Kesaksian Jiwa terhadap Keesaan Allah Subhanallahu Wa Ta’ala
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu ?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di
hari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.” (QS. Al-A’raf : 172)
Kelak Jiwa Juga Mengalami Penyesalan
“Dan Aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri). Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya ?”. (QS. Al-Qiyamah: 2-3)
Jiwa yang Diridai Allah Subhanallahu Wa Ta’ala
“Wahai jiwa yang tenang ! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhaiNya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu, dan masuklah ke dalam surgaKu”. (QS. AlFajr : 27-30)
Untung Rugi Seseorang Tergantung Jiwanya
“Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya. Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikan (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya”. (QS.Asy-Syams :7-10)
Gerak gerik Hati Diketahui oleh Allah Subhanallahu Wa Ta’ala
a. “Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu) bagimu”. (QS.Al-Baqarah: 284)
b. Katakanlah, “Jika kamu sembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu nyatakan, Allah pasti mengetahuinya. Dia mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Ali Imran : 29)
Kelak Hati Dimintai Pertanggungjawaban
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan dimintai pertanggung jawabannya”. (QS. Al-Isra’ : 36)
Dusta Termasuk Penyakit Hati
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu, dan mereka mendapat azab yang pedih karena mereka berdusta”. (QS. Al-Baqarah : 10)
Keterangan:
Di antara penyakit hati itu misalnya ragu dan tidak yakin akan kebenaran, munafik, dan tidak beriman. Maksudnya, keyakinan mereka terhadap kebenaran Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam lemah. Kelemahan keyakinan itu menimbulkan kedengkian, iri hati, dan dendam terhadap Nabi Shalallahu Alaih Wasallam, agam dan orang-orang Islam.
Menolak Kebenaran Termasuk Penyakit Hati
“Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang hatinya berpenyakit berkata, “Yang dijanjikan Allah dan rasulNya kepada kami hanya tipu daya belaka.” (QS. Al-Ahzab : 12)
Suka Menyakiti Termasuk Penyakit Hati
“Sungguh, jika orang- orang munafik, orang orang yang berpenyakit dalam hatinya, dan orang- orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah tidak berhenti (dari menyakitimu), niscaya Kami perintahkan engkau (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak lagi menjadi tetanggamu (di Madinah), kecuali sebentar”.
(QS. Al-Ahzab : 60)
Lengahlah Orang yang Tidak Menggunakan Hatinya
“Dan sungguh, akan Kami isi neraka jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak mempergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda- tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang- orang yang lengah”. (QS. Al-A’raf : 179)
Celakalah Orang yang Keras Hatinya
Maka apakah orang- orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu)? Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata”. (QS. Az-Zumar : 22). (*)