Ramadan dan Revolusi Jiwa

Ramadan dan Revolusi Jiwa
*) Oleh : Dr. Ajang Kusmana

Ramadan adalah bulan tazkyatun nafs, yaitu pembersihan jiwa. Selama sebulan penuh ia mendidik kita agar jiwa kita taat kepada Allah. Meski tidak ada manusiapun yang melihat, kita tetap takut makan dan minum yang bisa membatalkan puasa.

Di bulan mulia ini kita ringan untuk melaksanakan salat malam 11 atau 23 rakaat. Diharapkan dengan sebulan penuh shalat tarawih ini, maka di bulan-bulan lainnya kita juga menjadi ringan untuk shalat malam.

Di bulan suci ini kita ringan untuk mengkhatamkan Al-Qur’an minimal sekali. Diharapkan di bulan-bulan lainnya kita terus membiasakan diri membaca Al-Qur’an, minimal beberapa lembar.

Di bulan Ramadan ini kita ringan untuk bersedekah karena pahala yang berlipat ganda. Di bulan-bulan lainnya kita diharapkan juga ringan untuk bersedekah.

Di bulan Ramadan ini kita ringan berpuasa sebulan penuh lamanya. Di bulan-bulan lainnya diharapkan kita juga bisa berpuasa minimal tiga hari dalam sebulan.

Di bulan suci ini kita dilatih untuk menahan syahwat, berbohong, menfitnah dan hal-hal yang buruk lainnya. Diharapkan kebiasaan baik ini akan terbawa di bulan-bulan lainnya.

Itulah di antara hikmah penguatan atau pembersihan jiwa selama bulan Ramadan. Jiwa kita menjadi kuat dan bersih dalam berhubungan dengan Allah Yang Maha Pencipta. Dengan jiwa yang bersih ini maka hidup akan terasa lapang dan hidup menjadi bahagia.

Seperti diketahui manusia dalam hidup ini mempunyai tiga kekuatan:

Pertama, kekuatan materi (quwwatul madiyah). Kekuatan ini adalah kekuatan yang paling lemah. Tapi kekuatan ini menjadi andalan bagi orang kafir atau orang yang tidak percaya agama. Mereka mengandalkan kekuatan fisik atau materi untuk menguasai dunia. Lihatlah Amerika menggunakan kekuatan militernya untuk menaklukkan Irak dan Afghanistan (gagal). Begitu juga Israel mengandalkan kedigdayaan militernya untuk menghancurkan Gaza Palestina.

Kedua, kekuatan semangat (quwwatul ma’nawiyah). Kekuatan ini dimiliki juga oleh orang Muslim dan kafir. Kita bisa melihat bagaimana kekuatan Vietnam untuk Merdeka melawan penjajah Amerika. Amerika meski punya persenjataan yang hebat, ternyata kemudian harus takluk dan kalah dalam menghadapi pasukan Vietnam dengan senjata yang sederhana. Semangat yang dimiliki pasukan Vietnam lebih tinggi dari semangat pasukan Amerika.

Ketiga, kekuatan ruhiyah (quwwatur ruhiyah). Kekuatan hubungan dengan Allah ini hanya dimiliki kaum Muslim. Kekuatan ini sangat dahsyat dan sanggup mengalahkan kekuatan materi dan kekuatan semangat. Kekuatan ruhiyah ini akan senantiasa menyala dan tidak takut menghadapi kematian. Inilah rahasia kekuatan yang dimiliki pasukan Hamas dalam menghadapi pasukan Israel. Pasukan zionis lari terbirit-birit bila menghadapi face to face dengan pasukan Hamas. Dalam peperangan 2024 kemarin, selain pasukan Israel banyak dilanda stress, mereka juga banyak yang bunuh diri setelah peperangan.

Kekuatan ruhiyah ini juga dimiliki pahlawan-pahlawan Islam di tanah air Ketika melawan penjajah kafir Portugis dan Belanda. Semangat Allahu Akbar selalu menyala menjadikan pahlawan Indonesia tidak takut mati meski hanya bersenjata bambu runcing, keris atau senjata sederhana lainnya. Mereka tidak gentar menghadapi pasukan Belanda yang dilengkapi dengan tank, pesawat dan senjata otomatis lainnya. Dengan semangat jihad yang tinggi akhirnya Belanda pun terusir dari tanah air.

Dalam era modern sekarang, semangat ruhiyah ini mesti terus ditumbuhkan. Kekuatan hubungan dengan Allah menjadikan seorang pelajar tak kenal Lelah dalam mencari ilmu. Begitu juga bagi seorang dai atau ulama dengan semangat ruhiyah ini akan terus bersemangat menyebarkan ilmunya, meski menghadapi banyak tantangan. Menjadi guru atau dosen adalah kewajiban. Baik dibayar atau tidak, ia akan terus bersemangat membagi ilmunya.

Semangat ruhiyah ini tentu makin tinggi di bulan Ramadhan. Semangat inilah yang menjadikan kita tidak merasakan lapar dan dahaga Ketika seharian penuh puasa. Semangat inilah yang menjadi kita kuat shalat tarawih, membaca Al-Qur’an dan lain-lain.

Di zaman Rasulullah saw, kekuatan ruhiyah ini menjadikan pasukan Islam menang gilang gemilang dalam peperangan Badar. Padahal saat itu kaum Muslim jumlah hanya sekitar 300 melawan pasukan kafir yang jumlahnya 1000 orang.

Kekuatan ruhiyah ini yang juga mengilhami KH Hasyim Asyari dalam mengembangkan Islam di tanah air. Nahdhatul Ulama tidak akan menjadi besar seperti sekarang ini, bila para ulama tidak mempunyai kekuatan ruhiyah yang hebat.

Begitu pula Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan dengan kekuatan ruhiyah yang luar biasa. Kiyai Dahlan ingin mengembangkan Pendidikan Islam di tanah air melawan Pendidikan sekuler Belanda. Kiai Dahlan ingin menolong kaum pribumi Muslim agar tidak dihinakan terus oleh pemerintah kafir Belanda. Kekuatan ruhiyah Islam ini juga yang menjadikan Kiyai Dahlan berani menantang berdebat beberapa kali pendeta dari Belanda.

Kini, kekuatan ruhiyah telah melemah di kalangan kaum Muslim Indonesia. Di kalangan pejabat, kekuatan ini terus melemah dan digantikan dengan kekuatan atau semangat materi. Ketika orang menjabat pemerintahan tidak lagi tujuannya untuk menyebarkan Islam di Tanah Air, tapi tujuannya hanya untuk dapat materi sebanyak-banyaknya atau pangkat setinggi-tingginya.

Motivasi materi ini akhirnya menjadi mereka menjadi rakus harta dan rakus jabatan. Kerakusan inilah yang menyebabkan terjadinya korupsi dan kurangnya empati kepada orang miskin. Al-Qur’an mengingatkan, ”Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya dan sungguh merugi orang yang mengotori jiwanya.”

Dengan jiwa yang bersih, maka kekuatan ruhiyah akan terus menyala dan inilah yang menjadi penyebab kemuliaan Islam. Para Nabi dan Rasul, salah satu tugasnya adalah membersihkan atau menyucikan jiwa manusia. Jika jiwa manusia kotor, penuh dengan kesombongan, dengki, rakus dan lain-lain maka ia akan menjadi perusak manusia lain.

Sedangkan orang yang jiwanya bersih, penuh dengan keikhlasan, kejujuran, qanaah dan lain-lain, ia akan memberi kebahagiaan orang lain. Dari sinilah masyarakat atau bangsa akan tumbuh menjadi baik atau buruk. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *