*)Oleh: Ali Efendi, M.Pd.
Sekretaris MPKS PDM Lamongan & Kepala SMPM 14 PP. Karangasem Paciran
Pelatihan Pengasuhan dan Coaching Klinik SDM Kesejahteraan Sosial yang diselenggarakan Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan berlangsung tanggal 2-4 Mei 2025 merupakan kegiatan yang baik dan perlu mendapatkan apresiasi.
Tema pelatihan adalah “Penguatan Kemampuan Pendamping Profesional” bertempat di Aula Masjid Asy-Syifa’ RMSL Lamongan dan Aula Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM). Kegiatan disambut positif peserta, karena kegiatan ini baru pertama kali diselenggarakan bagi pengasuh, pendamping, dan perwakilan dari unsur MPKS/MPS PCM/PCA.
Peserta pelatihan berasal dari pengasuh dan pendamping Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Anak dan Lansia (LKSA/LKSLU) di Muhammadiyah dikenal dengan istilah Muhammadiyah Children Care (MCC) dan Muhammadiyah Senior Care (MSC), serta MPKS/MPS PCM/PCA se Daerah Lamongan.
Peserta mendapatkan materi dari praktisi/dosen/aktivis/pekerja sosial berasal: MPKS PP Muhammadiyah, MKS PP Aisyiyah, MPKS PWM Jawa Timur, KPAI Pusat, IPSPI dan LKKS Jawa Timur, Forum LKS Kabupaten Lamongan, serta Anggota DPR RI Komisi VI.
Adapun materi yang diterima peserta, di antaranya; dasar-dasar dan keterampilan penggalian masalah sosial, instrumen screening, pendalaman penggalian masalah, metode pengasuhan dan pendampingan anak, penanganan penyakit menular di lingkungan panti asuhan, tantangan pengasuhan di era digital, pengembangan usaha SDM Kesos.
Penguatan Kelembagaan LKS dan SDM Kesos
Secara historis, kelahiran Muhammadiyah tidak lepas dari persoalan sosial keagamaan yang dihadapi umat saat itu. KH. Ahmad Dahlan tidak hanya sekedar mengajarkan santrinya untuk menghafalkan surat Al-Ma’un dan artinya beberapa kali sehingga santrinya protes.
Sang Kyai minta kepada santrinya untuk menterjemahkan surat Al-Ma’un lebih kongkrit dalam aksi nyata. Maka kelahiran Panti Asuhan (LKSA/MCC) merupakan manifestasi Muhammadiyah gerakan sosial sebagai jawaban persoalan sosial keagamaan dengan semangat ruh Al-Ma’un.
Labih dari seribu jumlah LKS (MCC/MSC) di bawah naungan Muhammadiyah, dengan pekembangan yang cukup signifikan sehingga persoalan yang dihadapi LKS sangat kompleks, seperti; kelembagaan LKS dan SDM Kesos yang dimiliki. Maka MPKS PPM/PWM/PDM/PCM mempunyai pekerjaan yang serius untuk menata dan mengelola dua hal tersebut.
Pertama, penguatan kapasitas kelembagaan LKSA/ Muhammadiyah menjadi kebutuhan yang mendesak. Standarisasi LKS harus mengikuti ketentuan yang berlaku dalam pemerintah, dalam hal ini adalah Kementerian Sosial RI. Mulai dari proses perizinan (izin operasional) sampai dengan akreditasi kelembagaan LKS.
Secara kelembagaan LKS Anak/LKS Lansia Muhammadiyah harus berkemajuan dengan menjawab dan gerak cepat (gercep) terhadap perubahan peraturan dan perundangan yang berkaitan dengan LKS. Termasuk salah satu syarat bahwa LKS harus mempunyai Pekerja Sosial (Peksos).
Maka PPM/PWM memberikan solusi kongkrit dengan membukan keran kerjasama (MoU) antara LKS Muhammadiyah dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang mempunyai Program Studi (Prodi) Ilmu Kesejahteraan Sosial. Proyeksi lulusannya akan menjadi SDM Kesos profesional yang ditempatkan di LKS Muhammadiyah.
PTM yang memiliki Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial bersedia memberikan kesempatan kepada pengasuh/pendamping/siswa alumni LKSA dalam perkuliahan. Tentu saja diharapkan PTM akan beasiswa, keringanan biaya pendidikan, atau kemudahan lainnya.
Kedua, menciptakan SDM Kesos profesional dan tersertifikasi dari Kemensos yang sehingga menjadi LKS Muhammadiyah yang tangguh dan berkemajuan. Sesungguhnya menjadi pengasuh dan pendamping LKS sangat berat, karena mendampingi anak-anak yatim dan lansia dengan masalah kesehatan yang kompleks.
Membangun SDM Kesos yang profesional menjadi tugas bersama antara MPKS PDM/PWM/PPM dengan memberikan pelatihan dan Coaching Klinik secara intensif dan berkala kepada pengurus/pengasuh LKS Muhammadiyah sebagai bekal pendampingan anak-anak yatim dan lansia yang tinggal di panti asuhan.
Tujuan pelatihan kepada pengurus/pengasuh LKS untuk memberikan wawasan dan menambah pengetahuan yang terbaru dalam mendampingi anak-anak yatim dan lansia. Di samping itu, sesekali pengurus/pengasuh LKS Muhammadiyah diajak untuk rekreasi sebagai bentuk relaksasi agar lebih fresh dalam bertugas sebagai pendamping sehari-hari.
Dengan program pembangunan SDM Kesejahteraan Sosial (Kesos) yang baik dan berkala, semoga LKSA Yatim dan LKS Lansia Muhammadiyah semakin tangguh dan berkemajuan sehingga mampu menjawab tantangan global. (*)
