MDMC Bengkulu Gotong Royong Bangun Jembatan Darurat di Lokasi Bencana Sumbar

MDMC Bengkulu bersama warga Bangun Jembatan Darurat. (ist)
www.majelistabligh.id -

Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Bengkulu bersama elemen masyarakat membangun kembali pondasi jembatan yang rusak akibat banjir bandang dan longsor. Jembatan darurat yang bersifat sementara ini dibangun di Kecamatan Bayang Utara, Pesisir Selatan Sumatera Barat.

Wakil Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah, Budi Santoso menjelaskan, hal ini dilakukan sebab jembatan tersebut adalah jalur vital. Penghubung Desa Pancung Taba dengan desa tetangga, serta menjadi akses utama distribusi logistik bagi penyintas.

“Kerusakan jembatan yang cukup parah membuat mobilitas warga terhambat dan berdampak langsung pada proses evakuasi, distribusi bantuan, serta aktivitas harian masyarakat. Perbaikan pondasi menjadi prioritas agar jalur penghubung dapat kembali diakses dengan aman,” tuturnya dalam keterangan yang diterima pada Senin (10/12).

Sejumlah elemen masyarakat dan instansi juga turut dilibatkan. Yakni UKM Kyai Sudja, UM Bengkulu, TNI, dan masyarakat Desa Pancung Taba. Muhammadiyah telah menurunkan sekira 50 personel, terdiri dari tim MDMC Bengkulu, relawan UKM Kyai Sudjadan UM Bengkulu. Ditambah dengan sekira 30 anggota TNI, serta masyarakat setempat.

“Perbaikan pondasi jembatan dilakukan sebagai upaya pemulihan akses darurat yang memungkinkan distribusi bantuan logistik lebih lancar serta memfasilitasi kegiatan masyarakat yang sempat terhenti. Kolaborasi relawan, TNI, dan warga menjadi kekuatan utama untuk memastikan pengerjaan bisa dilakukan cepat dan aman di tengah kondisi medan yang cukup berat,” terang Budi.

Selain pembangunan pondasi jembatan, pos pelayanan Muhammadiyah di Pancung Taba juga terus menjalankan edukasi pencegahan penyakit pascabencana. Juga layanan psikososial untuk anak-anak, serta pendampingan kelompok rentan seperti lansia dan penyandang disabilitas.

Kebutuhan mendesak yang masih dibutuhkan meliputi logistik pangan, perlengkapan bayi, alat kebersihan, serta perbaikan sarana pendidikan dan pemulihan fasilitas publik.

Berdasarkan laporan situasi pos pelayanan Pancung Taba per 8 Desember, banjir dan longsor menyebabkan kerusakan luas di desa tersebut, termasuk 248 rumah warga, sarana pendidikan, perikanan, serta beberapa fasilitas usaha bersama. Sebanyak 1.238 jiwa terdampak, sementara layanan-layanan dasar masih perlu diperkuat.

Saat ini, MDMC terus menjalankan pelayanan psikososial, edukasi kebersihan dan sanitasi, pendampingan kelompok rentan, serta asesmen berkelanjutan terhadap kebutuhan warga.

“Kegiatan gotong royong perbaikan jembatan ini merupakan bagian dari komitmen Muhammadiyah untuk mempercepat pemulihan di wilayah terdampak banjir dan longsor di Sumatera Barat. Melalui sinergi bersama warga, pemerintah, dan berbagai elemen persyarikatan, proses pemulihan diharapkan berjalan lebih cepat dan membuka kembali akses kehidupan masyarakat secara bertahap,” tutup Budi. (*/tim)

Tinggalkan Balasan

Search