Menjaga Kehormatan Persyarikatan Muhammadiyah Dibahas Kajian Ahad Pagi PCM Wiyung

www.majelistabligh.id -

Kajian Ahad Pagi (3/8/2025)  Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wiyung Surabaya bertempat di Masjid At-Taqwa, mengangkat tema “Menjaga Kehormatan Persyarikatan Muhammadiyah”. Hadir sebagai narasumber adalah Drs. H. Zayin Chudori, M.Ag, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya.

Ketua PCM Wiyung, H. Suri Marzuki, S.E.—yang akrab disapa Abah Suri—dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat datang kepada Ustadz Zayin yang telah hadir lebih awal. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh jajaran pimpinan dan hadirin, meliputi:

Pimpinan Majelis dan Lembaga se-Cabang Wiyung;  pimpinan Cabang dan Ranting Ortom: ‘Aisyiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Hizbul Wathan, Tapak Suci Putera Muhammadiyah;  Pimpinan Ranting Muhammadiyah se-Cabang Wiyung;  Pengurus Takmir Masjid se-Cabang Wiyung; Kepala Sekolah beserta guru dan karyawan TK ‘Aisyiyah 31, SDM 15, SMPM 17, SMAM 9; Pengasuh Daarul Hufaadz PCM Wiyung; Pengurus Panti Asuhan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah serta simpatisan Muhammadiyah se-Cabang Wiyung

Dalam sambutannya, Abah Suri berpesan agar seluruh warga Muhammadiyah rutin mengikuti Kajian Ahad Pagi yang diselenggarakan setiap Ahad pertama.

“Kegiatan ini, di samping untuk menuntut ilmu, juga sebagai ajang menyambung silaturrahim. Nah, oleh karena itu, mari kita selalu aktif dan tingkatkan, agar ilmu yang kita dapatkan mendapatkan berkah dan silaturahim yang kita laksanakan mendapatkan maghfirah dari Allah Subhanahu Wata’ala,” seru Abah Suri di hadapan peserta.

Dalam penyampaian materi, Ustadz Zayin Chudori membuka dengan mengingat kembali sejarah keterlibatannya dalam pendirian SMA Muhammadiyah Kedurus bersama tokoh-tokoh PCM Wiyung seperti Pak Hadi, Pak Yazid, Pak Baher, dan Pak Ghulam.

“Ibaratnya kita ini balek kampung, lek wes ning Wiyung ibarat balek kandang,” ujar beliau disambut hangat oleh para peserta.

Ia lantas  menyoroti fenomena orientasi sebagian calon tenaga pendidik baru di lembaga Muhammadiyah yang cenderung lebih mencari pekerjaan untuk gaji, bukan semangat pengabdian.

“Benar apa yang disampaikan Abah Suri. Kajian Ahad Pagi ini menjadi langkah strategis untuk mengikis pemikiran seperti itu. Mari kita masuk ke Muhammadiyah dengan ikhlas dan kaffah—tidak sepotong-potong, termasuk tenaga pendidik dan kependidikan. Sehingga kita mampu menjalankan amanah dengan baik,” ungkapnya sambil tersenyum.

Selanjutnya ustad Zayin menyampaikan Kehormatan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai konsep yang merujuk pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dijunjung tinggi oleh organisasi Muhammadiyah, yaitu:

1. Komitmen pada nilai-nilai Islam (Keihklasan). Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islamiyah (mengajak dan memberi contoh) ‘ amar ma’ruf nahi munkar berlandaskan pada Al Qur’an dan As Sunnah As Shahihah.

2. Pengabdian kepada masyarakat. Muhammadiyah memiliki semangat pengabdian kepada masyarakat dan berusaha untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat melalui amal usaha Muhammadiyah.

3. Kemandirian dan keswadayaan. Muhammadiyah dalam melaksanakan pengabdiannya tidak menggantungkan pada pihak lain. Muhammadiyah berusaha menggerakkan kekuatan internal organisasinya untuk menghidupkan dan mengembangkan amal usaha.

4. Landasan idiil Muhammadiyah ada dalam Al Qur’an surat Ali Imran ayat 104:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
” Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Merekalah orang-orang yang beruntung,”.

Surat Ali Imran ayat 110:
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.

Surat Al Bayyinah ayat 5:
وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلۡقَيِّمَةِ
” Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”

Surat Adz Dzariyat ayat 56: “وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ”
” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. “. Ayat ini menjelaskan bahwa tujuan utama penciptaan jin dan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT.

5. Logo Muhammadiyah yang digagas oleh KH Siraad Dahlan, putra sulung KH Ahmad Dahlan. Logo Muhammadiyah memiliki makna mendalam yang mencerminkan visi dan misi organisasi. Lambang Muhammadiyah menampilkan matahari bersinar 12 warna putih yang mengelilingi tulisan “ Muhammadiyah ” dalam Bahasa Arab, serta dua kalimat syahadat yang melingkarinya, semuanya berada di atas dasar warna hijau.

Logo Muhammadiyah mengandung makna-makna filosofis: Matahari: Melambangkan pencerahan dan penyebaran nilai-nilai Islam yang dibawa Muhammadiyah. 12 sinar matahari: Menggambarkan semangat para sahabat nabi ( Hawariyyun ) yang siap berjuang untuk agama Islam (semangat membimbing, menyinari dan memberikan manfaat). Sinar putih: Terinspirasi warna favorit nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam dan do’a yang memohon kebersihan jiwa serta menggambarkan pencerahan hati dan ketulusan pikiran dalam berdakwah.

Muhammadiyah: Menunjukkan bahwa organisasi ini adalah mengikuti jejak ajaran nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam dan mengikuti jejak beliau dalam menyebarkan ajaran Islam. Dua Kalimat Syahadat: Melambangkan dasar tauhid dan keimanan yang menjadi pijakan utama Muhammadiyah. Warna Hijau: Melambangkan kedamaian, kesuburan, dan kesejahteraan, sesuai cita-cita Muhammadiyah untuk menciptakan masyarakat yang “ Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur”.

Upaya menjaga Kehormatan Persyarikatan Muhammadiyah:
✓ Mengamalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari ( kedekatan dengan Allah, keadilan, keterbukaan, keterpercayaan, kejujuran, persaudaraan, kesejahteraan).
✓ Mengikuti prinsip-prinsip organisasi,(ber-Muhammadiyah-lah sak kuatmu, tapi ojo sak karepmu).
✓ Berkontribusi positif, (bertanyalah : Apa yang bisa saya berikan untuk Muhammadiyah ? Jangan bertanya : Apa yang saya dapatkan dari Muhammadiyah ?) كان رسول الله ص إذا بعث أحدا من أصحابه في بعض أمره قال بشّروا ولا تنفّروا و يسّروا ولا تعسّروا (مسلم)
✓ Menghindari perilaku yang tidak pantas menurut Islam dan organisasi, (angkuh, sombong, bakhil, dengki, ego, otoriter).
✓ Meningkatkan kesadaran Pendidikan, tentang nilai-nilai Islam dan prinsip-prinsip organisasi (musyawarah, kerjasama, keilkhlasan, kepatuhan, dan kesederhanaan).
✓ Mengembangkan budaya organisasi positif, (solidaritas, kebersamaan, kesetiakawanan, gotong royong).

“Melalui upaya-upaya tersebut, Muhammadiyah dapat terjaga kehormatan dan citra positif organisasi meningkat di mata masyarakat. نَصْرٌ مِّنَ اللَّـهِ وَ فَـتْحٌ قَرِيْبٌ وَبَشِّرِالمُؤْمِنِيْنَ .”Tambah ustad Zayin sambil berpamitan menutup kajian. tolong edit naskah tersebut tapi jangan hilangkan kutiban kalimat langsungnya. (ali shodiqin)

 

 

Tinggalkan Balasan

Search