Rahasia Menjadi Manusia Terbaik: Pelajaran dari Al-Qur’an dan Hadis

Rahasia Menjadi Manusia Terbaik: Pelajaran dari Al-Qur’an dan Hadis

Tidak semua manusia disebut sebagai yang terbaik di sisi Allah. Ada kriteria khusus bagi mereka yang mendapatkan predikat khoirunnas, yakni manusia yang paling bermanfaat bagi sesamanya. Hal ini disampaikan oleh Ustaz Drs. H. Edy Purnomo dalam tausiyah Ramadan di Masjid Al Badar, Jalan Kertomenanggal, Surabaya, Senin (17/3/2025) malam.

Dia mengingatkan bahwa Islam tidak hanya menuntut ibadah yang bersifat individual, tetapi juga mendorong umatnya untuk berkontribusi nyata bagi lingkungan sekitar.

“Dalam kehidupan ini, setiap manusia dituntut untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain. Prinsip ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya kebermanfaatan dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagaimana dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”

Hadis ini, sebut dia, menegaskan bahwa derajat manusia tidak hanya diukur dari ibadah individualnya, tetapi juga dari sejauh mana dirinya dapat memberikan manfaat bagi sesama.

Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Ahmad (Juz 6, No. 422), Rasulullah saw menjelaskan lebih lanjut bahwa kategori khoirunnas atau manusia terbaik itu terdiri dari lima golongan utama.

Lebih lanjut, Ustaz Edy merinci lima kriteria utama dari khoirunnas:

1. Orang yang Memiliki Bacaan Al-Qur’an yang Baik

Ia menjelaskan bahwa golongan pertama dari khoirunnas adalah mereka yang memiliki bacaan Al-Qur’an yang baik. “Membaca Al-Qur’an dengan tartil dan tajwid yang benar merupakan bagian dari ibadah. Rasulullah SAW mencontohkan pentingnya membaca Al-Qur’an dengan baik dan penuh penghayatan. Seperti yang kita dengar dalam bacaan imam shalat yang tartil dan merdu, itu adalah bentuk tilawah yang dianjurkan,” jelasnya.

2. Orang yang Memahami Makna Al-Qur’an

Tidak cukup hanya membaca, seseorang juga harus memahami makna dari ayat-ayat yang dibacanya. “Al-Qur’an diturunkan bukan hanya untuk dilantunkan, tetapi juga untuk dipahami dan dijadikan pedoman hidup. Pemahaman terhadap Al-Qur’an dapat diperoleh melalui tafsir dan pendalaman ilmu agama,” tambahnya.

3. Orang yang Bertadabbur terhadap Al-Qur’an

Dalam ceramahnya, ia menegaskan pentingnya bertadabbur atau merenungkan makna ayat-ayat Al-Qur’an. “Allah SWT dalam Al-Qur’an berulang kali mengingatkan pentingnya bertadabbur. Dalam firman-Nya disebutkan:

Maka apakah mereka tidak mentadabburi Al-Qur’an, ataukah hati mereka telah terkunci? (QS. Muhammad: 24)

Tadabbur Al-Qur’an berarti merenungkan kandungannya dan mencari hikmah di balik setiap ayat yang dibaca. Dengan bertadabbur, seorang Muslim akan lebih memahami nilai-nilai Islam yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya lebih lanjut.

4. Orang yang Mengamalkan Al-Qur’an dalam Kehidupan Sehari-hari

Setelah membaca, memahami, dan mentadabburi Al-Qur’an, langkah berikutnya adalah mengamalkannya dalam kehidupan.

“Islam mengajarkan bahwa ilmu tanpa amal ibarat pohon tanpa buah. Seorang Muslim yang baik akan berusaha menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam setiap aspek kehidupannya, baik dalam ibadah, muamalah, maupun akhlak,” katanya.

5. Orang yang Bertakwa kepada Allah SWT

Kriteria terakhir dari khoirunnas adalah mereka yang paling bertakwa kepada Allah SWT. “Takwa adalah bentuk kesadaran yang mendalam terhadap keberadaan Allah dalam setiap aspek kehidupan. Orang yang bertakwa akan selalu menjaga hubungan baik dengan Allah dan sesama manusia,” ujarnya.

Dari lima kategori khoirunnas di atas, dapat disimpulkan bahwa menjadi manusia terbaik dalam pandangan Islam bukanlah sekadar memiliki pengetahuan agama, tetapi juga harus mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan nyata.

“Seorang Muslim yang baik adalah mereka yang memiliki hubungan yang kuat dengan Al-Qur’an, tidak hanya dalam aspek membaca tetapi juga dalam memahami, mentadabburi, mengamalkan, dan menjadikan ketakwaan sebagai landasan hidupnya,” tegasnya.

Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk terus belajar dan memperbaiki diri agar dapat masuk dalam kategori khoirunnas.

“Dengan demikian, kita tidak hanya memperoleh keberkahan di dunia tetapi juga di akhirat. Semoga kita semua dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama dan mendapatkan ridha Allah SWT,” pungkasnya. (wh)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *