Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid menyelenggarakan Launching Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) di Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta pada Rabu (25/6/2025).
Acara ini menjadi bagian dari komitmen Muhammadiyah dalam mewujudkan sistem kalender Islam global yang menyatukan umat dalam kesadaran waktu. Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan negara-negara sahabat, menandakan pentingnya KHGT dalam skala internasional.
Dalam sambutannya, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Dr. Hamim Ilyas, M.Ag., menegaskan bahwa Islam adalah agama rahmat bagi seluruh alam.
“Rahmah adalah cinta yang memberikan kebutuhan secara rasional,” ujarnya. Menurutnya, KHGT adalah bagian dari misi Islam sebagai rahmat, yaitu dengan menghadirkan keteraturan waktu yang bersifat universal, adil, dan ilmiah.
KHGT yang digagas Muhammadiyah bukanlah proyek jangka pendek. Sejak tahun 1428 H atau 2007 M, Muhammadiyah telah melakukan kajian ilmiah mendalam mengenai kalender hijriah, melibatkan para ahli falak, syariah, dan astronomi.
Ini mencerminkan pandangan maju Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modernis yang terus menjawab tantangan zaman.
Hamim menyampaikan bahwa KHGT merupakan bentuk upaya Muhammadiyah dalam “melunasi utang peradaban” umat Islam, khususnya dalam hal penyeragaman kalender yang selama ini menimbulkan perbedaan waktu ibadah, terutama puasa dan hari raya.
“KHGT adalah instrumen membangun kesadaran umat tentang pentingnya waktu,” tegasnya.
Inovasi KHGT juga telah diwujudkan dalam bentuk aplikasi digital yang dapat diakses dalam tiga bahasa: Indonesia, Arab, dan Inggris.
Aplikasi ini menjadi sarana dakwah global sekaligus memudahkan umat Islam di berbagai belahan dunia untuk mengakses informasi kalender hijriah yang terstandarisasi dan berbasis data astronomi yang akurat.
Lebih dari sekadar urusan teknis, KHGT diproyeksikan sebagai bagian dari upaya Muhammadiyah mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Kesatuan dalam waktu mencerminkan kesatuan dalam visi, misi, dan orientasi hidup umat Islam menuju kemajuan peradaban.
“KHGT juga meneladani semangat para sahabat Nabi dalam memperjuangkan kebenaran,” tambah Hamim.
Dia menekankan bahwa penyeragaman kalender ini tidak hanya berbasis rasionalitas ilmiah, tetapi juga dilandasi oleh nilai-nilai keteladanan, kejujuran, dan komitmen terhadap kebenaran sebagaimana dicontohkan generasi awal Islam.
Sosialisasi ini membuka ruang diskusi antara para akademisi, mahasiswa, dan tokoh-tokoh umat, baik dari dalam maupun luar negeri.
Kehadiran perwakilan negara sahabat semakin memperkuat posisi KHGT sebagai agenda strategis umat Islam global yang membutuhkan dukungan kolektif lintas negara, lembaga, dan generasi. (msf/wh)
