Lelaki yang Lalai: Ketika Cintamu Tak Menyelamatkan Mereka di Akhirat

Lelaki yang Lalai: Ketika Cintamu Tak Menyelamatkan Mereka di Akhirat
*) Oleh : Ferry Is Mirza DM

Wahai para laki-laki yang diberi amanah sebagai suami, ayah, kakak, adik laki-laki, dan paman, ketahuilah bahwa dirimu memegang peran penting dan tanggung jawab besar atas perempuan-perempuan dalam keluargamu.

Jika ibumu, istrimu, anak perempuanmu, saudari kandungmu, ataupun keponakan perempuanmu belum menutup aurat sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah, maka bukan hanya mereka yang akan dimintai pertanggungjawaban, melainkan juga engkau yang akan ditanya oleh Allah di akhirat kelak.

Janganlah engkau bersikap acuh dan mengabaikan hal ini, karena tugas untuk menasihati, mengingatkan, dan membimbing mereka ada pada pundakmu. Kewajiban ini bukanlah sekadar perkara dunia, tetapi menyangkut keselamatan dirimu dan keluargamu di kehidupan abadi kelak.

Allah Azza wa Jalla telah memberikan petunjuk yang jelas dalam Al-Qur’an. Firman-Nya dalam Surah Al-Ahzab ayat 59:

“Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang-orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka’. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali (sebagai wanita yang terhormat), sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Al-Ahzab: 59)

Ayat ini tidak hanya menjadi perintah bagi perempuan, tetapi juga isyarat kepada laki-laki agar mereka tidak lalai dalam membimbing dan menjaga aurat para perempuan dalam tanggungannya.

Tugas Membina dan Mendidik Adalah Bagian dari Kepemimpinan

Wahai laki-laki, jadilah pemimpin yang bertanggung jawab. Kepemimpinan bukan hanya soal memberi nafkah dan memenuhi kebutuhan fisik keluarga, tetapi juga mencakup bimbingan spiritual dan pendidikan agama. Engkau kelak akan memiliki “murid-murid” utama dalam hidupmu: istrimu dan anak-anakmu.

Mereka adalah amanah besar dari Allah, yang jika engkau didik dengan baik, akan menjadi bekal keselamatanmu. Namun jika engkau abaikan, bisa jadi justru merekalah yang menyebabkan hisabmu menjadi berat.

Allah berfirman dalam Surah At-Tahrim ayat 6:

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…”
(QS. At-Tahrim: 6)

Tugas menjaga dari api neraka bukanlah tugas ringan. Ia butuh ilmu, kesabaran, dan keteladanan. Maka, belajarlah ilmu agama. Bukan hanya untuk dirimu sendiri, tapi agar engkau mampu menjadi pembimbing yang benar bagi keluargamu.

Jangan Anggap Remeh Urusan Agama di Rumahmu

Jangan pernah meremehkan urusan agama dalam rumah tangga. Jika istrimu tidak sholat, tidak menutup aurat, atau tidak bisa membaca Al-Qur’an, maka engkau sebagai suami akan ikut dimintai pertanggungjawaban.

Begitu pula bila anak-anak perempuanmu tumbuh tanpa pengetahuan agama yang cukup, atau jika ibumu dan saudari kandungmu engkau biarkan dalam kelalaian tanpa nasihat, maka engkau tidak bisa lepas tangan.

Ingatlah, mereka yang engkau cintai bisa saja menjadi sebab hisabmu menjadi berat, bahkan bisa menyeretmu ke dalam neraka, jika engkau tidak menjalankan kewajibanmu untuk menasihati dan membimbing mereka.

Perhatikan ini: jika istrimu tidak bisa memasak, engkau tidak berdosa. Namun jika istrimu tidak tahu cara bersuci dengan benar, tidak memahami cara shalat yang benar, atau tidak menutup aurat dengan benar, maka engkaulah yang berdosa jika engkau tidak mengajarkannya atau mencarikan guru yang bisa membimbingnya.

Laki-Laki Adalah Pemimpin Keluarga

Rasulullah saw bersabda:

“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Seorang suami adalah pemimpin dalam rumah tangganya. Maka, ia wajib menegakkan aturan-aturan Allah dalam keluarganya.

Jika pemimpin abai, maka rumah tangga akan mudah hancur. Banyak permasalahan rumah tangga terjadi bukan karena kurangnya cinta, tetapi karena lemahnya ilmu agama sang suami dan ketidaktaatan istri terhadap ajaran agama.

Didiklah Dengan Keteladanan, Bukan Sekadar Tuntutan

Sebagai kepala keluarga, jadilah teladan yang baik. Jangan hanya menuntut istri dan anak-anak menutup aurat atau rajin salat, tapi dirimu sendiri lalai dari kewajiban itu.

Sebaliknya, jangan pula istri hanya menuntut nafkah dan perhatian, namun enggan menaati syariat Allah yang menjadi pondasi keberkahan rumah tangga.

Kunci rumah tangga sakinah adalah saling memenuhi hak dan kewajiban berdasarkan syariat, bukan sekadar saling menuntut. Pakaian dan akhlak anak perempuanmu adalah cerminan dari siapa ibunya dan seperti apa ayahnya memimpin. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *