*)Oleh: M. MAHMUD
Ketua PRM Kandangsemangkon Paciran Lamongan
Niat adalah arah, tawakal adalah ketenangan, dan keduanya menjadi cahaya bagi jiwa yang berjalan mencari ridha-Nya. Dalam setiap keputusan dan perjuangan, ketika hati lurus dan sandaran diserahkan penuh kepada Allah, maka bahkan jalan yang terjal terasa lapang.
Berikut salah satu ayat Al-Qur’an yang menekankan pentingnya niat dan keikhlasan dalam beribadah. QS. Al-Bayyinah: 5
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
Terjemah Kemenag 2019
Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar).
Berikut salah satu ayat Al-Qur’an yang sangat kuat menekankan pentingnya tawakal. QS. Ali-Imron : 122
وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ
Terjemah Kemenag 2019
122. Hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.
Niat dan tawakal bukan sekadar soal teori, ia adalah latihan hati yang terus-menerus. Berikut adalah beberapa pendekatan yang bisa memperkuat keduanya secara praktis dan spiritual:
1. Niat: Menguatkan Arah Langkah
• Perbaharui niat setiap hari: Mulailah pagi dengan menyebutkan untuk apa setiap aktivitas dilakukan—mencari ridha Allah, menebar manfaat, atau menunaikan amanah.
• Tulis dan visualisasikan niat: Gunakan jurnal atau bagan niat untuk memperjelas tujuan—misalnya, peta hijrah pribadi atau goal map yang diwarnai semangat ikhlas.
• Kaitkan niat dengan misi hidup: Hubungkan aktivitas harianmu dengan nilai yang lebih besar, seperti pengabdian, keadilan, atau kebermanfaatan untuk umat.
2. Tawakal: Menyerahkan Hasil, Memaksimalkan Usaha
• Berdoa setelah ikhtiar: Latih diri untuk menjadikan doa sebagai pelepas beban, bukan sekadar formalitas. Doa setelah usaha adalah tanda bahwa engkau percaya pada rencana Allah.
• Fokus pada proses, bukan hasil: Latih pikiran untuk mencintai proses belajar, bekerja, atau berjuang—bukan sekadar menunggu hasil. Ini adalah inti dari tawakal.
• Ambil jeda untuk merenung (muhasabah): Setiap sore atau malam, sisihkan waktu untuk mengevaluasi: apakah aku sudah berikhtiar maksimal dan ikhlas menyerahkan hasil?
3. Sinergi Keduanya dalam Praktik Harian
• Jadikan niat sebagai kompas, dan tawakal sebagai jangkar. Saat badai kehidupan datang, niat menjaga arah, dan tawakal menjaga ketenangan.
• Gunakan dzikir seperti hasbunallahu wa ni’mal wakil untuk melatih hati agar tidak lekat pada kontrol penuh atas hidup—karena sejatinya kita hanya berjalan dalam skenario terbaik dari-Nya.
Menguatkan niat dan tawakal ibarat melatih dua sayap agar dapat terbang dalam ridha-Nya. Berikut beberapa latihan harian yang bisa diterapkan secara sederhana namun bermakna:
1. Pagi Hari: Awali dengan Kesadaran Niat
• Shalat Subuh dengan Tadabbur: Ambil 1–2 menit setelah shalat untuk menguatkan niat hari itu—apakah hari ini akan menjadi sarana berbagi ilmu, membina keluarga, atau menebar manfaat?
• Tuliskan Niat di Jurnal atau Tempelkan di Meja: Visualisasi niat seperti “aku bekerja hari ini bukan hanya untuk nafkah, tapi ibadah” akan membantu menginternalisasi makna dalam aktivitas.
2. Sepanjang Hari: Aktifkan Ikhtiar dan Tawakal
• Gunakan Doa sebagai Aktivator Tugas: Sebelum memulai tugas—baik mengajar, belajar, atau berdakwah—ucapkan: “Bismillah, aku niatkan karena Allah.”
• Latih Fokus pada Usaha, Bukan Hasil: Ketika merasa cemas dengan hasil, tarik napas dan katakan dalam hati: “Tugasku berusaha, hasilnya hak Allah.” Ini melatih melepaskan kendali berlebih.
• Sisipkan Dzikir Ringan Saat Rehat: Seperti “Hasbiyallahu la ilaha illa Hu” atau “La hawla wa la quwwata illa billah”—menguatkan hati tanpa meninggalkan aktivitas duniawi.
3. Sore dan Malam: Muhasabah dan Serahkan Hati
• Cek Niat: Apa yang Aku Cari Hari Ini? Apakah mencari pujian, ketenaran, atau keberkahan? Evaluasi ini akan menjaga kemurnian hati.
• Journaling Tawakal: Catat momen saat kamu merasa cemas lalu refleksikan—bagaimana akhirnya Allah menolong di luar dugaan?
• Shalat Malam atau Doa Sebelum Tidur: Serahkan beban dalam doa yang khusyuk. Ini bukan sekadar “menenangkan,” tapi mengakui bahwa hidup ini berjalan di tangan Yang Maha Mengatur.
Tawakal bukan sikap pasrah tanpa daya, tapi ketenangan jiwa yang lahir dari kesadaran bahwa segala yang terjadi adalah bagian dari rencana-Nya yang terbaik.
Berikut tambahan latihan harian yang bisa memperkuat rasa tawakal secara perlahan namun mendalam:
1. Latihan “Menerima dengan Ikhlas” dalam Hal Kecil
2. Tulisan Syukur & Penyerahan Diri
3. Doa-doa Tawakal yang Dihayati, Bukan Hanya Dibaca
4. Latihan “Cukup dengan Usaha Terbaik. (*)
