Mengenang Gagasan Pak Malik Fadjar tentang Pendidikan

Prof. Dr. H.A. Malik Fadjar, M.Sc
www.majelistabligh.id -

Tokoh pendidikan yang pernah menjadi Menteri Pendidikan Nasional, Abdul Malik Fadjar memandang, pendidikan itu tidak boleh jauh dari kehidupan sekaligus kontekstual. Hal itu disampaikan oleh Abdullah Mukti, Wakil Sekretaris I Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dalam siniar yang diadakan RBC Institute “Mengenang Pak Malik Fadjar” pada Sabtu (6/9/2025).

Sebagai orang yang pernah ‘nyantri’ ke Pak Malik, Abdullah Mukti mendapatkan sebuah filosofi menarik tentang pendidikan, yakni supaya pendidikan tidak boleh lepas dari akar kehidupan. “Pendidikan harus kontekstual, harus bisa menjawab, bisa merakit dari masyarakat yang ada di sekelilingnya itu. Ini nanti dampaknya besar,” katanya.

Filosofi itu yang juga diterapkan oleh Pak Malik ketika dipercaya sebagai Menteri Pendidikan Nasional pada tahun 2001 hingga 2004 di bawah kepemimpinan Presiden Megawati dan Wapres Hamzah Haz.

Pak Malik percaya, bahwa pendidikan harus tumbuh di dan dari masyarakat. Dengan itu, pendidikan akan menghidupkan jiwa-jiwa manusia untuk mampu menjawab masa depan serta membekali hidupnya.

Selain kontekstual, pendidikan yang dipahami oleh Pak Malik adalah pendidikan harus melahirkan apa yang disebut dengan berkesadaran. Hal ini memungkinkan menjadi pembeda antara orang berpendidikan dengan yang tidak.

“Makanya ketika beliau meramu pendidikan nasional, dia mendefinisikan pendidikan nasional itu adalah usaha sadar. Karena itulah proses, makna sesungguhnya pendidikan itu membuat kesadaran seseorang,” katanya.

Maka pada tahap selanjutnya, pendidikan juga harus berorientasi pada masa depan. Pak Malik menekankan supaya pendidikan itu tidak cukup hanya untuk hari ini maupun besok, tapi untuk masa depan.

Pak Malik juga sering menekankan tentang desain pendidikan yang humanistik. Desain ini mengharuskan interaksi antara murid dengan guru secara baik, serta membangun ekosistem belajar yang nyaman untuk guru dan murid.

Semua pemahaman itu diharapkan dari rahim pendidikan Indonesia dapat melahirkan sosok pemimpin masa depan yang memiliki wawasan komplit, sehingga mampu membawa bangsa dan negara ke arah yang lebih baik. (*/tim)

Tinggalkan Balasan

Search