis tersebut menjelaskan bahwa cobaan (ujian) yang diberikan Allah kepada seseorang adalah tanda bahwa Allah menghendaki kebaikan baginya. Ini adalah salah satu cara Allah untuk membersihkan dosa, meninggikan derajat, menguji keimanan, dan membentuk kepribadian yang lebih sabar, kuat, serta bijaksana.
Oleh karena itu, ketika menghadapi cobaan, seorang muslim hendaknya bersabar dan menjadikannya sebagai ladang pahala daripada mencela takdir Allah.
Semoga bermanfaat.
