*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Mari kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala dengan sebenar-benarnya ketakwaan, yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh Allah Subhânahu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya Muhammad shallallahu alaihi wasallam serta menjauhi apa yang dilarang-Nya.
Dengan bekal iman dan takwa, insya Allah kita akan menjadi penghuni surga-Nya.
Surga merupakan suatu kenikmatan yang akan diberikan oleh Allah Subhânahu Wa Ta’ala kepada manusia yang beriman.
Banyak manusia berlomba-lomba untuk mencapainya dengan berbagai cara, salah satunya dengan memperbanyak mengucap syahadat, mengerjakan salat, dan mencintai orang-orang fakir dan miskin.
Sebagai umat Muslim yang hidup di dunia, sudah selayaknya kita menempuh berbagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Jangan sampai kita menyia-nyiakan kesempatan tersebut.
Siapakah yang tidak menginginkan surga? Orang-orang beragama tentu menginginkannya karena mendapatkan surga berarti mendapat tempat terbaik nan abadi di alam baka.
Namun, surga memiliki pintu-pintu yang hanya dapat dibuka dan dilalui oleh mereka yang memiliki kunci-kuncinya. Berdasarkan beberapa hadis, terdapat tiga kunci utama untuk membuka pintu-pintu surga, yaitu sebagai berikut:
Bersaksi Tiada Tuhan selain Allah
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Kunci surga adalah bersaksi Tiada Tuhan Selain Allah.” (HR. Ahmad)
Sesungguhnya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah merupakan fondasi kunci. Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah menjadi dasar pertama apakah seseorang akan dapat masuk surga atau tidak.
Tanpa amal batiniah yang disebut tauhid ini, semua amal kebaikan manusia tidak ada artinya dalam kaitannya dengan keselamatan di akhirat.
Ia tidak akan masuk surga karena surga hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang bersaksi dengan sepenuh keyakinan bahwa Allah adalah Tuhan satu-satunya. Jadi, iman tauhid merupakan fondasi dari semua amal manusia.
Sedemikian pentingnya syahadat atau kesaksian ini hingga Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“Barang siapa mati sedang ia percaya Tiada Tuhan selain Allah, maka masuklah ia ke dalam surga.” (HR. Muslim)
Kita dianjurkan untuk memperbanyak zikir dengan mengucapkan kalimat tersebut agar kita memiliki fondasi kunci utama surga.
Beberapa hadis juga menunjukkan bahwa barang siapa di akhir hayat mengucapkan kalimat tersebut dengan meyakini sepenuhnya bahwa tiada Tuhan selain Allah, maka itu menjadi pertanda bahwa ia akan menempati surga di akhirat kelak.
Menegakkan Salat
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Kunci surga adalah menegakkan salat.” (Dari Jabir bin Abdillah RA)
Salat adalah kunci utama kedua setelah syahadat. Salat merupakan amal lahiriah sekaligus perwujudan iman kepada Allah Subhânahu Wa Ta’ala.
Hubungan salat dengan syahadat adalah bahwa salat dan masing-masing rukunnya merupakan gigi-gigi kunci yang memungkinkan terbukanya pintu surga.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga menjelaskan dalam sebuah hadis tentang pentingnya salat dalam hubungannya dengan keselamatan seseorang di hari kiamat:
“Amal pertama kali seorang hamba akan dihisab di hari kiamat adalah salat. Apabila salatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya. Dan jika salatnya buruk, rusaklah semua amalnya.” (HR. At-Thabrani)
Salat memiliki pengaruh kuat terhadap amal-amal seseorang di luar salat. Jika salatnya baik, maka baiklah seluruh amal lainnya.
Sebaliknya, jika salatnya buruk, maka seluruh amal lainnya juga buruk. Salat yang dilakukan dengan menjalankan rukun-rukun dan sunnahnya akan menjadi kunci sukses dalam menjawab enam pertanyaan di alam kubur, yakni: Siapa Tuhanmu, apa agamamu, siapa nabimu, apa kitab sucimu, di mana kiblatmu, dan siapa saudara-saudaramu.
Jawaban terhadap pertanyaan tersebut terdapat dalam pelaksanaan salat.
Mencintai Fakir Miskin
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Dan kunci surga adalah mencintai fakir-miskin.” (Dari Ibnu Umar RA)
Mencintai fakir miskin merupakan kunci surga yang mewakili ibadah sosial dalam ranah akhlak. Al-Qur’an menyebut orang-orang yang tidak peduli terhadap anak yatim dan fakir miskin sebagai para pendusta agama. Ayat-ayat itu berbunyi:
“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.” (QS. Al-Ma’un: 1-3)
Dalam surat lain, Allah melarang berbuat aniaya terhadap anak-anak yatim dan fakir miskin:
“Adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta, maka janganlah kamu menghardiknya.” (QS. Ad-Duha: 9-10)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mencintai fakir miskin, duduk bersama mereka, membesuk mereka yang sedang sakit, mengiring jenazah mereka, dan tidak pernah menghina orang fakir miskin. (Kitab Maulid Al-Barzanji, karya Syaikh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al-Barzanji, halaman 123)
Untuk dapat masuk surga, seseorang tidak cukup hanya memiliki kesalehan personal dengan melaksanakan ibadah-ibadah personal seperti salat, puasa, dan haji, tetapi ia juga harus memiliki kesalehan sosial seperti mengeluarkan zakat dan sedekah kepada fakir miskin.
Ia juga harus memiliki akhlak yang baik terhadap mereka sebagaimana dicontohkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Dari seluruh uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga kunci utama untuk membuka pintu surga, yaitu:
- Dalam ranah akidah: bertauhid dengan bersaksi Tiada Tuhan selain Allah.
2. Dalam ranah syariat: menegakkan salat.
3. Dalam ranah akhlak: kesalehan sosial dengan mencintai fakir miskin. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News