Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Indonesia 2025 sekaligus menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML) meresmikan Gedung An Nadhafah, sebuah Tempat Pembuangan Sampah (TPS) limbah domestik terpadu yang telah menerapkan sistem pemilahan sampah secara menyeluruh.
Peresmian yang berlangsung pada Jumat (20/2025) ini, menjadi bukti konkret komitmen RSML dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup, serta memperkuat peran fasilitas kesehatan dalam mendukung pengelolaan limbah yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Gedung An Nadhafah dibangun dengan pendekatan ramah lingkungan dan dilengkapi sistem pemilahan sampah menjadi tiga kategori utama, yaitu sampah basah (organik), sampah kering (anorganik), dan sampah botol atau plastik.
Penerapan sistem ini sejalan dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) serta mendukung target nasional dalam pengurangan volume sampah dan emisi gas rumah kaca dari sektor residu.
Sebagai bentuk simbolis dari semangat pelestarian lingkungan, kegiatan peresmian turut diisi dengan penanaman pohon secara bersama oleh Direktur RSML, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lamongan, serta Majelis Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (MLHPB) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan.
Dalam sambutannya, Direktur RSML, dr. Asro Abdih, Sp.U., menegaskan bahwa pengelolaan sampah di lingkungan rumah sakit bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap kesehatan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan.
Dia juga menegaskan pentingnya menjadikan budaya ramah lingkungan sebagai identitas RSML.
“Kita ingin budaya peduli lingkungan menjadi bagian dari karakter RSML. Dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan, kami bermimpi RSML bisa menjadi paru-paru Lamongan, tidak hanya menjadi tempat layanan kesehatan, tetapi juga pusat edukasi dan aksi nyata dalam pelestarian lingkungan,” ungkap dr. Asro.
Senada, Inganatul Muhimmah, S.T., M.T., perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan, menyampaikan apresiasi atas inisiatif RSML yang dinilainya telah memberikan contoh konkret peran aktif lembaga kesehatan dalam menyelesaikan persoalan lingkungan, khususnya pengelolaan sampah di tingkat institusi.
“Sampah saat ini menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar kedua dari sektor residu. Apa yang dilakukan RSML menunjukkan kesadaran dan komitmen nyata dalam pengelolaan lingkungan, terutama di lingkup fasilitas pelayanan kesehatan,” tegas Inganatul.
Dia juga menambahkan bahwa aksi sederhana seperti menanam pohon bisa memberikan dampak besar terhadap peningkatan kualitas udara dan penyerapan karbon dalam jangka panjang.
Pihak MLHPB PDM Lamongan juga menyampaikan dukungan terhadap langkah RSML. Menurut mereka, kolaborasi lintas sektor seperti ini sangat penting untuk mendorong penguatan ekosistem lingkungan yang sehat dan berkelanjutan di wilayah Lamongan.
Melalui peresmian Gedung TPS An Nadhafah ini, RS Muhammadiyah Lamongan berharap dapat menjadi pelopor sekaligus inspirasi bagi institusi-institusi lainnya.
Baik rumah sakit, sekolah, maupun lembaga publik dalam mewujudkan sistem pengelolaan sampah dan lingkungan yang lebih terstruktur, terintegrasi, dan berdampak luas bagi masyarakat. (bagus pribadi)
