Milad ke-107, Hizbul Wathan Semakin Diterima Masyarakat

Kepanduan Hizbul Wathan sudah memasuki usia lebih dari satu abad. (ist)
www.majelistabligh.id -

Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, M. Izzul Muslimin, mengatakan bahwa kebangkitan Hizbul Wathan (HW) sejak tahun 1999 pasca reformasi, merupakan tonggak sejarah baru bagi gerakan kepanduan ini diterima olah masyarakat modern.

“Organisasi ini awalnya bernama Padvinder Muhammadiyah, dan disepakati berdiri pada 20 Desember 1918, terbukti telah teruji, masih semangat, dan saya lihat semakin berkembang. Hal Ini menunjukkan kehadiran kembali Hizbul Wathan diterima oleh masyarakat,” kata Izzul Muslimin, dalam peringatan Milad ke-107 HW, di Yogyakarta.

Menurutnya, ke depan tantangan HW semakin kompleks. Sehingga diperlukan kemampuan penyesuaian diri supaya HW tetap langgeng, hidup, dan berkembang di tengah masyarakat dan tantangan yang ada.

HW pada awalnya bernama Padvinder Muhammadiyah, dan disepakati berdiri pada 20 Desember 1918. Pada tahun 2025 ini, Milad HW mengangkat tema “Bertumbuh, Utuh, dan Tangguh”

Sebagai sebuah gerakan, katanya, HW tumbuh semakin matang. Salah satu kunci langgengnya HW bisa tetap eksis lebih dari satu abad adalah regenerasi kader di dalamnya yang tidak terbatas usia. Kemampuan untuk menyesuaikan diri mutlak dimiliki HW. Sebab sejak pada era awal berdirinya landskap kehidupan sosial dan kenegaraan masyarakat berbeda dengan yang ada di zaman sekarang.

“Situasi sudah berubah, zaman sudah berubah, ini yang harus kemudian bisa kita lakukan penyesuaian diri supaya kehadirannya disenangi masyarakat,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Kwartir Pusat HW, Aman Suyadi menyampaikan, respon terhadap perubahan zaman itu dilakukan oleh HW dengan membangun kolaborasi dengan berbagai pihak, baik ke internal maupun ke luar.

Derap HW di lingkungan sekolah Muhammadiyah juga didukung oleh Majelis Disdakmen, dengan mengeluarkan peraturan, bahwa di satuan pendidikan Muhammadiyah cuma ada satu yaitu Hizbul Wathan.

“Harapan kami selanjutnya, Hizbul Wathan bisa eksis di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Kami sedang berkomunikasi dan berkonsultasi bagaimana kepanduan Hizbul Wathan bisa masuk dalam kurikulum,” katanya. (*/tim)

 

Tinggalkan Balasan

Search