Muhammadiyah Lampung berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 827.971.109. per 8 Desember 2025, Pukul 16.00 WIB. Dana tersebut didapat dari penggalangan donasi untuk korban bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Pencapaian ini menjadi modal penting Muhammadiyah dalam menjalankan respons kemanusiaan yang terstruktur dan berkelanjutan.
Penggalangan dana yang dilakukan Muhammadiyah Lampung ini, dilakukan oleh LAZISMU Lampung, berkolaborasi dengan Majelis, Lembaga, Organisasi Otonom Muhammadiyah dan 16 komunitas serta melibatkan 5 influencer lokal sejak 3 Desember 2025.
Prof. Syafrimen, Ketua Badan Pengurus LAZISMU Lampung mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat di seluruh Provinsi Lampung atas kepercayaannya kepada LAZISMU untuk dapat menyalurkan donasi yang terkumpul untuk bencana Sumatra.
“Alhamdulillah, per 8 Desember 2025, total donasi tunai yang dihimpun oleh LAZISMU Lampung mencapai Rp 827.971.109,- . Ini tidak terlepas dari semangat dan kepedulian kita pada penyintas banjir dan longsor di daerah terdampak. Donasi ini masih akan terus bergulir, ditahap pertama ini hingga 31 Desember 2025, dan tahap berikutnya akan di update berdasarkan koordinasi sesuai keputusan Muhammadiyah Wilayah Lampung dan PP Muhammadiyah,” ujarnya penuh rasa syukur.
Apriza Bagus Saputra, selaku Manager Area LAZISMU Lampung mengucapkan terimakasih kepada Majelis, Lembaga, dan Organisasi Otonom Muhammadiyah bersinergi untuk One Muhammadiyah One Response (OMOR).
Ucapan terimakasih juga kepada komunitas yang telah berpartisipasi seperti: Bumi Loka, Ruang Pangan, Lampung Geh Peduli, Halo Literasi, Gubuk Literasi, mangrove.in, CYSC Indonesia, Green Initiative, Seribu Pohon, Bank Sampah Golden, Wawai Waste, WES Payungi University, BTS Army Lampung, Kejar Mimpi by CIMB Niaga Lampung, dan PAC UML. Serta influencer yang terlibat diantaranya Azzahra Nur Ariyanti – Putri Hijabfluencer Lampung 2024, Gilang Febriansyah – Duta Genre Indonesia 2024, Helfiana Saputri – Regional Director Putri Hijabfluencer Lampung, Hanny Salsabila – Putri hijab intelegensia 2025, dan Tri Wahyudi – Google Student Ambassador 2025.
Respons Muhammadiyah kini telah menjangkau 5.927 jiwa di tiga provinsi terdampak dalam fase tanggap darurat, dengan fokus layanan dominan pada: 1. Distribusi bantuan logistik. 2. Layanan kesehatan. 3. Dapur umum dan makanan siap saji. 4. Dukungan psikososial. 5. Pembersihan fasilitas dan hunian terdampak.
Layanan Muhammadiyah tersebar paling luas di Sumatera Barat, diikuti Sumatera Utara, dan Aceh. Klaster logistik dan makanan siap saji menjadi yang terbesar, mencerminkan urgensi pemenuhan kebutuhan dasar di fase awal. Tercatat hingga 5 Desember 2025, layanan kemanusiaan telah menjangkau 4.927 jiwa penerima manfaat.
Untuk memperkuat respons, Muhammadiyah menerapkan skema dukungan relawan lintas wilayah yang dikoordinasikan secara terpadu melalui pos koordinasi dan pos pelayanan di titik pengungsian.
- Aceh Diperkuat oleh relawan dari Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Fokus respons di Aceh adalah distribusi logistik, evakuasi warga, dan operasional dapur umum.
- Sumatra Utara Didukung relawan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Layanan yang diberikan mencakup layanan kesehatan, distribusi logistik dan makanan siap saji, aksi pembersihan, serta pendampingan psikososial.
- Sumatera Barat Diperkuat oleh relawan regional Sumatra seperti Lampung, Sumatra Selatan, Riau, dan Bengkulu. Layanan difokuskan pada kesehatan, dapur umum, logistik, psikososial, dan pembersihan lumpur.
Muhammadiyah menegaskan bahwa penanganan bencana tidak hanya sebagai ‘sprint awal yang penuh adrenalin’, melainkan sebagai ‘marathon strategis’ yang menuntut konsistensi, koordinasi lintas aktor, serta disiplin fase dari respon hingga rekonstruksi. Oleh karena itu, diterapkan pendekatan sistematis, bertahap, dan lintas struktur untuk menghadapi krisis yang kompleks ini.
Pendekatan tiga fase ini dirancang untuk menjaga efektivitas dan memastikan penanganan berlanjut hingga masyarakat benar-benar pulih dan siap menghadapi bencana berikutnya.
Fase 1 Tanggap Darurat (27 November 2025 – 5 Januari 2026), fokus utama adalah penyelamatan jiwa, evakuasi, dan distribusi bantuan dasar yang mendesak seperti sembako, hygiene kit, hunian darurat, hingga motor trail untuk akses ke wilayah terisolasi. Mobilisasi relawan melibatkan tim medis, logistik, psikososial, dan manajemen posko dari berbagai wilayah.
Fase 2 Transisi Darurat ke Pemulihan (6 Januari – 31 Januari 2026), fokus dialihkan dari penyelamatan menuju stabilisasi kehidupan masyarakat. Aktivitas mencakup pendidikan darurat, layanan dukungan psikososial, pemulihan layanan kesehatan, serta pendataan kerusakan yang lebih akurat. Kolaborasi lintas unsur Muhammadiyah (MPKU, Dikdasmen, LAZISMU, MDMC Regional) menjadi kunci.
Fase 3 Rehabilitasi dan Rekonstruksi (Februari 2026 – Juli 2026), tahap terpanjang ini berfokus pada pendekatan jangka panjang, yakni membangun kembali fasilitas pendidikan, layanan kesehatan, dan hunian, serta memperkuat kapasitas masyarakat. Keterlibatan lembaga non-Muhammadiyah seperti BNPB, Kemendikdasmen, dan lembaga kemanusiaan internasional akan memperluas skala intervensi. (Tri Priyo Saputro – MPI PWM Lampung)
