Dalam suasana pagi yang sejuk dan dingin, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir bersama istri, Noordjannah, dan Dr. Jaenuddin (Rektor Institut Bisnis Muhammadiyah), melakukan kunjungan silaturahmi ke Pondok Pesantren Wadi Mubarak di Megamendung, Puncak Bogor, pada Rabu (19/22025).
Ponpes yang berada di tengah lingkungan bebukitan alami ini dipimpin Ustaz Dr. Didik Hariyanto yang dikenal memiliki semangat tinggi dalam mendidik generasi umat dan bangsa berlandaskan agama dan akhlak mulia.
Kunjungan ini diawali dengan menyaksikan kegiatan belajar santri PAUD dan SD/MI, termasuk sesi tahfidz Al-Qur’an. Selain itu, Haedar Nashir berkesempatan memberikan kuliah bakda zuhur bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin yang berada di bawah naungan Ponpes Ma’had Tahfidzul Qur’an.
Sementara itu, Noordjannah turut memberikan kuliah dan motivasi kepada para ustazah. Ia menyampaikan pentingnya peran perempuan Islam dalam dunia modern, tidak hanya dalam mengajar agama tetapi juga berkontribusi di ruang publik.
“Para perempuan Islam harus berkemajuan, sebagaimana misi kerisalahan Islam, sejalan dengan pemikiran Kyai Dahlan dan Nyai Walidah Dahlan dalam mencerdaskan dan mencerahkan kehidupan,” ujarnya.
Kedatangan rombongan mendapat sambutan hangat dari Ustaz Didik bersama Nyai serta para ustadz dan ustazah Ma’had Tahfidzul Qur’an Wadi Mubarak.
“Kami sungguh mendapat kehormatan atas kehadiran Ketua Umum bersama Ibu Noor,” ungkap Kyai Didik. Suasana penuh keikhlasan dan ukhuwah khas pondok pesantren begitu terasa dalam pertemuan ini.
Haedar menegaskan bahwa tradisi silaturahmi ke pondok pesantren, terutama menjelang Ramadan, menjadi bagian penting dalam perjalanan dakwahnya.
“Di pondok pesantren hidup semangat ‘thalabul ilm’ yang tak bertepi, sekaligus menanamkan spirit ‘tafaquh fi-din’ untuk memahami agama secara mendalam dan luas,” tuturnya.
Menurutnya, kunjungan seperti ini juga menjadi bagian dari pengisian spiritualitas yang luhur dan autentik.
“Agar aura pesantren tetap hidup di hati, menumbuhkan kesahajaan, ketulusan, kemandirian, serta persaudaraan yang alami,” pungkasnya. (*/wh)