Muhammadiyah, selain dikenal sebagai organisasi dakwah Islam, juga dikenal sebagai organisasi kemanusiaan terbesar di Indonesia, bahkan di dunia.
Peran kemanusiaan Muhammadiyah sudah tidak diragukan lagi. Muhammadiyah selalu hadir di setiap situasi bencana, membantu warga miskin, warga sakit, dan warga terlantar, tanpa memandang latar belakang suku, agama, ras, dan golongan. Semua dibantu tanpa pamrih, tanpa mengharapkan imbalan ekonomi maupun kekuasaan.
Untuk mengorganisir gerakan kemanusiaan tersebut, Muhammadiyah membentuk lembaga-lembaga strategis. Lembaga-lembaga tersebut antara lain: Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), rumah sakit, panti sosial, Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC), dan sebagainya.
Lembaga-lembaga tersebut memiliki peran strategis dan taktis dalam membantu penanganan bencana kemanusiaan, yang telah diakui di tingkat nasional maupun internasional.
Pola gerakan ini penulis sebut sebagai gerakan Humanitarian Muhammadiyah. Gerakan ini berlandaskan pada teologi Al-Ma’un. Makna humanitarian merujuk pada kepedulian terhadap kemanusiaan, khususnya dalam bentuk aksi nyata untuk membantu orang-orang yang menderita, terutama dalam situasi krisis, perang, atau bencana.
Ciri khas Humanitarian Muhammadiyah adalah fokus pada tindakan dan bantuan nyata dalam kegiatan kemanusiaan seperti bantuan sosial, kerja relawan, dan pengelolaan organisasi non-profit.
Muhammadiyah memiliki peran kuat dan konsisten dalam aksi-aksi kemanusiaan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Organisasi ini tidak hanya fokus pada dakwah dan pendidikan, tetapi juga sangat aktif dalam merespons berbagai krisis kemanusiaan.
Karakteristik Humanitarian Muhammadiyah:
Pertama, Humanitarianisme Berbasis Nilai Islam.
Muhammadiyah mengusung pendekatan kemanusiaan berbasis nilai-nilai Islam yang modern dan rasional. Prinsip “Islam yang Berkemajuan” mendorong Muhammadiyah untuk menolong semua manusia tanpa diskriminasi, tidak hanya sesama Muslim. Mereka mengamalkan nilai rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi semesta alam), menjadikan misi kemanusiaan sebagai bagian dari dakwah sosial.
Kedua, Lembaga Kemanusiaan: MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center).
MDMC adalah salah satu lembaga tanggap bencana paling aktif di Indonesia. Mereka bergerak cepat dalam merespons gempa, banjir, kebakaran, dan krisis pengungsi.
Keunggulan MDMC antara lain:
- Sistem manajemen bencana yang profesional
- Jaringan relawan yang kuat hingga pelosok
- Kolaborasi dengan lembaga nasional dan internasional (seperti Palang Merah, USAID, dan UN OCHA)
Ketiga, Pelayanan Sosial dan Kesehatan.
Muhammadiyah juga dikenal melalui ratusan rumah sakit dan klinik yang melayani semua golongan, tidak hanya umat Islam. Ini mencerminkan komitmen kemanusiaan yang inklusif dan terbuka.
Keempat, Misi Internasional.
Muhammadiyah juga aktif dalam bantuan internasional, seperti:
- Krisis Rohingya (pengiriman bantuan ke Bangladesh dan Myanmar)
- Bencana di Turki, Nepal, dan Filipina
- Dukungan terhadap pengungsi Palestina melalui kolaborasi dengan mitra global
Dari karakteristik di atas dapat disimpulkan bahwa Muhammadiyah menunjukkan bahwa organisasi keagamaan dapat menjadi kekuatan utama dalam kerja-kerja kemanusiaan dengan pendekatan yang profesional dan sistematis, berlandaskan nilai Islam yang inklusif. Tidak hanya reaktif, tetapi juga preventif dan edukatif.
Dengan kata lain, Muhammadiyah bukan sekadar berdakwah dengan kata-kata, tetapi juga melalui aksi nyata yang menyentuh kehidupan manusia secara luas. (*)
