Paradigma Inklusif, Mahasiswa PTMA di Tanah Papua Mayoritas Nonmuslim

Kebersamaan mahasiswa di PTMA Tanah Papua. (ist)
www.majelistabligh.id -

Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) di Tanah Papua, mayoritas beragama nonmuslim. Hal ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah memiliki paradigma inklusif dalam praktik penyelenggaraan layanan pendidikan.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Bidang Pendidikan, Olahraga, Seni, dan Budaya, Irwan Akib, dalam Wisuda di Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGo).

Ia menambahkan, saat ini Persyarikatan Muhammadiyah telah memiliki lima kampus di Papua, yaitu Universitas Muhammadiyah Sorong, Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong, Universitas Muhammadiyah Papua, Universitas Muhammadiyah Papua Barat, dan Universitas Muhammadiyah Teluk Bintuni. “Dari kampus-kampus tersebut, rata-rata mahasiswanya 60 sampai 80 persen nonIslam,” kata Irwan.

Meski sebagai perguruan tinggi keagamaan Islam, kampus Muhammadiyah tidak menggiring mahasiswanya yang nonmuslim untuk memeluk agama Islam. Bahkan ada penguatan keagamaan sesuai dengan kepercayaan masing-masing.

“Jadi kalau bicara keimanan yang mantap, semakin dia kuliah di sini semakin mantap keimanan sesuai dengan agama yang dianutnya. Tidak lalu kemudian digiring-giring menjadi muslim,” katanya.

Sebab Muhammadiyah memandang hidayah merupakan hak prerogatif Allah SWT. Tugas Muhammadiyah mengenalkan Islam, maka jika ada yang ingin memeluk agama Islam itu adalah keputusan personal bukan atas dasar paksaan.

Tak hanya untuk layanan bidang pendidikan, paradigma inklusif juga digunakan Muhammadiyah dalam memberikan bantuan kemanusiaan. Dalam situasi bencana, bantuan Muhammadiyah untuk semua, tidak untuk warga Muhammadiyah saja.

Seperti yang terjadi di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, Muhammadiyah bergerak cepat dan memberikan bantuan tanpa terkecuali. Tidak membedakan agama, suku, ras, dan latar belakang golongan.

“Muhammadiyah bergerak cepat dan tentu ketika memberikan pelayanan tidak ditanya dulu agamamu apa, sukunya apa, itu tidak ditanya. Semua dilayani dengan baik tanpa membedakan suku, agama, dan ras,” katanya. (*)

Tinggalkan Balasan

Search