Khotbah Jumat: Mendahulukan Orang Lain dan Keberkahan Hidup

Khotbah Jumat: Mendahulukan Orang Lain dan Keberkahan Hidup
*) Oleh : Dr. Slamet Muliono Redjosari
Wakil Ketua Majelis Tabligh PWM Jatim

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ نَصْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةُ الْمُجَاهِدِيْنَ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الرَّسُوْلِ الْآمِيْنِ، وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ مِنَ الْأَنْصَارِ وَالْمُهَاجِرِيْنَ وَمَنْ اتَّبَعَهُمْ مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ، اِتَّقُوا اللهَ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ. (سبأ\34: 15)

Jamaah Jumat rahimakumullah

Berkorban dan mendahulukan kepentingan lain (itsar) merupakan sikap terpuji dan mendatangkan keberkahan hidup. Keberkahan hidup itu muncul, salah satu sebabnya, karena doa orang yang telah terbantu.

Doa orang terbantu itu didengar Allah, sehingga Allah mendatangkan kebaikan untuk orang yang berbuat itsar. Jabir bin Abdillah merupakan saksi sejarah yang mengalami keberkahan dalam hidup karena telah berbuat itsar. Dia rela menikahi janda, bukan memilih gadis. Hal ini agar perhatian untuk mengurus kehidupan tujuh saudara perempuannya tidak terbaikan.

Nabi Muhammad mendengar kisah Jabi ini, sehingga Nabi membantu dan mendoakan kebaikannya. Atas pertolongan Nabi itulah, Jabir benar-benar terbebas dari utang dan ringan dalam menjalani beban hidup bersama saudara-saudara perempuannya.

Jamaah Jumat rahimakumullah

Pasca kematian ayahnya di perang Uhud, Jabir bin Abdillah mendapatkan warisan utang dan mengurus 7 saudarinya. Hal inilah yang mendorong Jabir, dengan usianya yang masih berusia sangat muda harus menanggung beban begitu berat.

Alih-alih mengeluh, Jabir justru menjalani hidup dengan tegar. Situasi yang demikian, dia rela menikah dengan seorang janda. Pilihan menikahi janda merupakan pengorbanan besar karena menikah dengan gadis jelas mudah baginya. Tetapi pilihannya pada seorang janda.

Jabir pernah ditanya Nabi Muhammad tentang rumah tangganya, termasuk memilih janda. Maka Jabir pun menceritakan hal itu secara terbuka kepada Rasulullah. Rasulullah pernah berkeinginan membeli unta milik Jabir.

Jabir menolaknya dan justru menyatakan ingin memberikan unta itu secara gratis. Nabi pun menolak dan meminta Jabir untuk menentukan harganya. Setelah sepakat dengan nilai transaksi itu, maka nabi membayarnya sekaligus menghadiahkan unta unta itu kepada Jabir.

Jabir pun menggunakan uang hasil transaksi, yang berasal dari tangan Nabi itu, dengan berdagang. Dagangnya pun berkah hingga dia berhasil keluar dari beban-beban hidup dalam keluarga dan saudari-saudarinya. Pengorbanan diri untuk kepentingan orang lain itulah yang menjadi kunci keberkahan hidup yang dialami Jabir.

Pengorbanan Jabir ini yang begitu besar itu juga telah ditunjukkan oleh sahabat Anshar ketika mendahulukan kepentingan kaum Muhajirin yang terusir dari kampung halamannya.

Kaum Anshar rela mengorbankan dirinya untuk membantu dengan menampung hidup kaum yang terlunta-lunta tanpa membawa apa-apa.

Allah mengabadikan kisah itu sebagaimana termaktub sebagaimana firman-Nya:

وَا لَّذِيْنَ تَبَوَّؤُ الدَّا رَ وَا لْاِ يْمَا نَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَا جَرَ اِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَا جَةً مِّمَّاۤ اُوْتُوْا وَيُـؤْثِرُوْنَ عَلٰۤى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَا نَ بِهِمْ خَصَا صَةٌ ۗ وَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَـفْسِهٖ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

“Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin) atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr : 9)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *