Perjalanan panjang dalam pengembangan Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) kini memasuki babak baru dengan dimulainya pembangunan gedung baru. Prosesi peletakan batu pertama yang berlangsung, pada Kamis (27/2/2025) menandai langkah nyata dalam pengembangan institusi ini. Acara tersebut digelar di Komplek Masjid Nurul Fajri Manisrenggo, yang berlokasi di Jl. Raya Manisrenggo, Prambanan, Klaten.
Seremoni ini dihadiri oleh sejumlah tokoh terkemuka di lingkungan Muhammadiyah. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir ikut menyaksikan prosesi tersebut bersama sejumlah pimpinan lainnya, termasuk Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Dahlan Rais, Busyro Muqoddas, Syamsul Anwar, serta Bendahara PP Muhammadiyah Marpuji Ali. Tak ketinggalan, Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah, juga hadir dalam momen penting ini.
Selain dari kalangan Muhammadiyah, hadir pula Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI, Noor Achmad, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Hamim Ilyas, serta Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal. Acara ini juga dihadiri oleh jajaran civitas akademika PUTM, serta perwakilan dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dari Klaten, Bantul, Sleman, PWM DIY, dan Jawa Tengah.
Dalam sambutannya, Haedar Nashir menyampaikan apresiasi atas dimulainya pembangunan gedung baru yang telah lama direncanakan. Ia mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam proses ini, terutama kepada Baznas RI yang turut mendukung upaya tersebut.
“Ini adalah bentuk ikhtiar kami dalam memperluas dan memperkuat Amal Usaha Muhammadiyah. Pembangunan ini telah kami persiapkan sejak lama, bukan karena tidak menjadi prioritas, tetapi karena setiap pembangunan memerlukan kesabaran serta pendekatan yang luas dan luwes,” ujar Haedar.
Hingga saat ini, dana yang telah berhasil dikumpulkan untuk pembangunan gedung PUTM mencapai Rp 14 miliar. Haedar menegaskan bahwa proyek ini akan terus berjalan hingga selesai, seraya mendorong seluruh pihak untuk bersinergi dan berusaha maksimal demi merealisasikan pembangunan ini sesuai rencana.
Sejak awal berdirinya, Muhammadiyah selalu menjunjung tinggi semangat kemandirian dalam setiap aktivitasnya. Hal ini termasuk dalam pengelolaan pendidikan dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Prinsip ini telah diletakkan oleh pendiri Muhammadiyah, Kiai Ahmad Dahlan, yang menekankan pentingnya kekuatan dari dalam diri atau inner dynamic.
“Jika kita memiliki tekad yang kuat dalam mewujudkan sesuatu, maka hal tersebut harus dilakukan dengan sungguh-sungguh,” ujar Haedar Nashir.
Di sisi lain, Muhammadiyah juga selalu membuka diri untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah. Sinergi dengan pemerintah dalam berbagai bidang, khususnya di lingkungan AUM, menjadi bagian dari strategi Muhammadiyah dalam membangun bangsa dan negara.
Mudhir PUTM, Dahwan Muchrodji, menjelaskan bahwa saat ini PUTM masih menempati gedung milik Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah yang terletak di Kaliurang, Sleman. Dengan jumlah peserta didik yang terus meningkat dan kini mencapai 364 orang, kebutuhan akan gedung baru menjadi semakin mendesak.
“Keterbatasan fasilitas untuk kegiatan belajar mengajar, termasuk ruang kelas dan tempat tinggal bagi peserta didik, menjadi salah satu kendala utama yang perlu segera diatasi,” ujar Dahwan.
Pada tahun akademik 2025, ratusan calon peserta didik telah mendaftarkan diri untuk melanjutkan pendidikan di PUTM. Namun, karena keterbatasan kapasitas, hanya puluhan orang yang dapat diterima. Oleh karena itu, pembangunan gedung baru diharapkan dapat selesai sebelum Muktamar ke-49 Muhammadiyah yang akan diselenggarakan di Medan pada tahun 2027.
“Kami sangat berharap gedung ini dapat diresmikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, sebelum Muktamar ke-49 berlangsung,” tambahnya.
Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Dahlan Rais, yang juga ditunjuk sebagai Ketua Panitia Pembangunan, menuturkan bahwa proyek ini merupakan salah satu ikhtiar Muhammadiyah dalam mencetak ulama yang memiliki keahlian khusus di bidang tarjih. Kurikulum yang diterapkan di PUTM disusun secara khusus agar sejalan dengan konsep Islam Berkemajuan.
“Pembangunan ini memiliki keunikan tersendiri. Biasanya, pembangunan dimulai dengan prosesi peletakan batu pertama, tetapi kali ini dimulai dengan pengurusan lokasi terlebih dahulu,” jelas Dahlan Rais.
Rancangan gedung PUTM yang baru akan dibangun di atas lahan seluas 4.000 meter persegi dan direncanakan memiliki empat lantai. Bangunan ini akan dilengkapi dengan ruang kelas yang representatif serta asrama yang layak bagi para peserta didik agar mereka dapat belajar dalam lingkungan yang nyaman.
Pembangunan ini tidak hanya melibatkan internal Muhammadiyah, tetapi juga merupakan hasil kolaborasi dengan berbagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA) serta berbagai pihak eksternal, termasuk Baznas RI. Dukungan dari berbagai pemangku kepentingan diharapkan dapat mempercepat proses pembangunan dan menjamin keberlanjutannya.
Pembangunan gedung baru PUTM ini merupakan langkah maju dalam mewujudkan visi Muhammadiyah dalam mencetak ulama tarjih yang berkualitas dan berwawasan luas. Dengan fasilitas yang lebih memadai, diharapkan PUTM mampu menjadi pusat pembelajaran Islam yang lebih unggul dan mampu melahirkan generasi ulama yang siap berkontribusi bagi umat dan bangsa.
Dengan semangat kebersamaan dan kemandirian yang selalu menjadi ciri khas Muhammadiyah, harapan besar ini diupayakan agar menjadi kenyataan dalam waktu yang telah ditargetkan. Semoga pembangunan ini berjalan lancar dan dapat segera digunakan untuk kepentingan pendidikan Islam yang lebih maju di masa depan. (*/wh)
Alhamdulillah,semoga muhammadiyah kedepan tidak akan lekurangan mubaligh yg faham dan melaksanakan Tarjih lagi