Kisah Dewi Sandra: Hidayah Ilahi Menghampiri Saat Nyaris Bunuh Diri

Dewi Sandra memilih jalan dakwah. (times)
*) Oleh : Chusnun Hadi
Editor majelistabligh.id
www.majelistabligh.id -

Hidayah bisa datang pada siapa saja, karena hidayah adalah urusan Allah SWT. Demikian juga hidayah yang datang pada Dewi Sandra, akris peran, model dan juga penyanyi. Hidayah justru datang pada saat ia sedang menjalani hidup yang berat, penuh tekanan, dan juga nyaris bunuh diri. Alhamdulillah hidayah itu menuntun Dewi Sandra menjadi mualaf, mengucap syahadat, dan hingga kini hidup di jalan dakwah.

Perjalanan untuk menjadi mualaf pun tidak lah mudah. Apalagi saat masa-masa “jahiliyahnya” Dewi Sandra banyak menyandang stigma sebagai aktris yang seksi, berpakaian seronok, dan lain-lain. Tetapi waktu mengubah segalanya. Kini ia semakin mantap menjalani hidup sebagai muslimah yang baik, syar’i dalam berpakaian, dan lembut dalam tutur kata.

Dari beberapa sumber, Dewi Sandra mengisahkan hidup, bahwa ia sebagai aktris yang glamor, tetapi sebenarnya dalam hatinya terasa kosong. Ia lahir dari keluarga dengan orang tua yang berbeda keyakinan. Bahkan mendiang ayahnya, adalah seorang atheis. Sedangkan almarhumah ibunya menganut agama Islam.

Ayahnya, John George Killick berasal dari Britania Raya dan ibunya, Prihartini, dari Brunei Darussalam. Sejak memasuki usia dewasa, Dewi Sandra benar-benar mengalami hidup yang sangat terpuruk. Bahkan saat perceraiannya dengan Gleen Fredly, hidupnya semakin hancur.  Akhirnya ia berpasrah diri, hidupnya tidak bergairah lagi. Keinginan bunuh diri pun muncul, dengan cara mencoba menabrakkan mobil yang dikendarainya agar bisa tewas.

Apalagi ia memiliki sifat selalu ingin berhasil, tidak mau dikalahkan, dan tidak boleh gagal, semakin memperparah keterpurukannya. Nahasnya, rumah tangganya kerap gagal, walaupun sempat bersikeras ingin mempertahankan semuanya. Akhirnya Dewi Sandra mendatangi gereja untuk bertanya pada pendeta. Ia juga datangi masjid untuk bertanya pada ustaz. Sering menangis di atas sajadah, karena merasa hidupnya rapuh.

Pada saat hidupnya sampai di titik nadir, ia mulai menyadari bahwa setiap manusia tidak sempurna dan pasti memiliki kesalahan dalam hidupnya. Inilah yang menjadi pemicu Dewi Sandra mencari keberadaan Tuhan. Ia berusaha menerima apa pun yang terjadi, terutama ketika tidak bisa dilakukan dirinya sendiri. Ia benar-benar berbenah, dan terus berupaya untuk selalu beribadah, adalah salah satu cara terbesar mengendalikan dirinya.

Saat itulah hidayah mulai menghampiri Dewi. Ia bersikeras bagaimana caranya bisa terus dekat kepada Allah SWT. Dengan memeluk Islam, Dewi mendapatkan jawaban atas makna hidup yang mendalam sejak berstatus mualaf. Berbagai pertanyaan misteriusnya dari semasa kecil mampu dijawab melalui peran agama.

“Buat saya sebagai seorang Muslimah adalah satu-satunya yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis sedari kecil. Pertanyaan itu masih ada dari kecil,” kenangnya.

Ia menyoroti soal kematian. Setiap manusia bahkan seluruh makhluk hidup akan mati. Tugasnya hanya bagaimana cara mempersiapkan diri untuk menghadapi akhirat kelak. Dewi Sandra telah menyadari bahkan sepakat bahwa kematian menjadi titik tertinggi berakhirnya kehidupan di dunia. Sebab, kehidupan manusia sesungguhnya berada di akhirat nanti.

Ia merasa terenyuh dan tertantang bahwa tanggung jawab adalah hal terpenting untuk menjalankan tugasnya sebagai penganut agama Islam. “Bahwa ini adalah sesuatu yang aku berani mempertanggungjawabkan. Peristiwa terpenting dalam hidup kita adalah kematian. Momen tertinggi seorang manusia itu dalam kehidupannya adalah hari kematian,” terangnya.

Hingga kini Dewi Sandra masih sibuk berdakwah bahkan tidak pernah berhenti menciptakan karya-karya hebat. Niat besarnya ingin menjadi Muslimah semakin baik. Membaca Al Quran menjadi salah satu aktivitas yang terus dilakukan sampai saat ini. Pengamalan dan memahami tafsir setiap ayat suci juga dilakukan.

Iman memang kadang mengalami pasang, juga surut. Dewi Sandra berusaha terus mendekatkan diri pada Allah SWT, agar iman dan Islamnya selalu terjaga. Kisah Dewi Sandra sangat menginspirasi banyak kalangan, meskipun Dewi merasa dirinya belum sepenuhnya sempurna. (*)

Tinggalkan Balasan

Search