Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Agung Danarto, menegaskan bahwa setiap masa kepemimpinan, khususnya di lingkungan Muhammadiyah, memiliki batasan waktu yang telah ditentukan. Setiap pemimpin memiliki masanya, namun pengabdian kepada Muhammadiyah tidak terbatas oleh periode jabatan.
Pernyataan ini disampaikan Agung Danarto dalam acara Pelantikan Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) untuk Masa Jabatan 2025–2029. Acara tersebut berlangsung di Gedung AR. Fachrudin B UMY pada Selasa (11/3/2025).
Dalam sambutannya, Agung menekankan bahwa pergantian kepemimpinan merupakan suatu hal yang wajar dan menjadi bagian dari dinamika organisasi. “Setiap individu yang mengemban amanah kepemimpinan memiliki periode tertentu, setelah itu tongkat estafet akan diberikan kepada generasi berikutnya. Hal ini sesuai dengan prinsip kaderisasi yang diterapkan dalam Muhammadiyah,” katanya seperti dilansir di laman resmi PP Muhammadiyah.
Sebagai Badan Pembina Harian (BPH) UMY, Agung menekankan pentingnya kesinambungan dan stabilitas dalam tata kelola universitas. Meskipun kepemimpinan berganti sesuai masa jabatannya, UMY harus tetap berjalan pada jalur yang telah ditentukan agar terus berkembang dan berkontribusi dalam dunia pendidikan Islam, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Dalam kesempatan tersebut, Agung juga menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada para pemimpin UMY sebelumnya, baik rektor maupun wakil rektor, yang telah menjalankan amanah dengan baik. Berkat dedikasi mereka, UMY kini menjadi salah satu universitas Muhammadiyah yang diakui sebagai institusi pendidikan Islam terbaik di dunia.
Secara khusus, Agung memberikan apresiasi kepada Gunawan Budiyanto, Rektor UMY periode sebelumnya, yang telah menyelesaikan tugasnya selama dua periode sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah. Keputusan Gunawan untuk tidak melanjutkan kepemimpinan di luar ketentuan yang berlaku mencerminkan komitmen terhadap prinsip organisasi yang sehat dan berkelanjutan.
Agung Danarto menegaskan bahwa berakhirnya masa jabatan dalam Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), baik sebagai rektor, direktur, staf, maupun posisi lainnya, tidak berarti pengabdian kepada Muhammadiyah juga harus berakhir. Sebaliknya, ia menekankan bahwa pengabdian dalam Persyarikatan Muhammadiyah memiliki cakupan yang luas dan bisa dilakukan dengan berbagai cara.
Muhammadiyah selalu mendorong kadernya untuk terus berkontribusi bagi umat, baik melalui pendidikan, dakwah, sosial, maupun bidang lainnya. Meskipun seseorang tidak lagi menjabat dalam struktur formal, kontribusi dalam bentuk pemikiran, pengajaran, maupun kegiatan sosial tetap menjadi bagian dari pengabdian yang berkelanjutan.
Dengan demikian, nilai utama dalam Muhammadiyah bukanlah sekadar jabatan, melainkan semangat untuk terus memberi manfaat bagi umat dan masyarakat. Kepemimpinan boleh berganti, tetapi pengabdian kepada umat dan bangsa harus terus berlanjut tanpa batas waktu. (*/wh)