Energi Ilahiyah dalam Lantunan Zikir

Energi Ilahiyah dalam Lantunan Zikir
*) Oleh : Ferry Is Mirza DM

Dalam kehidupan yang penuh dengan gelombang ujian dan badai cobaan, zikir adalah mercusuar yang menerangi jalan menuju ketenangan jiwa. Zikir bukan sekadar untaian kata yang terucap dari lisan, melainkan energi ilahiyah yang menggetarkan seluruh sel dalam tubuh kita.

Ya, sel-sel itu hidup! Mereka meresapi setiap getaran frekuensi zikir, mengalirkan ketenangan dan kekuatan yang tak terbatas. Setiap kali kita menyebut asma Allah, hati kita pun bergetar, merasakan kehadiran-Nya yang begitu dekat.

Zikir adalah napas hati, makanan ruhani yang menghidupkan jiwa yang mati, serta menguatkan iman yang lemah. Dengan zikir, kita tidak hanya mengingat Allah, tetapi juga mengikat diri kita pada-Nya, memperkokoh keyakinan, serta menumbuhkan keteguhan dalam menghadapi setiap ujian kehidupan. Sesungguhnya, Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya yang selalu mengingat-Nya.

Bayangkanlah, setiap kali lisan kita mengucap Subhanallah, Alhamdulillah, La ilaha illallah, dan Allahu Akbar, energi ilahiyah itu mengalir deras seperti sungai yang jernih, menyirami setiap sel dalam tubuh kita. Dzikir bukan hanya sekadar ucapan, tetapi juga getaran yang membawa kesejukan dalam hati dan ketentraman dalam jiwa.

Sel-sel dalam tubuh kita hidup dan berfungsi dengan izin Allah. Mereka merespons setiap getaran dzikir dengan penuh ketaatan.

Frekuensi zikir adalah frekuensi ilahiyah yang menggetarkan langit dan bumi, mengubah kegelapan menjadi cahaya, serta mengubah kelemahan menjadi kekuatan.

Zikir adalah obat bagi jiwa yang sakit, penenang bagi hati yang gelisah, dan penjaga bagi iman yang rapuh. Tak jarang, seseorang yang diliputi kecemasan dan kegelisahan menemukan ketenangan hanya dengan memperbanyak dzikir. Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an:

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”(QS. Ar-Ra’d: 28)

Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa ketenangan sejati tidak ditemukan dalam harta, jabatan, atau popularitas, tetapi dalam hati yang senantiasa mengingat Allah.

Betapa besar karunia Allah ketika kita dimampukan untuk istikamah dalam beribadah kepada-Nya. Istikamah adalah anugerah yang tak ternilai, sebuah kemuliaan yang hanya diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang terpilih.

Ketika kita mampu menjaga zikir, salat, dan amal ibadah lainnya dengan konsisten, itu adalah tanda bahwa Allah mencintai kita.

Istikamah adalah bukti ketulusan hati, kesungguhan iman, dan keikhlasan dalam mengabdi kepada Sang Pencipta. Tidak semua orang diberikan kekuatan untuk tetap berpegang teguh pada zikir dan ibadah, karena hal itu membutuhkan keikhlasan dan keteguhan hati yang besar.

Oleh karena itu, marilah kita selalu memohon kepada Allah agar diberikan keistiqamahan dalam mengingat-Nya.

Sebagaimana firman Allah:

“Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman).”(QS. Al-A’la: 14)

Ayat ini adalah seruan ilahiyah yang menggema di seluruh penjuru langit dan bumi. Barangsiapa yang menyucikan dirinya dengan dzikir, ibadah, dan ketaatan, maka dia adalah orang yang beruntung. Keberuntungan itu bukan sekadar di dunia, melainkan keberuntungan yang abadi di akhirat.

Berzikirlah dalam Setiap Keadaan

Maka, berzikirlah! Jadikan dzikir sebagai napas hidupmu, sebagai teman setia dalam setiap langkahmu. Dzikir adalah senjata ampuh dalam menghadapi segala ujian, pelindung dari segala keburukan, dan penuntun menuju ridha Allah. Dengan zikir, hati menjadi tenang, jiwa menjadi kuat, dan hidup menjadi bermakna.

Jangan biarkan hatimu kosong dari mengingat Allah. Ketika hatimu mulai terasa gelisah, lisanmu kering, dan jiwamu terasa gersang, kembalilah pada zikir. Sebab, zikir adalah kunci kebahagiaan dan ketenangan sejati.

Rasulullah saw bersabda:

“Perumpamaan orang yang berzikir kepada Tuhannya dengan yang tidak berdzikir adalah seperti orang hidup dan orang mati.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa zikir adalah kehidupan bagi hati. Tanpa zikir, hati akan mati, kering, dan kehilangan arah. Oleh karena itu, jangan biarkan hatimu mati. Hidupkanlah dengan dzikir kepada Allah!

Semoga kita semua termasuk hamba-hamba yang senantiasa mengingat Allah dalam setiap keadaan. Aamiin. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *