Transformasi Masjid Muhammadiyah: Dari Tempat Ibadah Menuju Pusat Solusi Masyarakat

Transformasi Masjid Muhammadiyah: Dari Tempat Ibadah Menuju Pusat Solusi Masyarakat

Muhammadiyah terus membuktikan perannya sebagai pelopor perubahan dengan menghadirkan masjid yang tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan yang relevan bagi masyarakat.

Hal ini ditegaskan oleh Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal, dalam peresmian Masjid Al-Musannif ke-50 di Tabligh Institute pada Ahad (19/1/2025).

Masjid Al-Musannif, yang berdiri di atas lahan dengan total luas bangunan 510 meter persegi, menjadi simbol visi Muhammadiyah untuk menciptakan masjid yang berfungsi sebagai One Stop Solution.

Fathurrahman menjelaskan, masjid ini dirancang untuk menghadirkan berbagai kegiatan yang tidak hanya bersifat keagamaan, tetapi juga menjawab berbagai kebutuhan masyarakat, seperti pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan aktivitas sosial lainnya.

“Masjid ini harus hadir sebagai solusi bagi masyarakat. Oleh sebab itu, kami membawa semangat One Stop Solution, sehingga masjid tidak hanya menjadi tempat sholat, tetapi juga menjadi pusat aktivitas yang memberikan dampak positif bagi berbagai persoalan yang ada di masyarakat,” ungkap Fathurrahman.

Selain fungsi sosial, masjid juga diharapkan menjadi ruang inklusif yang mampu merangkul generasi muda.

Menurut Fathurrahman, keberlanjutan gerakan Muhammadiyah sangat bergantung pada keterlibatan anak muda dalam dinamika dakwah.

“Gerakan Muhammadiyah harus terus dinamis dan visioner. Jika kita mengabaikan anak muda, maka kita akan kehilangan masa depan. Oleh karena itu, masjid harus menjadi tempat yang menarik bagi mereka untuk berkumpul, belajar, dan berkontribusi,” tegasnya.

Keunikan Masjid Al-Musannif tidak hanya terletak pada konsepnya, tetapi juga pada desain arsitekturnya yang futuristik.

Pembangunan masjid ini melibatkan kerja sama dengan berbagai pihak, mencerminkan semangat kolaborasi yang menjadi ciri khas gerakan Muhammadiyah.

Fathurrahman berharap sinergi ini dapat terus berlanjut dalam pembangunan masjid-masjid lain di masa depan.

“Semoga kolaborasi yang telah terjalin ini menjadi mata rantai perjuangan Muhammadiyah dalam menyebarkan dakwah Islam yang autentik dan tulus. Masjid-masjid yang kita bangun harus menjadi pengingat akan nilai-nilai dasar Muhammadiyah, terutama di tengah era disrupsi yang penuh tantangan ini,” ujarnya.

Fathurrahman menambahkan, masjid tidak hanya menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga menjadi tempat untuk merefleksikan semangat gerakan Muhammadiyah.

Dalam pandangannya, masjid yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan zaman adalah wujud dari dakwah yang menyeluruh.

Dengan diresmikannya Masjid Al-Musannif, Muhammadiyah berharap dapat melanjutkan tradisi panjangnya dalam membangun tempat ibadah yang memberikan manfaat nyata bagi umat.

Masjid ini menjadi bukti bahwa Muhammadiyah selalu berusaha memberikan solusi terbaik bagi masyarakat, sekaligus memperkuat peran masjid sebagai pusat perubahan sosial. (bhisma)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *