Mencari Makna di Balik Peristiwa Sosial

Haedar Nashir saat peluncuran Buku “Sengkarut Sengketa Pilkada”. (ist)
www.majelistabligh.id -

Refleksi tidak boleh berhenti pada apa yang tampak di permukaan peristiwa, tapi juga harus menuntun manusia menemukan makna substantif di balik setiap kejadian. Refleksi dalam kajian sosiologi berkaitan erat dengan pendekatan kualitatif dan teori substantif. Pendekatan itu mendorong pencarian makna di balik peristiwa sosial.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam acara Refleksi Akhir Tahun dan Bedah Buku “Sengkarut Sengketa Pilkada” yang diadakan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah, Jumat (19/12/2025) di Aula Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta.

Guru Besar Ilmu Sosiologi ini menjelaskan, setiap peristiwa menyimpan makna yang tidak selalu tampak di permukaan. Ia mengingatkan masyarakat agar tidak terjebak pada fenomena yang bersifat dangkal. “Intinya, pada sesuatu yang dicari meaningnya, sesuatu itu dicari maknanya. Di balik peristiwa, di balik permukaan itu ada meaning. Sesuatu yang di dalamnya bermakna, yang harus kita gali, yang kita tidak boleh terjebak pada fenomena permukaan. Di balik permukaan itu ada sesuatu yang substantif sebenarnya,” ujar Haedar.

Pada kondisi sekarang, imbuhnya, masyarakat perlu melihat fenomena atau kejadian secara lebih bijak dan mendalam. Sebab terdapat kecenderungan masyarakat yang terjebak pada kedangkalan berpikir dalam hukum, politik, dan ekonomi. Ia menilai banyak orang hanya membaca persoalan dari sisi yang kasatmata.

“Mudah-mudahan bahwa dalam dua dekade ini ada perkembangan yang positif tentang hukum. Di mana secara sistem hukum bisa berjalan dengan baik. Proses penegakan hukum bisa berjalan baik,” tegasnya.

Sementara itu, MPM PP Muhammadiyah, M. Nurul Yamin menegaskan demokrasi tidak terpisah dari pemberdayaan masyarakat. Ia menyebut partisipasi, kemandirian, dan integritas sebagai fondasi demokrasi bermakna. Yamin menilai demokrasi sejati menempatkan masyarakat sebagai subjek penyelesai persoalan.

“Pemberdayaan masyarakat sejatinya adalah upaya untuk mengangkat dan mengungkit potensi masyarakat agar memiliki nilai spirit partisipasi tidak apatis, memiliki spirit untuk menjadikan subyek untuk mengatasi masalah bukan menjadi bagian dari masalah,” tutur Yamin. (*/tim)

Tinggalkan Balasan

Search