Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang menjadi sumber utama petunjuk, bimbingan, dan arahan bagi seluruh umat manusia. Sebagai kitab suci yang sempurna, Al-Qur’an mengandung nilai-nilai kehidupan yang dapat membentuk pribadi yang unggul dan profesional dalam setiap aspek kehidupan.
Oleh karena itu, bulan suci Ramadan menjadi momen yang tepat bagi umat Islam untuk semakin mendekatkan diri kepada Alquran dengan memperbanyak membaca, memahami, dan mengamalkan ajaran-ajarannya.
Pesan tersebut disampaikan oleh Dr. HM. Sulthon Amien, owner Parahita Diagnostic Center, dalam acara Safari Ramadan yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Selasa (18/3/2025).
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di lingkungan universitas dan dihadiri oleh seluruh pimpinan serta karyawan unit bisnis dan usaha UMM.
Dalam kesempatan tersebut, Sulthon menekankan bahwa Al-Qur’an bukan sekadar untuk dibaca dan dihafalkan, tetapi juga harus dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadan, sehingga berlomba-lomba dalam membaca dan mengkhatamkan 30 juz Al-Qur’an merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Namun, lebih dari sekadar menghafalnya, memahami dan mengamalkan setiap ayat yang dibaca jauh lebih penting,” ujar wakil ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatm ini.
Menurutnya, seorang muslim yang bekerja dengan amanah dan ikhlas adalah bagian dari pengabdian kepada Allah SWT. Sikap profesionalisme dalam pekerjaan yang didasarkan pada nilai-nilai Islam akan membawa keberkahan dan pahala. Selain itu, menghadapi tantangan dan ujian dalam dunia kerja dengan penuh kesabaran juga merupakan bagian dari ibadah.
“Seorang muslim yang profesional tidak hanya unggul dalam keterampilan dan keahliannya, tetapi juga memiliki karakter kuat yang bersumber dari ajaran Al-Qur’an,” tambahnya.
Lebih lanjut, Sulthon menegaskan bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk menjadi individu yang terbaik dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam dunia kerja. Sebagai bagian dari Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), seluruh dosen, staf, dan karyawan di lingkungan UMM harus memiliki etos kerja yang tinggi dan berusaha memberikan yang terbaik dalam tugas dan tanggung jawabnya.
“Bulan Ramadan adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan kualitas kerja dan spiritualitas, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat,” katanya.
Ia juga menuturkan sebuah kisah dari Nabi Muhammad saw, di mana seorang fakir miskin datang kepada beliau karena melanggar larangan di bulan Ramadan. Nabi dengan penuh kesabaran menjelaskan kafarat atau denda yang harus dibayarkan akibat pelanggaran tersebut.
Kafarat itu meliputi memerdekakan budak, berpuasa dua bulan berturut-turut, atau memberi makan 70 fakir miskin. Namun, karena lelaki tersebut tidak mampu menunaikan salah satunya, Nabi justru memberikan dua kantong besar kurma untuk dibagikan kepada tetangganya.
Namun, lelaki itu tetap enggan melakukannya karena merasa lebih membutuhkan kurma tersebut. Nabi kemudian tersenyum dan membiarkan lelaki itu mengambil kurma tersebut untuk dirinya sendiri.
“Kisah ini memberikan hikmah besar bagi umat Islam. Islam adalah agama yang memudahkan dan tidak membebani umatnya dengan kewajiban yang tidak mampu mereka laksanakan. Namun, di sisi lain, setiap muslim juga harus berusaha dan berprasangka baik kepada Allah dalam setiap keadaan yang dihadapinya,” jelas Sulthon.
Di akhir ceramahnya, Sulthon mengajak para hadirin untuk merenungkan berbagai peristiwa besar yang terjadi dalam sejarah Islam dan Indonesia yang bertepatan dengan bulan Ramadan.
Beberapa di antaranya adalah Perang Badar yang menjadi tonggak kemenangan umat Islam, Fathul Makkah yang menandai kemenangan besar dakwah Islam, serta Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada bulan Agustus 1945, yang tidak terlepas dari perjuangan panjang yang didukung oleh semangat Ramadan.
“Dengan semangat Ramadan, kita berharap agar bangsa Indonesia mampu terus bangkit dan menjadi negara yang kuat, berdaya saing, serta memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” harapnya.
Melalui Safari Ramadan ini, diharapkan seluruh sivitas akademika UMM dapat semakin mengokohkan keimanan, meningkatkan profesionalisme, serta menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman utama dalam bekerja dan berkontribusi bagi umat dan bangsa. (*/wh)