PTMA Harus Cerdas! Manfaatkan Jaringan Muhammadiyah untuk Gaet Mahasiswa Baru

PTMA Harus Cerdas! Manfaatkan Jaringan Muhammadiyah untuk Gaet Mahasiswa Baru

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Irwan Akib  menyoroti tren penurunan jumlah mahasiswa baru di Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA). Menurutnya, untuk mengatasi tantangan ini, PTMA perlu lebih aktif dalam memanfaatkan jaringan Persyarikatan Muhammadiyah yang tersebar luas di berbagai daerah.

Pernyataan ini disampaikan oleh Irwan Akib dalam kegiatan Fokus Grup Diskusi (FGD) yang mengangkat tema Strategi Promosi dan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB). Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari 14 PTMA unggulan dan berlangsung di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada Kamis (13/3/2025).

Dalam diskusi tersebut, seperti dilansir di laman resmi PP Muhammadiyah, berbagai strategi dan solusi dibahas guna meningkatkan daya tarik PTMA di kalangan calon mahasiswa.

Dalam paparannya, Irwan Akib menegaskan bahwa Muhammadiyah memiliki infrastruktur organisasi yang cukup kuat dan tersebar luas di berbagai daerah. Dengan demikian, PTMA seharusnya mampu memanfaatkan potensi besar dari ekosistem Muhammadiyah untuk mendukung peningkatan jumlah mahasiswa baru.

“Jaringan Muhammadiyah yang ada di daerah, mulai dari sekolah-sekolah Muhammadiyah, pondok pesantren, hingga organisasi otonom, bisa menjadi sumber daya yang sangat potensial untuk menarik minat calon mahasiswa. Kita harus mengoptimalkan ini agar ekosistem Muhammadiyah benar-benar memberikan dampak nyata terhadap peningkatan jumlah mahasiswa di PTMA,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa penurunan jumlah mahasiswa baru bukanlah ajang kompetisi antarperguruan tinggi Muhammadiyah. Sebaliknya, hal ini harus menjadi momentum bagi PTMA untuk bersinergi dan bekerja sama dalam meningkatkan daya saing dan daya tarik masing-masing kampus.

Akreditasi dan Faktor Lain yang Mempengaruhi Penerimaan Mahasiswa

Salah satu strategi yang selama ini dianggap ampuh dalam menarik mahasiswa baru adalah peningkatan akreditasi. Namun, Irwan mengingatkan bahwa akreditasi yang unggul tidak selalu menjadi jaminan peningkatan jumlah mahasiswa, terutama di daerah-daerah tertentu yang memiliki karakteristik tersendiri.

“Ada kampus yang sudah memperoleh akreditasi unggul, namun karena biaya pendidikannya tergolong tinggi, minat calon mahasiswa menjadi berkurang. Oleh karena itu, kita harus melihat faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi tren penerimaan mahasiswa baru,” ujarnya.

Ia juga menekankan perlunya survei untuk memahami persepsi masyarakat terhadap PTMA dibandingkan dengan perguruan tinggi negeri. Data dari survei semacam ini bisa menjadi acuan bagi PTMA dalam merancang strategi promosi dan pendekatan yang lebih efektif untuk menjaring mahasiswa baru.

Menonjolkan Keunggulan PTMA dan Membangun Kemitraan

Salah satu langkah yang dinilai penting dalam upaya meningkatkan penerimaan mahasiswa baru adalah dengan menggali dan menonjolkan keunggulan yang dimiliki oleh masing-masing PTMA. Menurut Irwan, setiap kampus Muhammadiyah memiliki keunikan tersendiri yang bisa menjadi daya tarik bagi calon mahasiswa.

“Kampus Muhammadiyah harus lebih kreatif dalam mengelaborasi keunggulan mereka. Apakah itu dari segi program akademik, fasilitas, atau bahkan nilai-nilai Islami yang menjadi ciri khasnya. Semua aspek ini harus dimaksimalkan untuk membangun citra positif di mata masyarakat,” tuturnya.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya membangun kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan industri. “Jaringan kemitraan dengan pemerintah daerah, dunia usaha, serta berbagai stakeholder lainnya bisa menjadi faktor pendukung dalam meningkatkan daya tarik kampus kita,” imbuhnya.

Irwan juga mengajak PTMA untuk lebih aktif dalam memperkuat ekosistem kampus mereka dengan melibatkan berbagai elemen, mulai dari dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, hingga alumni. Menurutnya, upaya branding kampus harus dilakukan secara menyeluruh dan melibatkan semua pihak terkait.

“Tidak bisa hanya satu pihak saja yang bergerak. Kita harus membangun budaya akademik yang kuat, menciptakan lingkungan kampus yang nyaman dan inspiratif, serta memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk memperkenalkan kampus kita kepada khalayak luas,” jelasnya.

Terakhir, ia berharap agar antar-PTMA dapat saling berbagi pengalaman dan strategi dalam menghadapi tantangan yang ada. Dengan demikian, diharapkan akan muncul solusi-solusi baru yang lebih efektif dan inovatif dalam upaya meningkatkan jumlah mahasiswa baru di PTMA.

“Kita ingin melihat masing-masing PTMA saling bertukar pengalaman, berbagi strategi yang telah terbukti efektif, dan bersama-sama berkontribusi dalam meningkatkan tren penerimaan mahasiswa baru di lingkungan perguruan tinggi Muhammadiyah,” pungkasnya. (wh)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *