Tanpa terasa, waktu berlalu begitu cepat. Seakan baru kemarin kita menyambut bulan Ramadan dengan penuh kegembiraan, harapan, dan doa.
Bulan yang dinanti-nanti ini kini perlahan mulai beranjak meninggalkan kita. Seperti tamu istimewa yang datang membawa cahaya keberkahan, Ramadan tak terasa sudah berada di penghujungnya.
Malam-malam yang penuh ketenangan dan kesejukan, siang hari yang sarat dengan ibadah dan pengharapan, serta detik demi detik yang menyimpan begitu banyak kesempatan untuk meraih ampunan, sebentar lagi akan menjadi kenangan.
Kita akan kembali menjalani kehidupan seperti biasa, dengan rutinitas yang sama seperti sebelum Ramadan datang. Namun, pernahkah kita bertanya pada diri sendiri, sudahkah kita memanfaatkan Ramadan ini dengan sebaik-baiknya?
Ataukah justru kesibukan duniawi masih menyita sebagian besar perhatian kita, hingga kita lupa bahwa Ramadan adalah momentum untuk mendekatkan diri kepada Allah? Apakah kita benar-benar merasakan keistimewaan bulan ini, atau hanya sekadar melewatinya tanpa ada perubahan berarti dalam hati dan perilaku kita?
Sungguh, tidak ada jaminan bahwa kita akan kembali dipertemukan dengan Ramadan di tahun depan. Siapa yang bisa memastikan umurnya masih cukup panjang untuk kembali merasakan nikmatnya berbuka bersama keluarga, indahnya salat tarawih berjamaah, dan hangatnya malam-malam yang dipenuhi doa serta harapan?
Maka, sebelum Ramadan benar-benar pergi, mari kita merenung sejenak. Apakah kita sudah berusaha menjadi pribadi yang lebih baik? Apakah kita sudah benar-benar memanfaatkan bulan penuh rahmat ini untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah dan sesama?
Sisa waktu yang ada hendaknya kita gunakan sebaik-baiknya. Mari kita tutup Ramadan ini dengan memperbanyak doa yang tulus, istighfar yang mendalam, serta harapan yang besar akan pengampunan dari Allah.
Mari kita tingkatkan ketakwaan, memperbaiki ibadah, serta berjanji pada diri sendiri untuk terus menjaga kebaikan yang telah kita bangun selama bulan suci ini.
Sebab, Ramadan memang tak pernah menjanjikan pertemuan berikutnya, tetapi ia selalu meninggalkan pelajaran berharga bagi hati yang ingin merenung dan memperbaiki diri.
Semoga Allah menerima setiap amal kebaikan yang telah kita lakukan, mengampuni kekurangan dan kelalaian kita, serta memberi kita kesempatan untuk bertemu kembali dengan Ramadan yang lebih indah di tahun-tahun mendatang. Aamiin.
اللهم إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah, sungguh Engkau adalah Dzat yang Maha Pemaaf dan menyukai kemaafan. Oleh karena itu, maafkanlah aku.” (*)