“Life is like a book. Front cover is the date of birth, back cover is the date of death. Each sheet is the day of our life.”
(Hidup ini seperti buku. Cover depan adalah tanggal lahir, cover belakang adalah tanggal kematian. Tiap lembar adalah hari-hari dalam hidup kita)
Dengan adanya kematian dari orang-orang di sekeliling kita seharusnya menyadarkan kita semua. Bahwa hidup kita sangat dekat dengan kematian.
Oleh karenanya, kita diperingatkan untuk banyak-banyak mengingat mati. Rasulullah saw bersabda:
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ
“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan.” (HR. An Nasai No. 1824)
Dalam hadis sahih yang dimaksud adalah kematian. Kematian disebut haadzim (pemutus) karena ia menjadi pemutus kelezatan dunia. Mautu qobla an ta’mutu: Mati sebelum mati adalah nasehat Rasulullah saw yang sarat dengan makna.
Maka, kematian pada hakikatnya adalah terbebasnya ruh dari jasad. Maka upayakanlah dalam kehidupan ini Ruh kita tidak terkungkung oleh Jasmani atau tidak terkungkung oleh Hawa Nafsu.
Upayakan ruh kita mengendalikan hawa nafsu, bukan hawa nafsu yang mengendalikan ruh kita. Tanpa yang hidup, jasad tidak ada artinya. tetapi jasad (benda mati) inilah yang dijaga dan di utamakan oleh kebanyakan orang.
Sedangkan kita semua mengetahui bila mati kelak, Jasad akan busuk dan dikubur. Hal ini menunjukkan bahwa mati adalah bila hidup yang menghidupkan jasad telah meninggalkan jasad.
Maka, sangatlah rugi orang yang selalu disibukkan dengan memperindah jasadnya dan membiarkan ruhnya kering dari petunjuk-Nya.
Semoga bermanfaat. (*)