PCIM Malaysia Tebar Kurban untuk Pekerja Migran, Bangun Ukhuwah dan Rasa Empati

www.majelistabligh.id -

Di tengah perbedaan penetapan Hari Raya Iduladha antara Malaysia dan Indonesia, Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia tetap konsisten menebar kebaikan.

Pada Sabtu (7/6/2025), mereka menyelenggarakan penyembelihan 21 hewan kurban yang disalurkan khusus bagi para pekerja migran Indonesia di Malaysia—sebagai wujud nyata ukhuwah dan kepedulian sesama anak bangsa di perantauan.

Disampaikan Sekretaris PCIM Malaysia Ahmad Fathoni bahwa tahun ini PCIM Malaysia akan berkurban sebanyak 21 ekor, yang terdiri dari 10 ekor sapi dan 11 ekor kambing.

Fathoni juga menambahkan, bahwa PCIM Malaysia dalam mempersiapkan ibadah kurban telah dilakukan sejak pasca idulfitri.

“Kami sebulan selepas Idulfitri sudah membentuk panitia, lalu pembagian tugas, kemudian kita juga sudah survei hewan mana yang bisa kita dapatkan,” ungkapnya ketika dihubungi redaksi pada Rabu (4/6).

Fathoni juga mengungkapkan jumlah panitia tahun ini sebanyak 166 orang, termasuk dari Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiah (PCIA) Malaysia.

Panitia juga telah dibekali materi perihal tata cara penyembelihan oleh Wakil Ketua PCIM Malaysia, Zulfan Haidar.

“Beliau (Zulfan Haidar) adalah penyembelih yang bersertifikat, jadi kawan-kawan di sini juga di training oleh beliau bagaimana cara menyembelih,” jelasnya.

Tidak hanya sekadar memotong daging kurban, para imigran di Malaysia lewat pelaksaan pemotongan hewan kurban yang digelar oleh PCIM juga menjadi ajang silaturahmi.

Fathoni menuturkan bahwa mendapatkan daging kurban bagi kebanyakan imigran Indonesia yang berada di Malaysia merupakan sebuah keistimewaan.

“Karena mungkin rasa kepedulian, kemudian empati dari kawan-kawan sehingga makna berbagi dalam ibadah kurban di sini lebih terasa,” ungkapnya.

Fathoni juga menuturkan bahwa pelaksanaan ibadah kurban bukan sekadar persoalan darah dan daging yang kita korbankan, tetapi juga ketakwaan yang dimiliki setiap orang yang ada di dalamnya.

“Semangat kurban tidak hanya dilaksanakan secara fisik, tapi juga pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran untuk membantu sesama dan membesarkan Persyarikatan Muhammadiyah secara bersama-sama,”pungkasnya. (hizqil)

Tinggalkan Balasan

Search