Sesungguhnya empat macam nafs yang disebutkan dalam al-Qur’an di atas memiliki tingkatan.
Tingkatan terendah adalah nafs ‘ammarah sedangkan tingkatan teratas yaitu nafs muṭmainnah. Nafs muṭmainnah adalah puncak kesempurnaan dan kebaikan nafsu manusia.
Buya Hamka menafsirkan nafs muṭmainnah dengan tingkatan jiwa yang telah mencapai ketenangan dan ketentraman karena telah digembleng oleh pengalaman dan penderitaan sehingga ia tidak lagi mengeluh bila diterpa masalah dan cobaan sebagaimana firman Allah:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ [١٥٥]الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ [١٥٦]أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ [١٥٧]
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillahi wainna ilaihi rajiun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Qs. Al-Baqarah: 155-157)
Seorang muslim yang telah mencapai tingkatan nafs muṭmainnah perilaku dan sikapnya tenang dan tidak tergesa-gesa, penuh pertimbangan yang matang namun dalam hatinya tertanam perasaan lemah dan hina di hadapan Allah.
Sehingga tidak pernah terbetik di hatinya untuk berlaku sombong sebagaimana ia tahu bahwa Allah sangat membenci orang-orang yang sombong.
Marilah kita muhasabah diri, kita termasuk pemilik nafs yang manakah? Apakah masih nafs ‘ammārah, atau sedikit naik level ke nafs lawwāmah atau nafs mulhamah, ataukah telah mencapai tingkat tertinggi dan puncak yaitu nafs muṭmainnah.
Seseorang yang telah mencapai tingkat nafs muṭmainnah memiliki sifat-sifat terpuji, yaitu al-Jud (tidak kikir), al-Tawakkal (pasrah kepada Allah), al-‘Ibādah (beribadah kepada Allah), al-Syukr (bersyukur atas segala nikmat Allah), al-Riḍā (rela terhadap hukum dan takdir dari Allah), dan al-Khaswat (takut mengerjakan kemaksiatan).
Maka marilah kita berupaya untuk mencapai sifat-sifat terpuji tersebut agar dapat memiliki nafs muṭmainnah (jiwa yang tenang) sehingga terhindarkan dari segala macam kemaksiatan dan senantiasa dekat dengan Allah dan akhirnya dapat memasuki surga Allah sebagaimana janji-Nya
Berbahagialah orang-orang yang telah mencapai tingkat nafs muṭmainnah yang senantiasa sabar dan tenang ketika menerima kabar gembira (basyīran) dan kabar menakutkan (nażran). Ia rida kepada Allah, dan Allahpun ridha kepadanya. Semoga kita termasuk di antara orang-orang tersebut. Amin.
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالْآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَانَجَاةَ التَّائِبِيْنَ.
Khotbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا مُبَارَكًا طَيِّبًا فِيْهِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللَّهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى أَيْضًا، إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيْ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News