Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Mesir terus menunjukkan perannya sebagai jembatan penting dalam diplomasi kemanusiaan antara Indonesia dan komunitas internasional.
Sebagai organisasi yang beranggotakan mayoritas mahasiswa Universitas Al-Azhar, PCIM Mesir tidak hanya berfokus pada pelestarian tradisi keilmuan Islam, tetapi juga berkontribusi dalam berbagai aktivitas sosial dan diplomasi global yang bertujuan menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang membutuhkan.
PCIM Mesir memiliki jaringan luas di dunia Islam, terutama melalui hubungan erat dengan Universitas Al-Azhar, salah satu pusat pendidikan Islam tertua dan paling berpengaruh di dunia. Dengan modal jaringan yang kuat ini, PCIM Mesir berupaya memperkuat kerja sama dengan berbagai lembaga kemanusiaan dan zakat, baik di Mesir maupun negara-negara lainnya.
Upaya ini menjadi bagian dari strategi besar Muhammadiyah dalam memperluas jangkauan distribusi bantuan bagi masyarakat terdampak konflik atau bencana kemanusiaan, termasuk di Palestina.
Dalam acara “Temu Kader dan Bincang Santai” yang berlangsung pada Kamis (27/2/2025), Ketua Lazismu Wilayah Lampung, Syafrimen, menekankan betapa pentingnya peran PCIM Mesir dalam membangun jaringan internasional yang lebih kuat.
“Universitas Al-Azhar memiliki alumni yang tersebar di berbagai belahan dunia, banyak di antaranya yang kini berkiprah sebagai ulama besar, diplomat, maupun pemimpin organisasi kemanusiaan internasional. Potensi besar ini bisa menjadi aset berharga bagi Muhammadiyah dalam mengoptimalkan perannya sebagai organisasi yang aktif dalam aksi kemanusiaan global,” ujarnya seperti dilansir di laman resmi Pimpinan Pusat Muhammadiyah, pada Jumat (28/2/2025).
Salah satu agenda utama dalam diskusi tersebut adalah bagaimana memperkuat jalur distribusi bantuan bagi Palestina yang saat ini menghadapi situasi sulit akibat konflik berkepanjangan.
Syafrimen mendorong para kader Muhammadiyah di Mesir untuk membangun komunikasi yang lebih erat dengan lembaga-lembaga zakat dan kemanusiaan yang ada di Mesir, seperti Universitas Al-Azhar dan mitra strategis lainnya.
“Dengan adanya hubungan kerja sama yang solid, maka proses penyaluran donasi bisa berjalan lebih cepat dan tepat sasaran,” katanya.
Lebih lanjut, dia juga mengingatkan bahwa kader Muhammadiyah di luar negeri bukan hanya sekadar mahasiswa yang menuntut ilmu, tetapi juga memiliki peran sebagai duta kemanusiaan.
“Jangan hanya berpikir sebagai mahasiswa. Kalian adalah duta Muhammadiyah, duta kemanusiaan. Gunakan ilmu, gunakan jaringan, dan gunakan hati nurani kalian untuk membantu sesama,” ujarnya dengan penuh semangat.
Kolaborasi menjadi salah satu elemen kunci dalam perjuangan Muhammadiyah di bidang kemanusiaan. Direktur Eksekutif Lazismu, Ardhi Lutfi Kautsar, turut memberikan dukungan dalam bentuk beasiswa bagi kader Muhammadiyah yang memiliki ide kreatif dalam mengembangkan strategi penggalangan dana dan distribusi bantuan.
Tidak hanya itu, Lazismu juga berkomitmen untuk memberikan pendanaan guna mendukung berbagai kegiatan PCIM Kairo dan Aisyiyah di Mesir.
Langkah ini menunjukkan bahwa perjuangan untuk membantu Palestina dan negara-negara lain yang membutuhkan bukanlah tugas satu pihak saja.
Sebaliknya, ini adalah gerakan kolektif yang melibatkan seluruh elemen Muhammadiyah, dari tingkat pusat hingga ranting, serta jaringan global yang telah dibangun selama bertahun-tahun.
Sementara itu, Sekretaris Lazismu PP Muhammadiyah Gunawan Hidayat menegaskan kembali komitmen Muhammadiyah dalam memastikan bahwa setiap donasi yang dikumpulkan benar-benar sampai kepada yang membutuhkan.
“Setiap rupiah yang dipercayakan kepada Lazismu adalah amanah besar yang harus kita kelola dengan penuh tanggung jawab,” ujarnya.
Penguatan Jaringan
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PCIM Mesir, Fathi Fathurrahman Saputra, menyampaikan ucapan selamat datang kepada rombongan Lazismu di Markaz Dakwah Muhammadiyah Mesir.
Dia menekankan bahwa pertemuan ini merupakan momen yang sangat berharga karena memberikan kesempatan bagi para kader untuk berdialog secara langsung mengenai strategi penguatan jaringan dan distribusi bantuan kemanusiaan.
Fathi juga mengungkapkan rasa syukur bahwa melalui kerja sama dengan Lazismu dan MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) Mesir, PCIM Mesir dapat terlibat secara aktif dalam program “Join Action for Palestine 2.” Program ini merupakan salah satu inisiatif besar Muhammadiyah dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina serta memberikan bantuan yang mereka butuhkan.
Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi yang kuat, PCIM Mesir terus memainkan perannya sebagai jembatan diplomasi kemanusiaan Muhammadiyah.
Melalui berbagai upaya strategis yang telah dilakukan, organisasi ini semakin menunjukkan eksistensinya dalam misi kemanusiaan global dan menjadi bukti nyata bahwa nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin dapat diwujudkan dalam aksi nyata demi kesejahteraan umat manusia. (ain/wh)