Konsisten Bela Palestina, UMJ Bedah Buku Strategi Pembebasan Masjid Al-Aqsa Karya Prof El-Awaisi

www.majelistabligh.id -

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menggelar bedah buku “Rencana Strategis Pembebasan Masjid Al-Aqsa” karya Prof. Abd Al-Fattah El-Awaisi. Acara ini berlangsung secara hybrid di Auditorium Kasman Singodimedjo FISIP UMJ dan melalui Zoom Meeting pada Selasa (6/5/2025).

Buku ini diterbitkan oleh Suara Muhammadiyah dan dilengkapi pengantar dari dua tokoh nasional: Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed (Sekretaris Umum PP Muhammadiyah dan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI) serta Prof. Dr. Ma’mun Murod Al-Barbasy, M.Si (Rektor UMJ).

Dalam sambutannya, Ma’mun Murod menegaskan bahwa isu Palestina bukan sekadar konflik antara Hamas dan Israel, tapi menyangkut persoalan geopolitik dan geoekonomi global yang kompleks.

“Terlalu banyak negara yang berkepentingan atas Palestina. Sebagian negara di Timur Tengah pun takut pada Israel. Tapi Indonesia tetap menunjukkan komitmen kuat terhadap perjuangan Palestina,” ujarnya.

Prof. Abd Al-Fattah El-Awaisi mengungkapkan bahwa buku tersebut merupakan hasil penelitian sistematik selama 30 tahun. Ia menyebut setiap edisi bukunya sebagai “anak-anak intelektual” yang terus berkembang sejak 1992 hingga 2022.

“Buku ini adalah puncak dari seluruh pengetahuan saya tentang bagaimana membebaskan Masjid Al-Aqsa. Ilmu itu adalah jihad,” tegasnya.

Ia juga mengkritik ketidaksiapan umat Islam dalam membebaskan Al-Aqsa karena tak pernah memiliki rencana strategis sejak 108 tahun lalu. Menurutnya, pengetahuan harus membawa pemikiran dan strategi, sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW.

Prof. El-Awaisi juga memperkenalkan Saladin Community, komunitas berbasis ilmu yang diprakarsai bersama Ghufron Mustaqim (Pengasuh Serikat Usaha Muhammadiyah dan promotor IslamicJerusalem Studies di Indonesia). Komunitas ini fokus pada pembebasan Baitul Maqdis melalui pendekatan strategis dan intelektual.

Ilmu Bukan Produk Kapitalisme

Salah satu narasumber, Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim (Ketua MUI Pusat Bidang Hubungan Luar Negeri), mengkritisi ketergantungan umat Islam pada ilmu pengetahuan modern hasil peradaban Barat.

“Sistem kapitalisme justru merusak banyak aspek kehidupan, termasuk ekonomi global. Umat Islam perlu membangun sistem keilmuan sendiri berbasis nilai-nilai Islam,” ujarnya.

Sementara itu, Dr. Saiful Bahri, Lc., M.A., menyoroti pentingnya pendekatan akademik dalam membahas Baitul Maqdis.

“Pembelaan terhadap Al-Aqsa tidak boleh emosional. Harus berbasis pemahaman Al-Qur’an dan Hadis,” katanya.

Ia juga mendukung penggunaan istilah “Baitul Maqdis” sebagai bentuk pelurusan sejarah dan identitas spiritual.

Narasumber lainnya, Dr. Asep Setiawan, M.A., menegaskan bahwa pembebasan Al-Aqsa tak bisa dilakukan hanya lewat retorika. Menurutnya, diperlukan rekonstruksi strategi geopolitik Islam dan kesadaran kolektif umat.

“Buku ini menawarkan pendekatan hubungan internasional yang visioner, menggabungkan nilai spiritual, strategi, dan kesadaran umat,” jelasnya.

Acara bedah buku ini diikuti oleh lebih dari 300 peserta, dengan 100 peserta hadir langsung di lokasi dan sisanya mengikuti secara daring. (soleh)

Buku “Rencana Strategis Pembebasan Masjid Al-Aqsa” bisa didapatkan melalui marketplace Jagalaba milik Serikat Usaha Muhammadiyah di tautan berikut:👉 Beli di sini

Tinggalkan Balasan

Search