الحمد لله الكريم المنّان. أحمده تبارك وتعالى على نعمه العظام، وعطاياه الجسام. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، الملك العلّام. وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، أفضل من صلى وحج وصام. صلى الله على محمد، وعلى آله وأصحابه الكرام.
أما بعد،
اتقوا الله جل وعلا، واتقوا يوماً ترجعون فيه إلى الله. اتقوا الله، واعلموا أنكم إليه تُحشرون.
لَبَّيْكَ اللهم لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لا شريك لك لَبَّيْكَ. إن الحمد والنعمة لك والملك، لا شريك لك. (3x)
Pada hari yang mulia ini, mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Swt. Karena dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, hidayah dan inayah-Nya, kita dapat berhaji dan berwukuf di Padang Arafah. Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada Nabi agung Muhammad Saw., sang pembebas perbudakan dan peletak dasar persaudaraan.
Hari ini adalah hari yang dinanti oleh jutaan umat Islam di dunia. Hari ini adalah hari di mana seluruh jemaah haji berkumpul di Padang Arafah. Semua bersimpuh, bermunajat, dan bersujud di hadapan Sang Pencipta, Allah Swt., untuk meraih ampunan dan rida-Nya. Lantunan talbiyah bergema memenuhi langit-langit Arafah:
Labbaik Allahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik. Innal hamda wan-ni‘mata laka wal mulk, la syarika lak.
Ya Allah, kami semua datang memenuhi panggilan-Mu. Tak ada sekutu bagi-Mu ya Rabb. Segala puji, kenikmatan, dan kerajaan hanya milik-Mu.
Arafah adalah miniatur Mahsyar. Di tempat ini, umat manusia berkumpul dengan pakaian seragam putih—simbol kesucian dan kesetaraan di hadapan Tuhan. Pangkat tak berguna. Jabatan tak lagi digdaya. Status sosial tak lagi berfaedah. Demikian pula kelak di Hari Kiamat: manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar, penuh harap dan cemas, menanti hisab amal perbuatannya. Harta, anak, suami, istri, dan sanak saudara tak mampu menjadi sandaran.
يَوْمَ يَفِرُّ ٱلْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ، وَأُمِّهِۦ وَأَبِيهِ، وَصَٰحِبَتِهِۦ وَبَنِيهِ
“Pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya.” (QS. ‘Abasa: 34–36)
Pada hari Kiamat, kita akan datang sendiri-sendiri kepada Allah, tanpa pasangan, tanpa pendamping, untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatan kita.
وَكُلُّهُمْ آتِيهِ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ فَرْدًا
“Dan setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri pada hari Kiamat.” (QS. Maryam: 95)
Hanya keimanan dan ketakwaan yang mampu menyelamatkan kita:
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ، إِلَّا مَنْ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“Di hari itu, harta dan anak-anak tidak berguna lagi, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu‘ara’: 88–89)
Wukuf di Arafah mengajarkan kita tentang pentingnya persaudaraan—seiman, sebangsa, dan sekemanusiaan. Di tempat ini, 1400-an tahun yang lalu, Nabi Muhammad Saw. mendeklarasikan persaudaraan kemanusiaan:
يا أيها الناسُ، إنَّ ربَّكم واحدٌ، وإنَّ أباكم واحدٌ، كلكم بنو آدم، وآدم من تراب، ألا لا فضلَ لعربيٍّ على عجميٍّ، ولا لعجميٍّ على عربيٍّ، ولا لأحمرَ على أسودَ، ولا لأسودَ على أحمرَ إلا بالتقوى
“Wahai umat manusia, sesungguhnya Tuhan kalian satu, dan nenek moyang kalian juga satu. Kalian semua anak cucu Adam, dan Adam diciptakan dari tanah. Tak ada keutamaan bagi orang Arab atas non-Arab, atau sebaliknya; kulit putih atas kulit hitam, atau sebaliknya—kecuali dengan takwa.” (HR. Ahmad)
Persaudaraan yang diajarkan Nabi adalah persaudaraan sejati. Persaudaraan tanpa basa-basi, tanpa syarat, penuh empati, dan sepenuh hati. Karenanya, sesama saudara tidak boleh saling menyakiti, mengkhianati, atau menzalimi.
المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ، لا يَظْلِمُهُ، ولا يَخْذُلُهُ، ولا يَحْقِرُهُ
“Sesama muslim itu bersaudara. Karena itu, ia tidak boleh menzalimi, merendahkan, dan menghinanya.” (HR. Muslim)
Jauh sebelum negara-negara modern berbicara soal hak asasi manusia, di tempat ini, di tanah Arafah, Nabi telah menyerukan pentingnya penghargaan dan perlindungan terhadap nilai-nilai kemanusiaan:
يا أيها الناس، إنَّ دِمَاءَكُمْ وأَمْوَالَكُمْ وأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ، كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، في شَهْرِكُمْ هَذَا، في بَلَدِكُمْ هَذَا
“Wahai manusia, sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian adalah suci seperti sucinya hari ini, bulan ini, dan di tempat ini.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bangsa Indonesia adalah bangsa besar yang beragam: suku, ras, bahasa, dan agama. Mari kita jadikan seruan ukhuwah yang dideklarasikan Nabi 14 abad silam sebagai semangat yang meneguhkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Mari kita jadikan keragaman sebagai kekuatan untuk membangun Indonesia ke depan menjadi bangsa yang besar, maju, dan sejahtera. Sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur’an sebagai: baldatun ṭayyibatun wa rabbun gafūr.
Arafah disebut demikian karena di tempat inilah para nabi dan kekasih Allah mencapai puncak kesadaran diri (ma‘rifatun nafs).
من عرف نفسه فقد عرف ربه
“Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya.”
Nabi Adam mencapai kesadaran setelah ribuan tahun bermunajat dan beristighfar. Nabi Ibrahim mencapai kesadaran dan ketaatan terhadap perintah menyembelih Ismail juga di tempat ini. Bahkan Nabi Muhammad Saw. mencapai puncak kemakrifatan saat berwukuf di sini. Maka tak berlebihan bila dikatakan bahwa puncak haji adalah Arafah.
الحج عرفة
“Haji itu adalah Arafah.” (HR. Tirmidzi)
Arafah menyadarkan kita akan kelemahan dan ketidakberdayaan manusia di hadapan Allah Swt. Betapa banyak dosa yang telah kita perbuat: dosa kepada sesama, suami, istri, anak, orang tua, saudara, tetangga, teman, bahkan dosa pemimpin terhadap rakyatnya, dan dosa kepada alam semesta. Karena itu, Arafah adalah tempat terbaik untuk beristighfar dan berdoa.
خيرُ الدُّعاءِ يومَ عرفةَ، وخيرُ ما قلتُه أنا والنَّبيُّونَ من قبلي: لا إلَه إلَّا اللَّهُ وحدَه لا شَريكَ لَهُ، لَهُ الملكُ ولَهُ الحمدُ، وهوَ على كلِّ شيءٍ قديرٌ
“Sebaik-baik doa adalah doa di hari Arafah. Dan sebaik-baik doa yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah: Lā ilāha illallāh, waḥdahu lā syarīka lah. Lahul mulku wa lahul ḥamdu, wa huwa ‘alā kulli syai’in qadīr.” (HR. Tirmidzi)
Semoga wukuf kita, dan doa-doa yang kita panjatkan diterima Allah SWT. Semoga Arafah menjadikan kita sebagai pribadi-pribadi yang luhur, yang mencintai negara dan bangsa Indonesia, dan mampu meneguhkan persatuan dan persaudaraan antar sesama.
Semoga kita semua mendapat predikat hajjan mabrura, wa sa’yan
masykura, wa dzanban maghfura, wa tijaratan lan tabur.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو الغفر الرحيم.
Wassalamualaikum wr.wb.
Padang Arafah, 9 Zulhijjah 1446 H/5 Juni 2025 M
