Malam 29 Ramadan di Masjid Syafi’i, Jalan Kalimat Madya 2, Surabaya menjadi momen yang sangat dinantikan oleh jamaah. Suasana masjid yang berada kompleks Ampel itu, dipenuhi dengan antusiasme yang luar biasa, baik dari kalangan tua, muda, pria, maupun perempuan.
Semua berkumpul dengan penuh harapan dan keikhlasan untuk mendapatkan keberkahan malam Al-Qadr yang diyakini lebih baik dari seribu bulan.
Sejak awal malam, jamaah sudah mulai berdatangan, memenuhi setiap sudut masjid. Sebelum shalat dimulai pada pukul 12.15, panitia menyediakan kopi arab yang kaya akan rempah-rempah.
Aroma harum kopi memenuhi udara, menghangatkan suasana dan membangkitkan semangat para jamaah. Dengan secangkir kopi di tangan, mereka saling berbincang, berbagi kisah, dan menghidupkan suasana ukhuwah Islamiyah.
Ketika waktu menunjukkan pukul 12.15, semua jamaah mulai berdiri dalam barisan yang rapi. Malam itu, salat malam dipimpin oleh dua ulama terkemuka, Syaikh Abdurrahman Bawazier dari Makkah dan Syaikh Muhammad Ramadhan al-Imron dari Sudan. Kedua ulama tersebut dikenal sebagai penghafal Al-Qur’an dengan bacaan yang khas dan merdu.
Saat ayat-ayat suci dikumandangkan, suasana masjid menjadi hening, hanya terdengar lantunan ayat yang begitu syahdu. Setiap ayat yang dibacakan seakan menggema dalam hati setiap jamaah, mengundang tangisan khusyu dan rasa haru yang mendalam.
Di luar masjid, suasana pun tak kalah penuh dengan kehangatan. Para pemuda dan warga setempat dengan penuh keikhlasan menjaga kendaraan jamaah. Mereka berdiri di bawah cahaya lampu jalan, memastikan keamanan kendaraan agar para jamaah dapat beribadah dengan tenang.
Meski tak ikut serta dalam shalat malam, mereka merasa bahagia bisa berkontribusi dalam meraih keberkahan di malam istimewa ini.
Salat malam berlangsung dalam 11 rakaat, terdiri dari 8 rakaat dan 3 rakaat witir. Setiap rakaat yang dijalankan dipenuhi dengan kekhusyukan. Seakan waktu berhenti sejenak, membiarkan setiap jamaah meresapi keagungan malam yang penuh berkah ini.
Ketika salat witir selesai, sebagian jamaah masih duduk dalam diam, melantunkan doa-doa dalam hati, memohon ampunan, rahmat, dan keberkahan dari Allah SWT.
Setelah shalat, panitia takmir masjid telah menyiapkan hidangan sahur bagi jamaah. Sajian sederhana namun penuh keberkahan itu dinikmati bersama, menciptakan suasana yang penuh kehangatan.
Canda dan tawa ringan terdengar, membangun ikatan yang lebih erat di antara jamaah. Tak sedikit pula yang berbagi cerita dan pengalaman, mempererat tali silaturahmi yang telah terjalin.
Saat waktu sahur berakhir, jamaah perlahan mulai meninggalkan masjid. Namun, beberapa di antara mereka masih bertahan, melanjutkan obrolan dengan teman sejawat, atau sekadar menikmati momen kebersamaan yang jarang terjadi.
Ada yang datang dari berbagai daerah, dan kesempatan ini menjadi waktu yang tepat untuk melepas rindu dan berbagi inspirasi.
Malam 29 Ramadan di Masjid Syafi’i menjadi malam yang tak terlupakan bagi semua yang hadir. Lantunan merdu dari Syaikh Abdurrahman Bawazier dan Syaikh Muhammad Ramadhan al-Imron masih terngiang di telinga, membawa kenangan indah yang akan selalu tersimpan dalam hati.
Semoga setiap doa yang dipanjatkan malam itu dikabulkan, dan keberkahan dari malam Al-Qadr terus mengalir dalam kehidupan setiap jamaah yang hadir. (*)