“The wind did not blow to shake the trees, but rather tested the strength of the roots.”
(Angin tidak berhembus untuk menggoyangkan pepohonan, melainkan menguji kekuatan akarnya)”
Krisis yang terjadi di Indonesia beberapa tahun terakhir, bukan saja krisis kepemimpinan tapi juga krisis kepercayaan terhadap agama Islam oleh penganutnya sendiri.
Krisis terhadap kebenaran Islam sebagai agama universal dan paripurna tidak dapat dipungkiri telah melanda banyak orang yang mengaku dirinya beragama Islam.
Hal ini terbukti dengan gaya hidup mereka yang dilihat secara lahiriah masih ada kesamaan dengan gaya hidup orang-orang yang non muslim.
Misalnya dalam masalah makan dan minum dengan berdiri dan dengan tangan kiri kaum muslim masih banyak yang ikut-ikutan Berbuat demikian pada acara-acara resmi. Padahal makan dan minum dengan berdiri dan tangan kiri bukanlah etika Islam.
Sementara kalau melihat kaum wanita di jalan-jalan, sulit dibedakan antara seorang muslimah dengan non muslim, sebab rambut sama-sama terlihat, betis sama-sama terbuka, Sama-sama menor dalam bersolek bahkan sama-sama berpakaian ketat. Yang mana semuanya dilarang dalam Islam.
Boleh jadi semua itu akibat ketidaktahuan atau ketidak fahaman. Namun ketidak tahuan itu adalah akibat bahwa kebanyakan kaum muslimin telah kehilangan kepercayaan terhadap Islam, sehingga cenderung mengabaikan ajaran-ajarannya. Bukankah itu krisis kepercayaan terhadap Islam?
Jika kita hitung secara prosentase, mungkin hanya sedikit dari umat Islam yang sungguh-sungguh menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Padahal orang-orang yang beriman kepada Allâh SWT dan hari akhir, pastinya mengimani dan menyakini bahwa hanya Islam sajalah agama yang benar dan terbaik. Sebagai pedoman hidup di dunia dan akhirat. Sebab menyakini bahwa segala yang dikatakan Allâh SWT dan RasulNya pasti benar dan baik. Allâh SWT berfirman:
إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَٰمُ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.”(QS. Ali-Imran : 19)
Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya bahwa tidak ada agama yang diterima disisi-Nya kecuali Islam.
Allâh Swt berfirman:
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ ٱلْإِسْلَٰمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”(Qs. Ali-Imran : 85)
Dalam ayat di atas memberitahukan bahwa selain agama Islam adalah agama yang bathil. Agama yang tidak membawa kebaikan dunia maupun di akhirat. Allâh Swt berfirman:
ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam.” (Qs. Al-Maidah : 3)
Ayat ini membuktikan betapa syari’at Islam telah sempurna. dan syari’at telah cukup untuk memenuhi segala kebutuhan makhluk, baik jin dan manusia dalam melaksanakan ibadah. Allâh Swt berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”(QS. Adz-Dzariyaat : 56)
Kesempurnaan Islam adalah kesempurnaan meliputi segala aspek untuk tujuan kebahagiaan masa depan yang abadi dan tanpa batas.
Oleh karena itu, kenapa masih ragu terhadap kebenaran dan kesempurnaan Islam padahal kebenaran dan kesempurnaan Islam telah diakui oleh pemeluk agama lain selain Islam. Allâh SWT berfirman:
وَجَحَدُوا۟ بِهَا وَٱسْتَيْقَنَتْهَآ أَنفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا ۚ فَٱنظُرْ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلْمُفْسِدِينَ
“Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.(QS. An-Naml : 14)
Maka seorang muslim harus merenung dan memahami mengapa ia harus beragama Islam. Padahal segala kebutuhan hidup yang ada di bumi semuanya diciptakan oleh Allâh SWT, ia memberi berbagai macam fasilitas, rizki yang lengkap. Semuanya itu bukan untuk hal yang sia-sia. Allâh SWT berfirman:
اَفَحَسِبْتُمْ اَنَّمَا خَلَقْنٰكُمْ عَبَثًا وَّاَنَّكُمْ اِلَيْنَا لَا تُرْجَعُوْنَ١١٥
فَتَعٰلَى اللّٰهُ الْمَلِكُ الْحَقُّۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ ١١٦
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarny, tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia.”(QS. Al-Mu’minuun : 115-116)
Jadi manusia tidak seperti binatang yang dibiarkan hidup bebas sia-sia, tidak diabaikan tanpa aturan. Maka Allâh SWT menghendaki ada aturan untuk manusia dengan tujuan agar selamat dunia dan akhirat.
Semoga bermanfaat. (*)
Termasuk dalam bernegara hendaknya muslim meyakini bahwa dengan syariat Islam lah negara ini dijalankan, malah dengan sistem demokrasi barat yang nota bene no muslim, ini artinya banyak tokoh bangsa yang meragukan kebenaran Islam