*) Oleh: Muhammad Nashihudin MSI
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Timur
Kisah Nabi Ayub as merupakan salah satu kisah inspiratif dalam Al-Qur’an. Nabi Ayyub AS dikenal sebagai seorang yang sangat sabar dan taat kepada Allah SWT. Ia hidup pada tahun 1420-1540 SM di Romawi dan diutus oleh Allah SWT untuk menyeru kaumnya agar menyembah-Nya.
Nabi Ayub AS memiliki kehidupan yang sangat baik, dengan keluarga yang harmonis, kesehatan yang baik, dan kekayaan yang melimpah. Namun, Allah SWT menguji kesabaran Nabi Ayub AS dengan mengambil semua nikmat yang telah diberikan kepada beliau. Ia kehilangan anak-anaknya, hartanya, dan bahkan menderita penyakit kulit yang sangat parah.
Meskipun mengalami ujian yang sangat berat, Nabi Ayyub AS tetap sabar dan tidak pernah mengeluh. Ia bahkan tetap bersyukur kepada Allah SWT atas semua yang telah diberikan kepada beliau. Kesabaran Nabi Ayyub AS akhirnya membuahkan hasil, ketika Allah SWT mengembalikan semua nikmat yang telah diambil dari beliau.
Kisah Nabi Ayyub AS mengajarkan kita tentang pentingnya kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi ujian hidup. Ia juga mengingatkan kita tentang pentingnya bersyukur kepada Allah SWT atas semua yang telah diberikan kepada kita. Semoga kisah Nabi Ayub AS dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menjadi lebih sabar dan taat kepada Allah SWT ¹.
1. Doa Nabi Ayub
وَاَ يُّوْبَ اِذْ نَا دٰى رَبَّهٗۤ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَ نْتَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ
“dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.”
فَا سْتَجَبْنَا لَهٗ فَكَشَفْنَا مَا بِهٖ مِنْ ضُرٍّ وَّاٰتَيْنٰهُ اَهْلَهٗ وَمِثْلَهُمْ مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِنَا وَذِكْرٰى لِلْعٰبِدِيْنَ
“Maka Kami kabulkan (doa)nya lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami.” (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 83- 84)
2. Kajian Tafsir Ibnu Katsir
Tentang kisah inspiratif Nabi Ayub AS
Shad 41-44
وَاذْكُرْ عَبْدَنَا أَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ (41) ارْكُضْ بِرِجْلِكَ هَذَا مُغْتَسَلٌ بَارِدٌ وَشَرَابٌ (42) وَوَهَبْنَا لَهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنَّا وَذِكْرَى لأولِي الألْبَابِ (43) وَخُذْ بِيَدِكَ ضِغْثًا فَاضْرِبْ بِهِ وَلا تَحْنَثْ إِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِرًا نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ (44) }
“Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhannya, “Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.”(Allah berfirman), “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).
Allah (Subhanahu wa Ta’ala) menceritakan perihal hamba dan Rasul-Nya Ayub as. dan cobaan yang ditimpakan oleh Allah terhadap dirinya berupa penyakit yang mengenai seluruh tubuhnya dan musibah yang menimpa harta dan anak-anaknya, sehingga tiada suatu pori-pori pun dari tubuhnya yang selamat dari penyakit tersebut kecuali hanya kalbunya.
Dan tiada sesuatu pun yang tersisa dari harta bendanya untuk dapat dijadikan sebagai penolong dalam masa sakitnya dan musibah yang menimpa dirinya, selain hanya istrinya yang masih tetap mencintainya berkat keimanannya kepada Allah dan rasul-Nya. Istrinya itu bekerja pada orang lain sebagai pelayan, dan hasil kerjanya itu ia belanjakan untuk makan dirinya dan suaminya (yakni Nabi Ayyub). Istrinya bekerja demikian selama delapan belas tahun.