Mahasiswa Umsida Sabet 4 Medali Kejuaraan Dunia Rafting di Malaysia

Siti Nur Nahria bersama medali yang diraihnya. (ist)
www.majelistabligh.id -

Siti Nur Nahria, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), berhasil menyabet 4 medali dalam Kejuaraan Dunia Rafting yang diselenggarakan oleh International Rafting Federation (IRF). Kejuaraan yang berlangsung di Sungai Kampar Gopeng, Perak, Malaysia, Desember 2025 ini, diikuti oleh 32 negara.

Nahria yang turun pada kategori Junior Women, mengungkapkan bahwa target awalnya adalah meraih juara, namun ia menghadapi lawan berat dari tim Czechia yang sudah lebih berpengalaman dalam olahraga rafting. Meskipun demikian, ia berhasil meraih medali dalam empat kategori, yakni medali perak pada kelas Down River Race, medali perunggu pada Sprint, medali perunggu pada nomor Head to Head, dan perunggu lagi pada nomor Slalom.

“Target saya memang juara, tetapi melawan tim dari Czechia cukup sulit karena mereka sudah sangat terkenal di olahraga rafting. Alhamdulillah saya masih bisa meraih posisi kedua dan ketiga di beberapa kategori,” ujar Nahria.

Persiapan Nahria untuk kompetisi ini dimulai sejak sekitar tiga bulan dengan latihan intensif setiap hari, baik pagi, siang, maupun sore. Namun, kendala utama yang dihadapi oleh tim adalah keterbatasan tempat latihan, sehingga mereka tidak dapat berlatih di jalur dengan jeram seperti yang ada di Sungai Kampar.

“Latihan kami memang intens, tapi karena tempat latihan terbatas, kami tidak bisa berlatih di jalur yang memiliki jeram. Tentu saja hal ini mempengaruhi kesiapan kami,” terang Nahria.

Saat sampai di lokasi lomba, mereka dihadapkan pada tantangan lain, yakni kondisi air yang naik turun akibat hujan. Hal ini menjadi salah satu faktor yang cukup mempengaruhi jalannya pertandingan.

“Karena ini olahraga alam, kami harus bisa membaca kondisi sungai. Saat air naik, lebih berat, dan saat air kecil, bebatuan menjadi hambatan yang harus dihindari,” tambah atlet yang tergabung dalam Faji Surabaya itu.

Meskipun kondisi lapangan sangat menantang, Nahria menjelaskan bahwa pengalaman mengarungi Sungai Kampar dengan jeram yang tidak kalah hebat dengan jeram di Indonesia menjadi momen yang sangat berkesan baginya.

Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan yang diberikan oleh banyak pihak, termasuk keluarga, pengurus Faji, KONI Surabaya, dan tentu saja dari Umsida sebagai tempatnya belajar. “Semua pihak memberikan dukungan penuh, jadi saya bisa fokus pada latihan,” ungkapnya. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Search