Para pemimpin besar senantiasa menjadi perbincangan luas sekaligus sebagai rujukan bagi peradaban-peradaban agung. Lahirnya peradaban agung itu mendasarkan pemikiran besar dan etika yang tinggi dari pemimpin tersebut. Pemimpin besar itu bukan hanya menegakkan keadilan tetapi juga aktif memberantas kezaliman.
Kemuliaan berakar dari perbuatan-perbuatan yang mereka torehkan, dasar perbuatan mereka bersumber pada sang pemilik kemuliaan, Allah. Karena keteladanan itulah, mereka menjadi buah bibir dari berbagai generasi.
Nabi Ibrahim, Ishaq, dan Ya’kub merupakan contoh manusia agung yang hingga sekarang menjadi perbincangan dunia. Kedekatan mereka dengan Allah melahirkan berbagai amal perbuatan yang agung, menghasilkan keturunan yang menjadi rujukan berbagai agama di dunia.
Mengingatkan Akhirat
Para pemimpin agung namanya akan semakin mulia karena pemikiran, gagasan, dan amal perbuatannya. Bahkan perbuatan mereka menjadi model bagi kepemimpinan di berbagai komunitas.
Nabi Ibrahim merupakan tokoh yang kritis sejak muda. Dia berani mengkritik penguasa yang menyimpang karena menyembah berhala.
Ibrahim hidup ketika masyarakatnya mempertuhankan berhala. Berhala yang terbuat dari batu, seharusnya dipandang sebagai benda biasa dan karya manusia, tetapi justru disembah dan dijadikan sandaran kehidupan.
Daya kritis Ibrahim muncul dan terbukti mengharuskan dirinya menerima sangsi dibakar. Berkat pertolongan Allah, dia terbebas dari jeratan api.
Nabi Ya’kub tidak kalah agung. Dia merupakan sosok nabi yang melahirkan seorang anak yang nantinya menjadi raja di Mesir. Dia sangat penyabar dan teguh pendirian sehingga lahirlah sosok Nabi Yusuf.
Ketika kehilangan Yusuf ketika kecil, tidak membuat Nabi Ya’kub putus asa. Dia tetap sabar dan berprasangka baik pada Allah atas berbagai kejahatan yang dilakukan anak-anaknya sendiri terhadap Yusuf.
Kecintaan dan kesedihan atas hilangnya Yusuf tidak membuatnya hilang nyali, tetapi tetap berharap kepada Allah. Dia senantiasa berharap penuh kepada Allah. Allah pun mengembalikan Yusuf ke hadapannya, dan dalam keadaan berkuasa sebagai raja Mesir.
Dari dua sosok besar ini, lahirlah manusia agung yang nantinya menjadi pemimpin dunia Arab, bahkan pengaruhnya sangat luas ke berbagai dunia. Dia adalah Nabi Muhammad, sosok pemimpin yang lahir di Quraisy.
Nabi Muhammad muncul sebagai manusia besar tidak lain sebagai cerminan dari Nabi Ibrahim dan Ya’kub. Mereka berdua telah menorehkan akhlaq mulia. Kemuliaan sosok Nabi Ibrahim dan Nabi Ya’kub ini diabadikan Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya :
وَٱذۡكُرۡ عِبَٰدَنَآ إِبۡرَٰهِيمَ وَإِسۡحَٰقَ وَيَعۡقُوبَ أُوْلِي ٱلۡأَيۡدِي وَٱلۡأَبۡصَٰرِ
“Dan ingatlah hamba-hamba Kami, Ibrahim, Isḥaq, dan Ya’qūb yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi.” (QS. Şād : 45)
Mereka menjadi contoh manusia agung karena karya-karya berupa perbuatan, dan ilmu yang tinggi. Nabi Ibrahim teruji kesabaran dalam membesarkan keluarga hingga melahirkan dua manusia Nabi Ismail dan Nabi Ishaq.
Dari sosok Nabi Ismail ini muncul generasi paling agung, yakni Nabi Muhammad. Dari Nabi Muhammad inilah muncul peradaban Quraisy yang akan menguasai Jazirah Arab.
Sementara Nabi Ya’kub melahirkan Nabi Yusuf dan nabi-rasul dari kalangan Bani Israil lainnya. Keagungan mereka disebabkan oleh nasehat-nasehat mereka yang mengingatkan akan akherat. Disampaikan bahwa akherat merupakan kehidupan yang hakiki dan abadi. Hal ini ditegaskan Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya :
إِنَّآ أَخۡلَصۡنَٰهُم بِخَالِصَةٖ ذِكۡرَى ٱلدَّارِ
“Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi, yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. (QS. Şād : 46)