Jangan Tertipu Dunia! Tinggalkan Pekerjaan Batil Sebelum Terlambat

Jangan Tertipu Dunia! Tinggalkan Pekerjaan Batil Sebelum Terlambat
*) Oleh : Ferry Is Mirza DM

Bekerja adalah perintah Allah Subhanallahu Wa Ta’ala sebagamana firman-Nya: “Dan katakanlah,” Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga rasulNya, dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah : 105)

Di samping diperintahkan-Nya untuk bekerja tidak asal bekerja, tetapi Allah Subhanallahu Wa Ta’ala memerintahkan juga untuk berbuat baik artinya tidak asal bekerja dan meninggalkan kebaikan.

Allah Subhanallahu Wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an: “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah di anugerahkan Allah kepadamu , tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh , Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash : 77)

Di ayat yang lain Allah Subhanallahu Wa Ta’ala berfirman: “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa , padahal kamu mengetahui.” (QS Al-Baqarah : 188)

Banyak kasus korupsi atau penipuan yang penyelesaiannya di pengadilan dan menimbulkan dosa baru dengan jual beli pasal (suap) yang melibatkan pihak- pihak yang terkait.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan batil , kecuali dengan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu ; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS. An-Nisa’ : 29)

Perhatikan di sekitar kita, banyaknya kasus tipu-menipu dalam dunia usaha yang melibatkan sesamanya (kolega) , karena keserakahan manusia.

Apa yang terjadi saat ini , setiap hari kita disuguhi berita KORUPSI di negeri ini…hampir di semua lini dan itu dilakukan orang-orang yang terpelajar dan bukan sembarang orang.

Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam telah mengabarkan kepada kita 1446 tahun yang lalu bahwa kebatilan itu akan terjadi dan benar adanya.

Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda dalam hadisnya:

“Sungguh akan datang kepada manusia suatu masa, yaitu seseorang tidak lagi peduli dari mana dia mendapatkan harta, dari jalan halal ataukah (yang) haram.” (HR Bukhari)

Banyak di antara manusia tidak lagi memandang sumber penghasilannya itu didapatkan dengan cara yang halal (diridai-Nya) atau yang diharamkan. Yang penting didapat dengan cara mudah cepat kaya. Mungkin dalam hati mereka nanti bertobat kan diampuni Allah.

Sungguh sangat picik cara berpikir yang seperti ini: harta (kekayaan) yang didapat dengan cara yang diharamkan hukumnya mengikuti hukum asal artinya tetap haram.

Dan harta ini akan diwariskan untuk anak cucunya , sampai kapanpun hukum harta yang diperoleh dengan cara haram (dilarang-Nya) hukumnya tetap haram. Artinya, ia mengajak anak cucunya berdiam bersama-sama di neraka.

Dan bahkan untuk menyembunyikan bukti kejahatannya disedekahkan dari sebagian uang haramnya sebagai perbuatan tindak pencucian uang itu untuk Pondok pesantren, kegiatan sosial dan sejenisnya.
Tujuannya adalah menghilangkan jejak hasil tindak kejahatannya dan sebagai bagian sedekahmya.

Apakah sedekah atau kegiatan sosialnya dapat diterima oleh Allah Subhanallahu Wa Ta’ala ?

Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman: “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah, dan infakkan harta yang baik untuk dirimu. Dan barang siapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang orang yang beruntung.” (QS. At-Taghabun: 16)

Di ayat yang lain Allah Subhanallahu Wa Ta’ala berfirman: “Katakanlah (Muhammad),” Infakkanlah hartamu baik secara sukarela maupun dengan terpaksa,, tetapi (infakmu) tidak akan diterima darimu. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang fasik.” (QS. At-Taubah : 53)

Orang yang menekuni (mencintai) pekerjaan batil demi mengejar kehidupan dunia mengakibatkan dunianya tersesat.

Allah Subhanallahu Wa Ta’ala berfirman: “Celakalah bagi orang yang ingkar kepada Tuhan karena siksaan yang berat, (yaitu) orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada (kehidupan) akhirat, dan menghalang halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan (jalan yang) bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh.” (QS. Ibrahim : 2-3)

Nasihat untukku dan saudaraku tinggalkan pekerjaan batil demi kehidupan akhirat kita yang kekal dan agar diakui sebagai umatnya Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam.

Allah Subhanallahu Wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:  “Maka tinggalkanlah (Muhammad) orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan dia hanya menginginkan kehidupan dunia.” (QS An-Najm : 29)

Semoga menambah ilmu kita tentang kehidupan beragama (Islam) untuk menggapai surga-Nya. Aamiin.

“Barang siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Allah jadikan dia faham dalam urusan agamanya.” (HR Bukhari Muslim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *